PGI

  • Tentang PGI
  • Sinode Gereja Anggota PGI
  • Biro & Bidang
    • Keadilan dan Perdamaian
    • Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan
    • Keesaan dan Pembaruan Gereja
    • Biro perempuan dan Anak
    • Biro Pemuda dan Remaja
    • Biro Penelitian dan Pengembangan
    • Biro Papua
    • Biro Pengurangan Risiko Bencana
    • Pelayanan Komunikasi Masyarakat
  • NEWS
    • Warta PGI
    • Berita Gereja
    • Indonesia
    • Dunia
    • Siaran Pers
    • Info
    • Pokok Doa
    • Opini

PGI

  • Tentang PGI
  • Sinode Gereja Anggota PGI
  • Biro & Bidang
    • Keadilan dan Perdamaian
    • Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan
    • Keesaan dan Pembaruan Gereja
    • Biro perempuan dan Anak
    • Biro Pemuda dan Remaja
    • Biro Penelitian dan Pengembangan
    • Biro Papua
    • Biro Pengurangan Risiko Bencana
    • Pelayanan Komunikasi Masyarakat
  • NEWS
    • Warta PGI
    • Berita Gereja
    • Indonesia
    • Dunia
    • Siaran Pers
    • Info
    • Pokok Doa
    • Opini
  • Tentang PGI
  • Sinode Gereja Anggota PGI
  • Biro & Bidang
    • Keadilan dan Perdamaian
    • Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan
    • Keesaan dan Pembaruan Gereja
    • Biro perempuan dan Anak
    • Biro Pemuda dan Remaja
    • Biro Penelitian dan Pengembangan
    • Biro Papua
    • Biro Pengurangan Risiko Bencana
    • Pelayanan Komunikasi Masyarakat
  • NEWS
    • Warta PGI
    • Berita Gereja
    • Indonesia
    • Dunia
    • Siaran Pers
    • Info
    • Pokok Doa
    • Opini

PGI

PGI

  • Tentang PGI
  • Sinode Gereja Anggota PGI
  • Biro & Bidang
    • Keadilan dan Perdamaian
    • Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan
    • Keesaan dan Pembaruan Gereja
    • Biro perempuan dan Anak
    • Biro Pemuda dan Remaja
    • Biro Penelitian dan Pengembangan
    • Biro Papua
    • Biro Pengurangan Risiko Bencana
    • Pelayanan Komunikasi Masyarakat
  • NEWS
    • Warta PGI
    • Berita Gereja
    • Indonesia
    • Dunia
    • Siaran Pers
    • Info
    • Pokok Doa
    • Opini
Berita
Home Archive by Category "Berita"

Category: Berita

BeritaUtama
November 11, 2021

Obituari : Pdt. Stephen Suleeman dan Suara Kepada yang Terbungkam

Senin (8/11) pagi tersiar kabar duka berpulangnya Pdt. Stephen Suleeman, M.A., Th.M lewat Instagram Sekolah Tinggi Filsafat Theologi (STFT) Jakarta. Dukacita seketika menyambar. Ada rasa kehilangan yang dalam bagi banyak teman yang mengenalnya.

Stephen Suleeman, lahir pada 17 Maret 1954, meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Ia tercatat sebagai dosen tetap yang mengajar Teologi dan Komunikasi serta Ilmu-ilmu Sosial, dan kepala unit pendidikan lapangan di STT Jakarta, sejak 1987. Sebagai pendeta, ia aktif melakukan pelayanan di GKI Gading Indah. Selain itu sejak 2008, Almarhum juga tercatat sebagai salah satu pendiri Wikimedia Indonesia. Menjadi anggota dewan pengawas Wikimedia Indonesia di tahun 2011-2012.

Almarhum punya banyak sahabat karena kepribadiannya yang hangat dan kepeduliannya terhadap kelompok marjinal. Sekretaris Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty di laman Facebooknya menulis tentang almarhum ketika memasuki emeritus April 2019 silam.

Bung Steve Suleeman (begitu beta memanggilnya) adalah sahabat bagi banyak orang. Bawaannya tenang, seringkali kocak, dan melebur dengan siapa saja. Karakternya mengingatkan beta pada almarhum ayahnya, Pdt. Clement Suleeman, seorang dosen dan pendamping mahasiswa yang menjadi favorit mahasiswa STT Jakarta pada era 80-an, ketika beta bersekolah di situ.

Dalam tulisan itu, digambarkan Pdt. Jacky bahwa Almarhum dan ayahnya menjadi contoh pelayan yang secara total memberi diri kepada mereka yang dilayani. “Tak mengherankan jika ratusan orang menghadiri ibadah syukur emeritasi bung Steve waktu itu. Mereka datang dari berbagai latar belakang dan tempat karena mereka mengasihinya. Selain warga jemaat dan komunitas pendeta, juga ada teman-teman LGBT juga hadir kala itu, bahkan sahabat karib Bung Steve yang bergelut pada isu advokasi LGBT, yaitu Ustadz Aan Anshori, turut hadir jauh-jauh dari Jombang untuk menghadiri acara emeritasi.”

Pelayanan almarhum pada kaum terpinggirkan digambarkan dalam tulisan itu cukup terang dan menjelaskan apa yang dilakukannya.

