Ketum PGI: Tembang Orang Muda Ajak Kita Memperteguh dan Merawat Keragaman
BOGOR,PGI.OR.ID-Melalui Temu Kebangsaan (Tembang) Orang Muda 2023 ini, kita semua memperteguh dan merawat komitmen untuk selalu menjaga keragaman, keindahan dan kesatuan suku bangsa yang Indonesia miliki. Dan mari berbagi ruang publik dengan rukun dan penuh damai berasaskan keadilan dan kemanusiaan.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Gomar Gultom, pada kegiatan Tembang Orang Muda 2023, yang digelar di Pondok Remaja PGI, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (16/7/2023).
Kegiatan bertajuk “Orang Muda Mewujudkan Demokrasi Digital yang Damai dan Inklusif” ini, diikuti 90 peserta angkatan VI, adalah ruang pertemuan orang-orang muda di Indonesia yang diprakarsai oleh 5 lembaga yakni Komisi Kepemudaan Konferensi Wali gereja Indonesia (KomKep KWI), Jaringan Gusdurian (JGD), Biro Pemuda dan Remaja Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (BPR PGI), Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI), dan Dewan Pengurus Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu (DPN PERADAH).
Lebih lanjut dalam sambutannya pada kegiatan yang digelar sejak Jumat (14/7/2023) ini, Pdt. Gomar katakan, sejarah sudah membuktikan bahwa anak muda selalu hadir memelopori transformasi masyarakat, di tengah berbagai stagnansi dan kebuntuan. “Adalah anak muda yang hadir dengan kebangkitan nasional mengatasi stagnansi perjuangan kedaerahan pada 1908, adalah angkatan muda juga yang memelopori kesatuan dan persatuan Indonesia dengan sumpah pemuda 1928,” ungkapnya.
Bahkan, kata Pdt. Gomar, anak-anak muda juga yang menculik Sukarno dan kawan-kawan, serta memaksa mereka untuk memproklamirkan kemerdekaan RI pada 1945 (peristiwa Rengasdengklok), ketika kecenderungan angkatan yang lebih senior berkolaborasi dengan Jepang untuk kemerdekaan RI. Kepeloporan dan kejuangan anak-anak muda sedemikian ini, jelasnya, masih berlanjut pada peristiwa 1966 yang mengawali orde baru dan 1998 yang mengakhiri orde baru.
Menurut dia, kemurnian ideologi anak-anak muda memungkinkan hal itu semua terjadi, yang lepas dari jebakan kepentingan-kepentingan sesaat dan sekelompok orang. Dan terlebih anak muda di masa milenial dan digital saat ini, teman-teman dikaruniai lagi dengan kejernihan dan keluwesan dalam berpikir dan bertindak. Hal ini ditambah lagi dengan sikap elaboratif dan originalitas, akan membuahkan kreatifitas yang mumpuni
“Olehnya saya berharap, melalui Tembang ini teman-teman semakin giat mengembangkan kreativitas, untuk membuahkan gagasan dan aksi-aksi yang khas anak muda dalam membawa bangsa kita keluar dari kecenderungan sektarianisme dan pengelompokan yang tak perlu, serta sebaliknya makin menghidupi kemajemukan bangs akita sebagai anugerah Tuhan yang tak ternilai,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia Rm. Frans Kristi Adi Prasetya mengingatkan, kita memiliki intelektualitas, kepandaian, ketrampilan, begitu juga teman-teman kita. Kita juga bersyukur karena kita mulai menikmati internet yang tak terbantahkan lagi telah mengantarkan kita pada semesta informasi, gagasan, dan lingkup pergaulan yang nyaris tak berbatas.
Menurut dia, dengan lompatan teknologi yang dibawanya, media sosial, mesin pencari, dan media baru lainnya telah memfasilitasi hampir semua orang untuk mengakses informasi, wacana, hiburan, dan kelompok percakapan dalam gradasi dan intensitas yang belum pernah terwujud sebelumnya. “Ruang digital menjadi ruang bersemainya bentuk-bentuk ekspresi diri, pemikiran, nilai, dan inovasi untuk hampir semua orang,” ujar Rm. Frans, yang juga adalah anggota Steering Committee Temu Kebangsaan ini.
Kepada peserta Tembang, ia menyampaikan selamat merayakan keindonesiaan kita, merayakan kebersamaan-keragaman yang saling memperkaya. Seperti orang menyenandungkan tembang, nyanyian, ada harmoni dan keindahan di sana. Berdiskusilah, berbeda pendapatlah, bersukacitalah, bersaudaralah.
“Inilah Indonesia, rumah kita bersama. Wujudkan di dalamnya demokrasi digital yang damai dan inklusif. Landaskanlah pada cinta untuk membangun Indonesia sebagai rumah bersama. Cinta pada Tuhan, cinta pada sesama, cinta pada Indonesia,” pungkasnya.
Pewarta: Tiara Salampessy