PGI.OR.ID – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar bersama rombongan Rabu (23/12) siang berkunjung ke kantor Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia di Grha Oikoumene di Jl. Salemba 10, Jakarta Pusat.
Dalam kunjungannya, Komjen Boy menyampaikan terima kasihnya karena dalam rangkaian kunjungan ke sejumlah lembaga keagamaan, mengapreasiasi langkah yang telah dilakukan PGI karena telah membentuk gugus tugas lintas agama untuk mempermudah komunikasi BNPT dengan agama-agama di seputar penyebarluasan intoleran di Indonesia. “Saya ingin komunikasi tersebut menjadi lebih efektif dengan pimpinan-pimpinan lembaga keagamaan. BNPT dalam melaksanakan UUD, Pasal 45 no 15, mengenai teroris. Yaitu, pertama membangun kesiapsiagaan masyarakat untuk menangkal radikalisme, melakukan kontra radikalisasi dan melawan deradikalisasi,” katanya.
Komjen Boy juga menambahkan, memohon dukungan pemuka agama, karena isu-isu agama sering diserempetkan untuk kasus radikalisasi. “Oleh karena itu, seharusnya BNPT ini menjadi mitra untuk lembaga agama. Hal yang perlu diluruskan adalah adanya missed informasi tentang pemahaman agama terkait kasus terorisme. Ini perlu disinergikan dengan semua pihak. BNPT ini fokus agar upaya ini perlu dioptimalkan. Hal ini untuk menciptakan semangat kerukunan dan saling menghargai. Jadi suasana kerukunan dan toleransi ini perlu dipelihara,” ujarnya.
Selain itu, BNPT meminta tokoh-tokoh untuk menjaga keseimbangan ini. “Pada kesempatan ini, menjelang perayaan Natal, kita mendorong untuk aparat hukum dan keamanan untuk memaksimalkan dan membangun suasana damai sehingga perayaan dan ibadah natal dapat berjalan dengan damai. Kehadiran kami adalah memperkuat komunikasi dengan tokoh-tokoh agama karena BNPT sering dibenturkan dengan isu-isu agama ini. Kita ingin terus memelihara Indnoesia yang damai dan aman, tenteram dan sejahtera. Syarat nya bagaimanan bisa menjalankan rasa damai ini dalam program-program Pemerintah dan bersinergi dengan lembaga keagamaan, itulah yang kami kerjakan saat ini,” tandasnya.
Kunjungan BNPT ke kantor PGI diterima oleh Majelis Pekerja Harian (MPH) PGI, antara lain Ketua Umum Pdt. Gomar Gultom, Sekretaris Umum Pdt. Jacky Manuputty, Wakil Sekretaris Umum Pdt. Krise Gosal dan Wakil Bendahara Umum Arie Moningka beserta sejumlah Kepala Biro dan Sekretaris Ekeskutif.
Pdt. Gomar Gultom menyampaikan apresiasinya atas kunjungkan BNPT dan menyampikan bahwa salah satu akar radikalisasi adalah agama. “Di Kristen pun sudah ada akar-akar radikalisasi tersebut. Apalagi di Eropa. Semua agama mempunyai bibit itu. PGI melihat ada dua pendekatan yang salah diartikan. Pendekatan terhadap teks Alkitab. Hal ini membuat kaum fundamentalisme yang berubah menjadi radikalisme. Menag, sejak Lukman Hakim, membuat moderasi tokoh agama. Jika ini dikembangkan di Indonesia, kita semua tokoh-tokoh agama bisa mempunyai pemahaman yang sama. Jadi satgas itu bisa mengkampanyekan kembali moderasi itu,” katanya.
Sementara itu Pdt, Jacky menyampaikan soal pengembangan strategi dan metodologi radikalisme dan terorisme. “Kami melihat ada instrumentalisasi pemuka agama, di mana mereka tidak dilibatkan sejak awal dalam penanggulangan ini. Memang ada metode yang sudah dibuat, tapi spectrumnya itu tidak sama. Hal itu terjadi karena tidak melibatkan agama-agama. Pengembangan metodologi terkait hal ini sudah banyak, tapi pendekatan dengan pemuka sangat berbeda. Jadi perlu ada pendekatan peace building. Telah lama kita terjebak dengan ideologi persatuan dan kesatuan, tapi kita sudah lupa tentang kebhinekaan ini. Jadi kami meminta mitra kerja PGI untuk bisa menyampaikan kebhinekaan ini dalam basis budaya. Kami harap BNPT menjadi role model untuk menangkal radikalisasi dan terorisme ini. Kita memang sudah dilatih tentang kemajemukan. Tapi perlu diperkuat kembali yaitu rajutas relasi dari tiap agama dan BNPT,” ujarnya.