“Memberikan Suara Kepada Yang Terbungkam,” adalah tema ibadah emeritasi Bung Steve. Pilihan tema ini  membingkai dengan tepat totalitas dan dedikasi Bung Steve bagi ‘kaum terbungkam.’ Pilihan pengabdian yang sering membawanya menjalani jalan-jalan sunyi, terutama ketika komunitas yang didampinginya merupakan orang-orang yang keberadaannya sering ditolak, termasuk oleh kalangan gereja. Kaum LGBT adalah kelompok yang telah merengkuh empati dan dedikasi Bung Steve sebagai pelayan selama sekian tahun terakhir. Dalam pendampingan terhadap mereka, Bung Steve kerap dinista namun ia menerimanya dengan lapang dada.

Rupanya makna Amsal 31: 8-9 yang diuraikan melalui khotbah dialog antara Pdt. Robert Setyo dan Bung Steve  merupakan salah satu pilar sandaran Bung Steve ketika mengelola spiritualitas pembelaannya bagi komunitas terbungkam.

 “Bukalah mulutmu untuk orang yang bisu, untuk semua orang yang merana (31:8) Bukalah mulutmu, ambillah keputusan secara adil dan berikanlah kepada yang tertindas dan yang miskin hak mereka (31:9).  Kedua ayat ini tak mengindikasikan polarisasi gender, agama, ataupun suku bangsa. Karenanya, pembelaan terhadap yang terkucilkan adalah panggilan advokasi kemanusiaan yang lintas batas seutuhnya. “Yesus menjadi teman untuk yang lemah dan terkucilkan,” kata Bung Steve. “Allah juga dalam perjanjian pertama mengambil sikap berada bersama yang gagal dan berdosa”, ungkap Pdt. Robert Setyo dalam penggalan dialog mereka. Keduanya sepakat bahwa ketidakpedulian kita terhadap komunitas-komunitas seperti ini terkadang bertumpu pada rasa takut kita untuk berjalan di jalan sunyi. Bung Steve telah melampaui rasa takut itu, sebagaimana ia telah lampaui ketakutan akan keterpurukan kesehatan yang mengharuskannya menjalani proses cuci darah dua kali dalam seminggu. Di penghujung khotbah dialog, keduanya bersepakat untuk meminta kita keluar dari ketakutan kita, semakin terbuka bagi orang-orang yang berbeda dengan kita dan terkucilkan.

Kepribadian yang hangat dan peduli yang dicerminkan almarhum diwujudkan pula dalam dukungan pada GKI Yasmin. Ia beberapa kali memimpin ibadah GKI Yasmin, baik di rumah-rumah jemaat maupun di seberang Istana Merdeka, Jakarta. Juga aktif menjadi pendamping pihak GKI Yasmin ketika mereka memperjuangkan haknya untuk beribadah di gereja mereka sendiri dan aman dari kelompok masyarakat yang menolak keberadaan mereka.

Di masa pandemi, perhatian Pdt. Stephen bagi kelompok LGBTIQ tetap besar. Itu ia wujudkan dalam sebuah tulisan berjudul “LGBTIQ dan Perjuangannya Melawan COVID-19.” Di dalamnya Almarhum menggambarkan sejumlah catatan pengalaman transgender dan lesbian, tidak hanya yang Nasrani, tetapi juga Muslim, yang mengalami kerentanan lebih selama pandemi.

Kehilangan besar bagi sebagian masyarakat, khususnya yang membela isu-isu kemanusiaan, serta kesetaraan dan keadilan gender di Indonesia. Selamat jalan Pdt. Stephen. Terima kasih untuk pengabdian, dedikasi dan semua perhatian bagi kelompok-kelompok yang terpinggirkan.

 

Read More
By markus
Berita
October 11, 2021

Potensi Radikalisme Agama dan Solusi Pencegahannya di Papua

JAKARTA,PGI.OR.ID-Potensi radikalisme agama ada dimana-mana, termasuk di Papua. Sebab itu, untuk meredamnya, budaya damai perlu dihidupkan (satu tungku tiga batu), basis pendidikan Kristen diperkuat, demikian pula media sosial, dan kesenjangan ekonomi harus diminimalisir.

Selain itu, Gereja juga perlu memiliki krisis center, melakukan pemuridan atau pelayanan secara holistik, dan verifikasi kepada pihak luar dari berbagai latarbelakang agama yang ingin berkhotbah di Papua. Para tokoh agama, masyarakat dan daerah harus duduk bersama menyikapi persoalan ini, serta mencarikan solusinya.

Demikian sejumlah catatan penting yang mencuat dalam diskusi kelompok di hari pertama Lokakarya Potensi Radikalisme Agama dan Solusi Pencegahannya bagi Tanah Papua, yang dilaksanakan melalui aplikasi zoom oleh Biro Papua PGI bersama Bidang KKC PGI, pada Senin (11/10/2021).

Sebelumnya, narasumber lokakarya, Staf Ahli KSP bidang SDM Dr. Rini S. Modouw mengungkapkan, dalam upaya pencegahan dan penghapusan radikalisme gereja harus memiliki krisis center dalam menjembatani permasalahan doktrinasi dengan polarisasi perilaku dan perubahan perilaku, serta membentuk satgas anti rasisme agama.

Sementara itu, Koordinator Jaringan Damai Papua Pastor John Bunay melihat, semua pihak, termasuk gereja, perlu mengedepankan dialog, dan membangun jemaat agar tetap memiliki iman yang teguh, agar tidak mudah tergoda oleh iming-iming materi dan sebagainya.

“Ini yang perlu disiapkan. Lalu kelompok yang jadi target radikalisme agama adalah orang muda, Gereja juga perlu mendampingi mereka agar bersatu dan kuat.  Tugas gereja hanya gembalakan lah domba-domba Ku. Kita latih anak muda ini supaya tahu tentang kebenaran itu, lalu betapa pentingnya hidup bersosialisasi, dan mengelola negerinya tanpa harus bergantung kepada orang lain,” jelasnya.

