JAKARTA,PGI.OR.ID-Sebagai gereja, PGI meyakini demokrasi sebagai kendaran terbaik menuju kemajuan dan kebaikan bangsa. Sebab itu, PGI mendorong agar seluruh warga gereja berpartisipasi penuh dalam Pemilu 2024 dengan menggunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nurani.
Hal tersebut ditegaskan Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom saat menerima kunjungan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari, S.H., M.Si., Ph.D bersama komisioner KPU lainnya, di Grha Oikoumene, Jakarta, pada Senin (16/1/2023).
Lebih jauh dijelaskan Ketum PGI, namun praktik demokrasi dalam Pemilu di Indonesia masih memunculkan kekhawatiran, seperti dengan masih maraknya politik uang. Hal ini tentu mengurangi kualitas dari demokrasi itu sendiri. Kekhawatiran lain, banyak warga gereja yang ikut menjadi kontestan belum menjalankan etika pemilu dengan santun. Demikian pula persoalan terkait partai politik (parpol).
“Saya khawatir kita terjebak dalam demokrasi prosedural, dimana nilai-nilai substansial tak tercermin. Sebab itu saya berdoa meminta Tuhan mengaruniakan keberanian, kesabaran, serta ketahanan bagi Komisioner KPU dalam pelaksanaan pemilu,” ujar Pdt. Gomar Gultom.
Sementara itu, Sekretaris Umum PGI Pdt. Jacklevyn Fritz. Manuputty mengapresiasi kehadiran pimpinan KPU karena bertepatan dengan momentum ketika PGI sedang menyiapkan literasi politik kepada umat jelang Pemilu 2024.
“KPU telah menetapkan 14 Februari 2024 sebagai pelaksanaan Pemilu. Pemilihan serentak ini akan menguji KPU dan semua sinergi untuk pelaksanaannya, dan PGI terpanggil untuk ambil bagian dalam rangka mensukseskan Pemilu sebagai warga negara sesuai kapasitasnya,” tandasnya.
Diawal pertemuan, Ketua KPU Hasyim Asy’ari, S.H., M.Si., Ph.D mengungkapkan, kunjungan yang merupakan bagian dari silaturahmi ke sejumlah lembaga keumatan ini, dalam rangka memohon dukungan PGI untuk bersinergi mewujudkan Pemilu 2024 dapat berjalan aman, demokratis, dan berintegritas.
“KPU tak bisa jalan sendirian, tetapi butuh dukungan dari berbagai lembaga kemasyarakatan. Sering kami sampaikan kepada publik bahwa Pemilu adalah arena konflik yang sah untuk memperoleh dan memperjuangkan kekuasaan. Konflik itu biasa dalam pemilu, tetapi harus dihindari penggunaan kekerasan fisik maupun verbal,” katanya.
KPU pun melihat kesamaan tugas dengan PGI yaitu untuk melayani masyarakat. “Maka sinergitas dengan PGI sebagai lembaga umat sangat penting, sehingga pesan-pesan kepemiluan bisa diperluas resonansinya oleh lembaga-lembaga seperti PGI yang punya Jemaah,” ujar Hasyim Asy’ari.
Pada kesempatan itu, dia juga menggungkapkan ada dua visi besar KPU yaitu pemilu sebagai sarana integrasi bangsa, dan musyawarah besar bangsa Indonesia. “Secara design kepemiluan, pemilu serentak ini bisa jadi instrumen integrasi bangsa. Selain Pemilu ada pemilihan gubernur, walikota, dan lainnya. Pemilu sebagai musyawarah besar bangsa Indonesia. Pemilu tak bertentangan dengan Pancasila. Sarana musyawarah, karena masing-masing warga negara diberi kesempatan untuk bersura melalui surat suara,” katanya.
Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu, juga mendiskusikan sejumlah hal diantaranya terkait kerawanan pemilu, partisipasi pemilih pemula dalam pesta demokrasi, juga pemilu di Papua.
Sebelumnya, pimpinan KPU telah melakukan kunjungan ke PP Muhammadiyah, PBNU, dan Majelis Tinggi Agama Konghucu, dalam rangka membangun dukungan untuk kesuksesan Pemilu 2024.
Pewarta: Markus Saragih