Ada litani syukur melantun di pagi putih 25 Mei 2022. Ada mazmur syukur membahana mengoyak Indonesia di pagi bening, 25 Mei 2022. Tuhan telah mengantar PGI memasuki usia 72 tahun tatkala dunia dipenuhi virus aib noda dan dosa dan PGI tenggelam di dunia kelam nyaris kehabisan napas dan energi.
Kita bersyukur dan ikut bangga atas jejak-jejak karya PGI menoreh sejarah di dunia yang fragile kehilangan identitas. Kita bersyukur Tuhan masih menjadikan alatNya menebar kabar kesukaan di dunia kelam, dan tohu wabohu dunia yang rapuh penuh keluh dan peluh.
Gereja adalah ekklesia milik Allah yang diutus mengukir karya prima dan mengumandangkan suara kenabian di pusaran dunia yang rapuh penuh darah dan terluka parah.
Gereja adalah komunitas yang telah di panggil keluar atas prakarsa dan kuasa Allah, keluar dari kekelaman yang mencengkeram, dan masuk ke dalam dunia yang terang benderang untuk memberitakan kabar kesukaan kepada semua makhluk.
Gereja bukan hanya sebuah bangunan kasatmata, sebuah konstruksi yang berdiri diatas sebuah lahan. Gereja pertama-tama adalah perhimpunan orang yang beriman kepada Allah sekaligus sebuah organisasi yang dicurahi percik-percik keilahian. Gereja memiliki dimensi transenden dan sekaligus imanen.
Gereja berada di pusaran dunia bukan untuk dirinya sendiri, bukan sebagai pengamat atau penonton yang menikmati dan atau menganalisis dinamika yang terjadi di tengah dunia. Gereja berada dalam status imperatif dan keterpanggilan ilahi untuk menghadirkan syalom, keadilan dan damai sejahtera bagi seluruh ciptaan.
Gereja tidak berada dalam posisi apatis terlelap, luruh ditelan sekulerisme dan dunia profane, bisu, buta. Serta ignoransi. Gereja hidup dalam posisi stand by siaga bersuara dan bertindak dalam kendali hikmat Allah mengadvokasi, merawat, memberi pastoral, simpati, dan empati, mengupayakan berbagai terobosan, menolong setiap orang yang terbelenggu oleh kebuntuan akibat beragam masalah dan pergumulan yang menindihnya.
Gereja bisa membangun kolaborasi dan aliansi strategis dengan semua orang yang berkehendak baik dalam mewujudkan syalom ditengah dunia, disepanjang rentang hidupnya gereja memberitakan kabar kesukaan sebagai imperatif ilahi dan sebagai wujud panggilan misioner yang takkenal waktu.
Gereja-gereja di level lokal, regional, nasional, global mondial, menjalankan tugas profetisnya dengan sukacita dan penuh pengharapan, dengan tetap memahami aspek-aspek kontekstual .
Tatkala PGI berusia 72 tahun, biarlah PGI tetap menjadi gereja, bukan ormas, parpol, organisasi profesi atau apapun. Tetaplah berjuang bersama agama-agama civil society, dan seluruh potensi bangsa demi terwujudnya keadilan, kemanusiaan, kebebasan beragama, kesetaraan tanpa jemu, tanpa lelah, seperti yang diteladankan dengan sempurna oleh Yesus Kristus Juru selamat umat manusia, Pembebas dan pembaru dunia.
Jakarta, 25 Mei 2022/pk.2.05
Weinata Sairin