Lokakarya Potensi Radikalisme Agama dan Solusi Pencegahannya bagi Tanah Papua akan berlangsung selama tiga hari (11-13/10). Kegiatan ini dilaksanakan menindaklanjuti langkah-langkah strategis yang telah dirumuskan dalam Konferensi Gereja dan Masyarakat di Sorong, Papua, April 2018 lalu. Lokakarya bertujuan untuk tetap menjaga Papua sebagai tanah yang damai bagi semua makhluk yang mendiami di atasnya.

Di hari kedua (12/10), lokakarya akan diisi paparan materi oleh Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom (Dampak Politik Identitas Terhadap Integrasi Politik, Agama, Suku dan Komunitas Agama), bersama Peneliti Konflik dan Perdamaian LIPI Dra. Sri Yanuarti (Pemberdayaan dan Stimulasi Ekonomi Sebagai Media Radikalisme).

Sedangkan di hari ketiga (13/10), oleh Akademisi UKI Jakarta Dr. Angel Damayanti (Radikalisme dan Penghancuran Kearifan Lokal di Papua), dan Akademisi Universitas Cendrawasih Jayapura Prof. Dr.  M. Hetharia (Penguasaan Kepemilikan Tanah Adat Sebagai Basis Pengembangan Radikalisme di Papua).

 

Pewarta: Markus Saragih

 

Read More
By markus
BeritaBerita PGIIndonesiaUtama
October 6, 2021

Media Kristen harus Banyak Beritakan Soal Cerita Baik Toleransi

JAKARTA, PGI.OR.ID – Aneka ragam pemberitaan soal intoleransi banyak diberitakan oleh media, sementara cerita-cerita baik sedikit yang diberitakan, demikian disampaikan Sunudyantoro, Redpel Koran Tempo saat memberikan materi diskusi “Kiat Menulis Artikel” di Jakarta, Selasa (5/10) melalui zoom. “Media-media apakah itu media Kristen atau bukan harus lebih banyak memberitakan cerita-cerita baik atau sisi lain dari toleransi,” katanya.  Ia menambahkan, dengan adanya lomba menulis artikel dengan tema besar kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) dengan tema khusus Toleransi di Tengah Pandemi menjadi trigger. “Saya berharap media-media kristen banyak menulsi tentang hal ini,” tandasnya.

Lomba Menulis Artikel KBB diselenggarakan oleh Yakoma PGI bersama Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan (KKC) menyasar pada media Kristen dan aktivis KBB. Terdapat 17 artikel sejak diumumkan pada awal September 2021. Saat acara diskusi dan pengumuman cukup banyak peserta yang bertanya kiat menulis artikel/opini.

Beberapa peserta berharap agar kegiatan seperti ini dapat dilakukan secara rutin sehingga membuat jurnalis tertantang dan mendapat pemahaman tentang menulis. “Saya berhharap kegiata ini tidak hanya sekali saja dilakukan oleh Yakoma tapi juga bisa kontinu karena kegiatan seperti ini sangat bagus,” kata Jonro Munthe, Pimred Majalah Narwastu. Sementara menurut Khasan Basri dari IAI Cirebon yang juga mengirimkan tulisannya, mengaku ajang seperti ini menjadi pembelajaran khususnya pemahaman KBB. “Di daerah saya justru saya belajar dari perjumpaan-perjumpaan dengan teman-teman lintas iman. Dan itu berkesan bagi saya dan saya tuangkan dalam artikel.”

Acara diskusi yang dimulai pukul 10.00 WIB pagi dilanjutkan dengan openmic dari para pengirim artikel dan dilanjutkan dengan diskusi yang dibawakan oleh Sunudyantoro.

 

pewarta : Phil

 

 

 

 

 

 

Read More
By markus
BeritaIndonesiaUtama
September 13, 2021

Angka Positif Rate Indonesia Turun!

JAKARTA, PGI.OR.ID – Angka positif rate Covid-19 Indonesia turun. Hal ini menjadi kabar baik bagi penangan secara nasional pandemi. Positivity rate per Minggu (12/9) yaitu 3,05 persen, di bawah angka ideal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 5 persen.

Indikasi menurunnya positivity rate tersebut menandakan rendahnya penularan Corona di suatu wilayah. Indonesia sempat mencapai angka 11,3 persen pada Mei lalu dan hal itu disampaikan juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito. Data berdasar Satgas COVID-19 di bulan Agustus hingga Mei 2021, terdapat positivity rate terendah pada bulan Maret, April, hingga Mei dengan angka 7,7, 8,9, hingga 8,5 persen.

Indonesia pernah mencapai positivity rate pada Juli 2021 lalu kala puncak kasus COVID-19 terjadi, yaitu atas 40 hingga 50 ribu, atau mencapai 30 sampai 40 persen. Artinya, yang tertular Corona di Indonesia sangat tinggi. Dan angka itu melebihi angka di Desember 2020 hingga Januari mencapai 28,8 persen.

Organisasi dunia WHO melaporkan per 8 September 2021, terjadi penurunan drastis positivity rate di Indonesia, dan hal itu menunjukan aktivitas yang baik dari beberap abulan sebelumnya. Data itu mengatakan, pada 30 Agustus – 5 September, angka positivity rate Indonesia menurun menjadi 6,6 persen, dari pekan sebelumnya 12,1 persen.

Ini data dalam seminggu angka positivity rate di Indonesia:

  • Senin (6/9/2021): 4,57 %
  • Selasa (7/9/2021): 4,5 %
  • Rabu (8/9/2021): 4,62 %
  • Kamis (9/9/2021): 4,02 %
  • Jumat (10/9/2021): 3,59 %
  • Sabtu (11/9/2021): 3,49 %
  • Minggu (12/9/2021): 3,05 %

 

Pewarta: Phil

Read More
By markus
BeritaBerita PGIUtama
August 28, 2021

Menkes Sambut Gembira Perubahan RS.PGI Cikini

JAKARTA, PGI.OR.ID – Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunawan Sadikin menyambut gembira proses yang ditempuh RS.PGI Cikini sehingga mampu mengampu rumah sakit kecil di daerah. Hal itu disampaikan Menteri Budi saat bertemu secara virtual dengan MPH-PGI, Pengurus Yayasan Kesehatan (Yakes) PGI Cikini dan Tim Negosiasi BOT RS PGI Cikini, di Jakarta pada Sabtu (28/8).

“Saya harap RS. PGI Cikini menjadi rujukan terbaik secara internasional. Rumah sakit di bawah Kemenkes harus memikirkan apa spesialisasinya, demikian juga dengan rumah sakit swasta lainnya. Rumah sakit juga harus dikembangkan menjadi research hospital, khususnya clinical research dalam kerjasama dengan fakultas kedokteran.  Rumah sakit besar yang di kota harus menjadi pengampu rumah sakit kecil, khususnya di daerah agar keadilan di bidang pelayanan kesehatan. Misalnya RSCM mengampu daerah yang stuntingnya tinggi, seperti di NTT. Saya berharap nanti, RS.PGI Cikini juga ikut mengampu rumah sakit – rumah sakit yang ada di daerah terpencil,” kata Menteri Budi dalam pertemuan virtual tersebut.

Pada kesempatan ini, Menkes menyambut transformasi yang dilakukan oleh PGI atas RS PGI Cikini, termasuk dengan mengundang investor, sejauh tidak ada peraturan yanag dilanggar. “Dan kalau ada hambatan, termasuk peraturan, kami bersedia membantu, silahkan saja disampaikan hambatannya di mana. Saya berharap transformasi RS PGI Cikini ini akan menopang tugas transformasi total kesehatan yang sedang saya emban,”ujarnya Menteri Budi.

Respons Menkes disampaikan setelah mendengarkan perkembangan perubahan RS. PGI Cikini dalam upayanya mereformasi diri, yaitu dengan mengundang investor dalam skema Build Operate Transfer (BOT). Upaya ini dilakukan untuk menuju pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Gereja-gereja terlibat program vaksinasi

Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom juga menjelaskan bahwa gereja-gereja di Indonesia terlibat aktif dalam meresponi pandemi covid-19. “Gereja-gereja juga ikut menyelenggarakan program vaksinasi dengan mengorganisir tenaga kesehatan dan relawan gereja, dalam kerjasam dengan otoritas kesehatan setempat. Sedikitnya 300.000 orang sudah dilayani oleh gereja-gereja,” kata Pdt. Gomar.

Untuk hal tersebut Menteri Budi mengapresiasinya dengan keterlibatan gereja-gereja mendukung program vaksinasi kepada umatnya.

“Kepada saya, Presiden menyemaikan tiga tugas, yaitu mensukseskan vaksinasi, mengatasi pandemi dan reformasi total pelayanan kesehatan Indonesia (primary health, secondary health (RS), health resiliancy, reformasi pembiayaan, reformasi tenaga kesehatan, reformasi teknologi dan informasi kesehatan). Dan terkait dengan program vaksinasi, sangat membutuhkan bantuan gereja, khususnya di daerah terpencil. Akses untuk daerah timur, yang tidak seberuntung Jakarta. Saya berharap  Kementerian Kesehatan dan gereja harus mengatasi bersama-sama. Nanti bisa didaftarkan daerah mana yang membutuhkan perhatian khusus. Papua tentu membutuhkan penanganan tersendiri, di mana gereja lebih mudah masuk,” terang Menteri Budi.

Selain itu, tambah Budi Sadikin, dalam kotbah-kotbah di gereja perlu juga mengedukasi masyarakat perihal covid dan vaksinasi ini. Karena media formal seolah kehilangan arah, dan banyak yang sangat negatif, dipelintir ke kiri dan ke kanan, akibatnya informasi tidak jalan sebagaimana mestinya. “Di sinilah dibutuhkan pencerahan dari para pengkotbah,” ujarnya.

 

Read More
By markus
BeritaIndonesia
August 20, 2021

Ayo Manfaatkan Aplikasi PeduliLindungi

JAKARTA,PGI.OR.ID – Masyarakat diminta untuk memanfaatkan aplikasi www.pedulilindungi.id dengan membuka dan mengisi petunjuk yang ada dalam aplikasi itu guna membantu upaya penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Dengan memanfaatkan aplikasi itu akan sangat membantu proses pelacakan digital sebagai salah satu upaya utama menangani pandemi.

“Aplikasi ini mengandalkan kepedulian masyarakat untuk saling melindungi, dengan cara membagikan data lokasinya saat bepergian agar penelusuran riwayat kontak dengan penderita Covid-19 dapat dilakukan. Dengan demikian, memudahkan pemerintah untuk mengidentifikasi dan mendeteksi masyarakat melalui lacak data lokasi dan informasi secara digital,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Rabu (18/8).

Pedulilindungi.id adalah aplikasi yang dikembangkan Pemerintah melalui kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB), dan operator telekomunikasi. Aplikasi ini dapat melakukan pelacakan digital untuk menghentikan penyebaran Covid-19.

Saat membuka pedulilindungi.id dan mengsinya maka pengguna akan mendapatkan notifikasi jika berada di keramaian atau di kawasan zona merah. Pengguna juga akan mendapatkan peringatan jika di lokasi mereka berada terdapat orang yang terinfeksi Covid-19 positif atau ada Pasien Dalam Pengawasan.

Menteri Johnny menambahkan, bahwa aplikasi tersebut terhubung dan terintegrasi dengan sistem dan basis data Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Melalui fitur pindai QR Code, aplikasi ini juga akan bisa melacak data masyarakat yang sudah tervaksinasi dan menampilkan hasil Testing (Tes PCR atau Swab Antigen).

Selain itu, aplikasi tersebut memiliki beberapa fitur lain yang bermanfaat untuk masyarakat, seperti sertifikat vaksin, fitur E-Hac, Informasi Zona Risiko, Paspor Digital, dan fitur lain. Beragam fitur ini berperan penting dalam mendukung upaya pemerintah melaksanakan surveilans (pengamatan) kesehatan dan memfasilitasi tatanan kehidupan baru.

Data Aman

Pemerintah, menurut Johnny pun menjamin keamanan data mereka semua data pengguna melalui payung hukum yang kuat. Pemerintah menjamin hal itu melalui Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 253 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Keputusan Menkominfo Nomor 171 Tahun 2020 tentang Penetapan Aplikasi PeduliLindungi Dalam Rangka Pelaksanaan Surveilans Kesehatan Penanganan Covid-19.

Melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, pemerintah juga memastikan bahwa aplikasi tersebut aman dari ancaman peretas (hacker).

“Aplikasi ini aman dan dikembangkan oleh anak bangsa sendiri. Masyarakat sudah bisa mengunduh aplikasi ini secara gratis di Play Store and App Store,” tegasnya.

Pemanfaatan pedulilindungi.id juga memberikan kontribusi positif sebagai sarana screening selama masa PPKM. Dalam masa percobaan pembukaan pusat perbelanjaan pada 9-16 Agustus 2021 lalu, pemerintah memperoleh data 1.015.303 orang yang melakukan check-in pada sistem pedulilindungi.id. Sementara itu, tercatat 619 orang yang ditolak masuk oleh sistem pedulilindungi.id dan tidak diperkenankan masuk ke dalam pusat perbelanjaan.

“Pemerintah akan terus meningkatkan kemampuan dari aplikasi agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjalani kehidupan dengan kebiasaan baru, serta mendukung upaya pemerintah dalam pengendalian pandemi,” terang Johnny.

Dia menambahkan, makin banyak orang yang memasang aplikasi pedulilindungi.id, maka semakin tinggi pula tingkat akurasi deteksi penyebaran virus corona di Indonesia. Untuk itu peran masyarakat melalui aplikasi pedulilindungi.id sangat dibutuhkan untuk membantu penanggulangan sebaran Covid-19 di Tanah Air.

 

Pewarta: Phil

Read More
By markus
BeritaBerita PGIUtama
July 28, 2021

Menkopolhukam Mahfud MD Bertemu Pimpinan PGI Secara Virtual

JAKARTA, PGI.OR.ID – Menteri Kooordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD bertemu dengan Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (MPH PGI) secara virtual di Jakarta, pada Rabu malam (28/7) dengan suasana yang hangat dan terbuka. Menkopolhukam menyampaikan pertemuan virtual dilakukan karena kondisi pandemi yang biasanya dilakukan secara tatap muka dengan lembaga keumatan lainnya. “Kami biasanya bertemu secara tatap muka dengan lembaga keumatan secara langsung namun karena pandemi silahturahim atau menjalin hubungan baik tetap dilakukan. Sebelumnya kami juga bertemu dengan NU, Muhamdiyah, Katolik dan lainnya dan malam ini dengan PGI,” kata Menko Mahfud. Menko Mahfud didampaingi sejumpah Deputi dan Staf Ahli.

Selain Ketua Umum PGI, MPH dan staf PGI lain yang hadir, antara lain Sekretaris Umum Pdt. Jacky Manuputty, Wakil Sekretaris Umum Pdt. Krise Gosal, Wakil Bendahara Pnt. Arie Moningka, Sekretaris Eksekutif Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan Pdt. Jimmy Sormin, Sekretaris eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian Pdt. Henrek Lokra, Kepala Biro Papua Ronald Tapilatu, Kahumas Philip Situmorang dan Asisten Sekum Herman Lumbantoruan.

Dalam kesempatan itu Menkopolhukam mempersilahkan pimpinan PGI menyampaikan beberapa hal yang berkaitan apa yang dirasakan dalam kondisi pandemi dan saran bagi Menkopolhukam.

Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Pdt. Gomar Gultom menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas pertemuan virtual yang terjadi antara PGI dan jajaran Menkopolhukam. Ketum Pdt. Gomar juga menyampaikan di masa pandemi, masyarakat cukup kuat menghadapi pandemi. “Terkait masalah pandemi Covid, kami melakukan banyak perjalanan dengan protokol yang ketat hingga kepelosok desa dan kami melihat warga kita cukup kuat dengan kearifan-kearifan yang dimiliki, hanya saja warga mengalami kegalauan dengan perkembangan informasi lewat medsos yang muncul dengan adanya kepentingan-kepentingan kelompok tertentu yang muncul. Dan masyarakat kita paham betul situasi ini dan mendoakan para peminpin kita untuk tetap kuat dalam memimpin. Oleh karena itu diperlukan komunikai yang intens, yang cukup kuat. Karena ada warga jemaat yang lebih percaya medsos dari pada pimpinan gerejanya dan ini membutuhkan kerjasama untuk mengatasinya,”kata Pdt. Gomar.

Ketum juga menambahkan, PGI bersama bersama pimpinan gereja meluruskan informasi dan memakai saluran komunikasi yang jelas dan meminta gereja-gereja untuk menaati aturan kesehatan danmendukung program pemerintah terkait vaksinasi. “Di kantor PGI kami sudah melakukan vaksinasi tahap pertama dan kedua. Lalu, kami mendorong gereja-gereja untuk mengubah fasilitas gereja yang dipunyai, seperti ruang pertemua dan guest house untuk menjadi tempat isolasi mandiri,”ujarnya.

Dalam pertemuan itu, Sekretaris Umum PGI Pdt. Jacky Manuputy menambahkan, PGI membantu pemerintah dalam pandemi dengan membentuk Gereja Melawan Covid yang dibentuk pada bulan Maret 2020 dan dalam perkembangannya bukan saja soal kesehatan tapi juga ada tiga hal. “Pandemi menyentuh wilayah ketahanan masyarakat di lapisan bawah. Jarak antara masyarakat yang memiliki sumber daya dan yang tidak memiliki sumber daya cukup besar sehingga menyulut penolakan kebijakan pemerintah. Krisis kedua, yaitu menjadi ladang subur terhadap politisasi untuk melawan pemerintah dengan perkembangan pandemi ini, khususnya di medsos yang menyerang soal tenaga kerja asing sehingga di masyarakat berkembang sterotipe pada kelompok asing dan ini memikis kepercayaan pada pemerintah dan juga adanya pertarungan politik menjelang 2024. Krisis ketiga yang kami amati, terjadi peguatan negara yang memunculkan konflik opensif dan defensif yang menghadirkan banyak buzzer yang melemparkan narasai-narasi yang justru membuat banyak perbedaan,” kata Pdt. Jacky.

Pdt.Jacky menambahkan, gereja hadir sebagai sumber pengelolaan makna untuk mengelola pandemi, untuk membela kehidupan dan itu disampaikan lewat media online dan medium lainnya atau juga lewat artikel-artikel atau tool kreatif kreatif lainnya. “Gereja memposisikan diri sebagai pengola informasi dan kita dorong untuk melakukannya menjad lebih baik. Kami berharap kita bertindak bersama lewat tindakan-tindakan solideritas kemanusian yang bisa disounding oleh pemuka agama dan kemudian lewat tindakan konkret satu dengan yang lain dalam situasi pandemi ini,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu Wakil Sekretaris Umum Pdt. Krise Gosal juga menyampaikan ucapan terima kasih pada Satgasnas Pemeriintah karena PGI banyak dibantu. “Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan khususnya bagi RS Immanuel Bandung yang dibantu pengadaan oksigen dan juga bantuan-bantuan lainnya oleh Satgasnas,” kata Pdt. Krise.

Biro Papua yang diwakili Ronald Tapilatu juga menyampaikan berbagai persoalan yang terjadi, antara lain mengapresiasi karja-kerja dalam penanganan kasus Pdt. Yeremia sehingga bisa terjadi. Juga mengapreasi terhadap tindakan tegas Panglima TNI terhadap kasus Merauke yang dipercaya ada koordinasi dengan Menkopolhukam. “Soal situasi di Puncak Jaya dan Intan Jaya dan sekitarnya selain didiminta mengatasi kelompok teror dan pengungsi akibat persoalan yang terjadi sehingga ada juga banyak anak-anak yang menjadi korban karena tidak bisa sekolah akibat mengungsi. Dan persoalan ini perlu bersama-sama ditangani dan endapat perhatian khusus. Juga terkait dengan revisi otsus yang menjadi protes dan masalah juga perlu diberi perhatian khusus dari pemerintah pusat. Persolan lainnya karena Papua juga sudah masuk dalam PPKM Level 4, apakah perlu ditinjau ulang soal PON yang akan dilaksanakan 3 buan mendatang. Apakah PON ini ditunda, atau dipaksa dilaksanakan karena dalam kondisi ini dapat memicu banyak yang terpapar,” kata ronald.

Menko Mahfud dengan lugas menanggapi setiap masukan dan saran dari pimpinan PGI mulai dari persoalan penangan pandemi, pengelolaan informasi, posisi PGI hingga persoalan Papua. “Berbagai persoalan yang terjadi yang disampaikan sama seperti yang dilakukan pemerintah sehingga perlu terus menerus dialog dilakukan untuk perbaikan ke depan. Terima kasih atas informasi yang telah disampaikan,” kata Menko Mahfud mengakhiri pertemuan virtual tersebut.

 

 

Pewarta : Phil

Read More
By markus
BeritaIndonesiaUtama
July 28, 2021

RS.PGI Cikini Tambah 200 Ruang Perawatan untuk Covid

JAKARTA, PGI.OR.ID – Rumah Sakit PGI Cikini menambah ruang untuk perawatan Covid menjadi 200 ruangan. Sebelumnya ruangan yang disediakan 100 ruang. Penambahan itu dilakukan untuk membantu Pemerintah dalam menangani pandemi Covid yang sedang tinggi angkanya di Jakarta. “Pembenahan yang sedang dilakukan RS PGI Cikini ini antara lain dengan menambah ruangan perawatan Covid19 dari 100 ruangan menjadi 200 ruangan secara bertahap,” kata Chris Kanter Komisaris Utama RS. PGI Cikini di Jakarta (28/7).

Menurut Chris Kanter, penambahan kamar itu dilakukan karena pengelolaan sebelumnya tidak maksimal selama bertahun-tahun sehingga dengan pembenahan oleh Primaya Hospital Group, penambahan itu dimaksimalkan. “Tak hanya ruangan yang ditambhkan tapi semuanya, seperti nakesnya, dokter, suster, peralatan dan lainnya. Karena kelompok yang ngomong mengerjakan pembenahan nyatanya doing nothing,” katanya.

Selain penambahan ruang kamar untuk yang terpapar Covid, juga ditambah ruangan untuk ICU sebanyak 20. “Penambahan ini dilakukan bukan nanti loh ya, tapi dilakukan sekarang ini secara bertahap,” ujarnya.

Penambahan ruang kamar untuk perawatan Covid dijelaskan Chris Kanter saat rapat koordinasi pembenahan bersama pihak Primaya di masa transisi berlangung. “Saya berharap apa yang dilakukan dengan penambahan ruang perawatan itu dapat membantu pemerintah mengatasi kondisi pandemi yang angkanya cuku tinggi di Jakarta,” katanya.

 

Pewarta : Phil

Read More
By markus
BeritaIndonesiaUtama
July 25, 2021

PPKM Level 4 Resmi Diperpanjang

JAKARTA, PGI.OR.ID-Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 resmi diperpanjang hingga 2 Agustus 2021. Perpanjangan PPKM level 4 langsung disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat kanal Youtube Sekretariat Negara pada Minggu (25/7).

“Dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, aspek ekonomi, dan dinamika sosial, saya memutuskan untuk melanjutkan penerapan PPKM Level 4 dari 26 Juli sampai dengan 2 Agustus 2021,” kata Jokowi.

Pembatasan dilakukan selama PPKM Level 4 berlaku pada sejumlah sektor, di antaranya perkantoran, pendidikan, pusat perbelanjaan, tempat makan atau restoran, transportasi, wisata, seni budaya, hingga sosial kemasyarakatan. Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa PPKM Darurat dan PPKM Level 4 sudah berhasil memperbaiki kondisi pandemi di Indonesia.

Dalam penyampaian di kanal youtube itu Pesiden Jokowi juga menjelaskan soal pelonggaran aturan bagi sejumlah usaha kecil dan pasar rakyat yang menjual kebutuhan pokok.

“Pasar rakyat yang menjual sembako sehari-hari diperbolehkan untuk buka seperti biasa dengan protokol kesehatan yang ketat. Dan pasar rakyat yang menjual selain kebutuhan pokok sehari-hari bisa buka dengan kapasitas maksimum 50 persen sampai dengan pukul 15.00 WIB di mana pengaturan lebih lanjut dilakukan oleh pemerintah daerah,” kata Jokowi.

Aturan PPKM Level 4 diberlakukan mulai  21-25 Juli 2021 yang diterapkan seluruh kabupaten/kota di Pulau dan Bali. Sebelumnya diberlakukan PPKM Darurat sejak tanggal 3 – 20 Juli 2021.

Pewarta : Phil

Read More
By markus
BeritaBerita OikoumeneUtama
July 14, 2021

Media Keagamaan Perlu Diperhatikan dan Didorong Liputan Keberagamaan

JAKARTA, PGI.OR.ID – Sejumlah tokoh lintas agama sepakat untuk lebih memperhatikan keberadaan media keagamaan dengan mendorong lebih banyak liputan keberagamaan dan nilai-nilai positif lainnya. Hal itu muncul dari sejumlah narasumber sarasehan Peran Media Keagamaan dalam Mewujudkan Harmonisasi Keberagaman yang diselenggarakan oleh MUI dan Institut Leimena pada Rabu (14/7).

Dalam sambutannya Wakil Ketum MUI Marsudi Syuhud mengatakan harmonisasi keberagaman termasuk nikmat dari Allah SWT yang tidak boleh berhenti menyebarkannya. “Nikmat itu dari Tuhan dan harus diceritakan dan jangan menceritakan negatif,” katanya.

Sementara itu mewakili Institut Leimena Matius Ho menyampaikan jurnalis lintas agama jarang diperhatikan yang sebenarnya amat penting perannya karena media keagamaan berpengaruh pada pemahaman pada masyarakat. “Sehingga perlu terus menerus memahami agama, juga memahami titik temu antar agama dan menghormati antar agama. Peran media keagamaan bisa membangun hal ini,” ujarnya.

Dalam pemaparannya Masduki Baidlowi, Ketua MUI bidang Informasi dan Komunikasi Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan perlu memperbanyak liputan keberagaman di era post truth ini yang dibanjiri informasi lewat media sosial. “Sangat penting untuk berbicara di mana media sosial sebagai medium atau tool yang sangat strategis. Yang penting yang perlu diwaspadai dalam medsos, kita menghadapi persoalan algoritma kurasi atau bagaimana sebenarnya gaung dalam ruang. Sehingga nantinya bersikap ekslusif guna mengantisipasi mereka yang terkena bias. Maka untuk membangun nilai kritis harus terus menerus disampaikan informasi-informasi nilai-nilai yang baik, yang sesuai fakta lewat media keagamaan,” ujarnya.

Sementara itu Pdt. Henriette T. Hutabarat-Lebang yang adalah Ketua Umum Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dalam paparan menyampaikan realitas keberagaman yang adalah keniscayaan atau anugerah yang perlu disyukuri dengan ditopang sikap gotong royong di masyarakat trasidisional kita. “Namun belakangan ini sikap itu dianggap selalu ada harganya. Di tengah situasi itu peran media sangat strategis, baik menyampaikan sikap positif dan negatif. Sehingga media harus menumbuhkembangkan agama masing-masing dan termasuk transformasi pandangan dengan membanjiri konten-konten yang positif dan melihat keutuhan dari semua agama. Peran jurnalis lintas iman sangat strategis untuk menopang dengan menyebarkan kabar baik ke masyarakat atau mempublikasikan praktik-praktik baik yang terjadi di desa atau kota serta jejaring lintas iman perlu diperkuat.” katanya.

Sementara itu Js. Kristan, pengajar Character Building di Universitas Bina Nusantara dan agama Khonghucu di Universitas Negeri Jakarta menyampaikan publikasi agama yang mengedepankan toleransi perlu dikembangkan dan diperbanyak sehingga mengurangi publikasi yang merusak toleransi. “Hal ini perlu diketahui oleh pengajar agama. Jika agamawan berhenti untuk melakukan penyebaran kebaikannya maka dia telah meninggalkan visi keagamaanya.”

Sementara di sesi ke dua, dengan pembahasan Peran Media Keagamaan dan Membangun Relasi Beragama,  Abdul Mu’ti yang adalah Sekretaris Umum PP Muhammadiyah dan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) mengatakan ada dua hal soal yang perlu diperhatikan. Yaitu harus disadari sepenuhnya bahwa media keagamaan menjadi salah satu faktor penting yang menentukan bagaimana harmoni dalam kehidupan beragama di era digital. “Media-media keagamaan itu dikembangkan dan dipublikasi untuk kepentingan internal, bersifat komunikasi dan pembinaan iman dan kaitan lain fungsi-fungsi kelembagaan. Pada perkembangannya yang disampaikan dalam lewat website dan medsos dan tidak domain internal lagi tapi domain siapa saja. Ini memang situasi yang tidak seharusnya terjadi tapi tidak bisa dihindari. Media menjadi salah satu sarana mediator bagaimana hal-hal yang baik berkaitan dengan agama dan kerjasama antar umat beragama perlu mendapat porsi yang proporsional,” ujarnya.

Hal kedua, menurut Mu’ti, media yang berperan sebagai interfaith sangat kurang. Karena masih dalam bentuk komunikasi antar lintas beriman. “Media yang isinya dari berbagai hal kelembagaan agama masih sangat kurang dan ini perlu menjadi pemikiran bersama.”

Paulus Florianus dari DAAI TV juga menyampaikan bahwa pihaknya menyiarkan konten-konten perdamaian dan gotong royong bagi penontonnya. “Konten-konten yang kami produksi adalah mengangkat hal-hal positif, keberagaman dari berbagai agama di seluruh Indonesia. Dan kami berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memberikan dampak positif pada masyarakat.”

Hal yang serupa juga disampaikan Jesica Tanoesudibyo mewakili TV MNC bahwa agama dan media punya peran yang penting dalam kehidupan manusia. Media keagamaan jadi sumber hikmat dan kekuatan bagi banyak orang di masa ini.

Ketua Dewan Pers periode 2016-2019 Josep Adi Prasetyo menjelaskan kondisi media saat ini yang mengandalkan media sosial sebagai sumber pemberitaannya. “Media sekarang lebih banyak mengandalkan medsos untuk pemberitaannya. Banyak wartawan yang miskin untuk mengklarifikasi, konfirmasi untuk pemberiataannya. Dan Media keagamaan mempunyai ciri media komunikasi antar umat yang bertujuan menginformasi keagamaan dan keimanan,” katanya.

Josep mendambahkan banyak pengelolaan media keagamaan bukan wartawan profesional yang menyulitkan sesuai UU Pers. “Kami melihat bahwa kluster media keagamaan, pers mahasiswa, termasuk kehumasan dan media NGO itu tidak bisa disebutkan harus memenuhi syarat kompetensi. Apa yang terjadi, media keagamaan bisa menjadi hal yang negatif, yaitu mengajak pembaca untuk berpikir sempit atau sektarian. Dan yang paling bahaya mengunakan ayat-ayat kitab suci untuk membenarkan ucapan tokoh yang menyebarkan. Tapi media keagamaan bisa menjadi hal yang positif, untuk mengajak pembaca berpikir terbuka terhadap hal-hal yang baru dan soal keberagamaan,” terangnya.

Ia menyarankan perlu terus didorong membuat liputan keberagaman, rubrik khusus, dan menyajikan informasi khusus iptek dan sains. “Saya juga menyambut baik jika MUI dan Institut Leimena membuat sebuah grup dari berbagai media keagamaan dan membuat liputan khusus keberagaman, maka efeknya akan luar biasa,” pungkasnya.

 

Pewarta: Phil

Read More
By markus
  • 1
  • 2
Categories
  • Berita(19)
  • Berita Gereja(134)
  • Berita Oikoumene(7)
  • Berita PGI(455)
  • Dunia(52)
  • Indonesia(204)
  • Info(26)
  • Lembaga & Mitra PGI(1)
  • Opini(32)
  • Siaran Pers(21)
  • Uncategorized(1)
  • Utama(491)
Gallery
Kolaborasi untuk kader pemimpin bangsa
Pertemuan bersama Gubernur Lemhanas RI, pada Selasa (11/4/2023)
Foto bersama diakhir pertemuan

Pdt. Gomar Gultom bersama Andi Widjajanto bertukar cinderamata
Seremonial peresmian GKI Pengadilan Pos Jemaat Bogor
Buka puasa bersama di Lt. 3 Grha Oikoumene, Jakarta

Copyright © 2020 BigHearts by WebGeniusLab. All Rights Reserved