PGI

  • Tentang PGI
  • Sinode Gereja Anggota PGI
  • Biro & Bidang
    • Keadilan dan Perdamaian
    • Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan
    • Keesaan dan Pembaruan Gereja
    • Biro perempuan dan Anak
    • Biro Pemuda dan Remaja
    • Biro Penelitian dan Pengembangan
    • Biro Papua
    • Biro Pengurangan Risiko Bencana
    • Pelayanan Komunikasi Masyarakat
  • NEWS
    • Warta PGI
    • Berita Gereja
    • Indonesia
    • Dunia
    • Siaran Pers
    • Info
    • Pokok Doa
    • Opini

PGI

  • Tentang PGI
  • Sinode Gereja Anggota PGI
  • Biro & Bidang
    • Keadilan dan Perdamaian
    • Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan
    • Keesaan dan Pembaruan Gereja
    • Biro perempuan dan Anak
    • Biro Pemuda dan Remaja
    • Biro Penelitian dan Pengembangan
    • Biro Papua
    • Biro Pengurangan Risiko Bencana
    • Pelayanan Komunikasi Masyarakat
  • NEWS
    • Warta PGI
    • Berita Gereja
    • Indonesia
    • Dunia
    • Siaran Pers
    • Info
    • Pokok Doa
    • Opini
  • Tentang PGI
  • Sinode Gereja Anggota PGI
  • Biro & Bidang
    • Keadilan dan Perdamaian
    • Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan
    • Keesaan dan Pembaruan Gereja
    • Biro perempuan dan Anak
    • Biro Pemuda dan Remaja
    • Biro Penelitian dan Pengembangan
    • Biro Papua
    • Biro Pengurangan Risiko Bencana
    • Pelayanan Komunikasi Masyarakat
  • NEWS
    • Warta PGI
    • Berita Gereja
    • Indonesia
    • Dunia
    • Siaran Pers
    • Info
    • Pokok Doa
    • Opini

PGI

PGI

  • Tentang PGI
  • Sinode Gereja Anggota PGI
  • Biro & Bidang
    • Keadilan dan Perdamaian
    • Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan
    • Keesaan dan Pembaruan Gereja
    • Biro perempuan dan Anak
    • Biro Pemuda dan Remaja
    • Biro Penelitian dan Pengembangan
    • Biro Papua
    • Biro Pengurangan Risiko Bencana
    • Pelayanan Komunikasi Masyarakat
  • NEWS
    • Warta PGI
    • Berita Gereja
    • Indonesia
    • Dunia
    • Siaran Pers
    • Info
    • Pokok Doa
    • Opini
Utama
Home Archive by Category "Utama"

Category: Utama

IndonesiaUtama
January 17, 2024

Pimpinan Lembaga Keagamaan Deklarasikan Pemilu Damai

JAKARTA,PGI.OR.ID-Jelang perhelatan Pemilu 2024, pimpinan lembaga keagamaan melakukan pertemuan bertajuk Silaturahim Nasional untuk Pemilu Damai, Jujur, Adil, dan Bermartabat, di Hotel Syahid, Jakarta, pada Selasa ( 16/1/2024).

Dalam pertemuan ini, secara bergantian mereka (para pimpinan lembaga keagamaan, red), menyampaikan Deklarasi Pemilu Damai yang terdiri dari 7 poin. Ketujuh poin tersebut yaitu, pertama, berkomitmen untuk menjaga dan mengawal proses demokrasi, sesuai tahapan Pemilu 2024 agar berjalan dengan aman, damai, jujur, adil dan bermartabat.

Kedua, mengajak semua komponen bangsa untuk berpartisipasi aktif mendukung dan menyukseskan pelaksanaan Pemilu 2024.  Ketiga, mengajak seluruh Warga Negara Indonesia yang memiliki hak pilih untuk menggunakan haknya dengan penuh tanggung jawab.

Keempat, mengajak semua pihak untuk ikut aktif melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap setiap tahapan pelaksanaan Pemilu agar berjalan sesuai aturan, berlangsung secara aman, damai, jujur, adil dan bermartabat. Kelima, mengajak semua Pemangku Kepentingan, Paslon, Timses, Parpol dan Elite Politik untuk bersikap sportif dan taat azas dalam berkampanye dengan tidak menjadikan konten agama dan SARA sebagai bahan kampanye negatif dan bahan candaan.

Keenam, mendesak seluruh komponen bangsa baik Pemerintah, peserta Pemilu maupun masyarakat untuk menerima hasil Pemilu yang dilaksanakan dengan Netral, jujur, adil dan bermartabat. Ketujuh, mengajak seluruh komponen bangsa untuk menjadikan Pemilu sebagai pesta demokrasi yang menjunjung perbedaan pilihan, namun tetap menjaga persaudaraan dan persatuan.

Hadir dalam acara tersubut Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Basuki, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Ketua KPU Hasyim Asy’ari, Ketum MUI KH Anwar Iskandar, Waketum PBNU KH Zulfa Mustofa, dan Ketua PP Muhammadiyah Prof Syafiq A Mughni.

Hadir pula Ketum Mathla’ul Anwar, Ketum PGI Pdt Gomar Gultom, Ketum KWI Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC, Ketum Persatuan Umat Buddha Indonesia Prof Philip K Widjaja, Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, dan Ketum Matakin Xueshi Budi Santoso Tanuwibowo.

 

Pewarta: Markus Saragih

 

Read More
By admin
Berita PGIUtama
January 15, 2024

Sikap MPH PGI Terhadap Pelaksanaan Pemilu 2024 dan Seruan Pastoral kepada Segenap Umat Kristiani untuk Berpartisipasi dalam Pemilu 2024

JAKARTA,PGI.OR.ID-Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024 sebagai hajatan demokrasi terbesar Bangsa Indonesia akan segera berlangsung melalui pemungutan suara pada, Rabu, 14 Februari 2024. Pemilu Serentak 2024 akan diikuti dengan Pilkada 2024 pada November mendatang.

Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) bersyukur bahwa menjelang Pemilu 2024, tak nampak pembelahan tajam dalam masyarakat akibat perbedaan pilihan politik. Demikian juga, ruang media sosial kita tidak dibanjiri oleh caci maki, hoaks, dan pelintiran kebencian, sebagaimana terjadi dalam pemilu sebelumnya.

Sekalipun demikian, PGI mencermati bahwa Pemilu belum sungguh-sungguh ditempatkan dalam kerangka pembangunan substansi demokrasi. Hal mana terlihat dari masih berkembangnya politik uang, serta praktek-praktek curang dan kotor yang mengabaikan prinsip-prinsip penyelenggaraan Pemilu, serta mencederai tatanan moral dan etika demokrasi. Di lain pihak, netralitas penyelenggara negara terus dipersoalkan. Keterbelahan di kalangan elit semakin berkembang, dan dikhwatirkan akan merembes ke akar rumput. Jika situasi ini dibiarkan, kepercayaan publik terhadap hasil Pemilu akan rendah, generasi muda akan menjadi apatis dan enggan berpartisipasi, selain berkembang potensi delegitimasi hasil Pemilu yang bisa menyulut konflik.

Menyikapi pentingnya Pemilu 2024 bagi perjalanan hidup berbangsa dan bernegara, PGI mendorong semua warga gereja untuk mendoakan kesuksesan Pemilu. Peliharalah sikap optimis dan Pupuklah pengharapan! Berpartisipasilah secara kritis dan bermartabat dalam penyelenggaraan Pemilu untuk menghadirkan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan bagi bangsa ini!

Untuk maksud itu, PGI memandang perlu untuk menyampaikan beberapa pokok pikiran dalam kerangka pastoral sebagaimana berikut:

1. Pemilu adalah sarana bagi warga gereja, yang adalah warga negara, bersama pemerintah melaksanakan panggilan kudusnya untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Di dalam Pemilu, warga negara memilih pemimpin dan wakil rakyat, serta berpartisipasi dalam perumusan kebijakan pembangunan nasional. Karena itu, berdoalah untuk keberhasilan penyelenggaraan Pemilu. Mintalah hikmat dan tuntunan Allah untuk menggunakan hak pilih saudara-saudara secara bebas dan bertanggung jawab demi kemajuan demokrasi dan kesejahteraan bangsa kita.

2. Patut diingat bahwa penegakan moral dan etika selama Pemilu sangat penting untuk menjamin kualitas demokrasi. Pemilu yang bermartabat harus menjauh dari praktik korupsi, politik uang, politisasi identitas pemilih, manipulasi kekuasaan dan hukum, pelintiran kebencian dan penyebaran hoaks. Ketika moral dan etika ditegakkan, warga negara akan meyakini integritas sistem pemilihan dan percaya bahwa suara mereka akan dihitung dengan akurat.

3. Kepada Lembaga Penyelenggara Pemilu, PGI mendorong untuk sungguh-sungguh mengedepankan penegakan aturan dengan berani, murni, konsekwen dan konsisten. Tugas saudara-saudara memang berat namun sangat mulia. Karena itu, kami harapkan agar bekerjalah secara jujur dan mandiri. Berpihaklah pada rakyat, bukan pada Tim Sukses atau calon tertentu. Peran saudara-saudara akan sangat menentukan apakah pemilu ini jujur dan adil, serta hasilnya bisa dipercaya. Kami mendoakan agar saudara-saudara sehat dan dimampukan menjalankan tugas mulia itu dengan baik dan bertanggungjawab.

4.Bagi warga gereja yang ikut dalam kontestasi politik nasional dan daerah, ingatlah bahwa politik bukan lahan untuk mencari kekuasaan, tetapi sarana mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan umum (bonum universale). Karena itu, kedepankan kejujuran dan kehormatan saudara-saudara dalam menggalang simpati dan dukungan suara rakyat. Jadilah calon yang berintegritas! Raihlah kemenangan dengan cara-cara yang tidak mempermalukan iman Kristen. Dengan demikianlah saudara-saudara akan menjadi Saksi Kristus yang baik bagi bangsa ini. Kami berdoa agar saudara-saudara berhasil dalam Pemilu ini.

5. Kepada gereja-gereja, kami mengingatkan bahwa gereja ditempatkan Allah di dalam kota/polis, bukan untuk berdiam diri, atau sebaliknya berkompromi pada kebobrokan. Gereja ditempatkan untuk mendoakan dan mengupayakan kesejahteraan bangsa ini (Bnd Yer 29:7), Dalam pelaksanaan Pemilu, kami mengajak gereja-gereja secara institusional untuk tidak memihak kepada calon pemimpin, caleg, atau partai politik tertentu. Ingatlah bahwa pilihan warga gereja sangat majemuk terhadap kandidat pemimpin dan caleg, maupun partai politik. Sekalipun demikian, gereja memiliki kekuatan untuk meningkatkan kesadaran umat tentang pentingnya karakter, integritas, dan komitmen kandidat terhadap pelayanan kepentingan publik.

6. Kepada warga gereja yang menggunakan hak pilihnya, kami menghimbau agar;

a. Sebelum memberikan suara, luangkan waktu untuk mempelajari calon-calon yang berkontestasi dalam pemilihan, serta ideologi partai-partai politik pendukung mereka. Jangan berpihak pada calon dan partai politik yang mengejar kekuasaan sebagai tujuan, tetapi dukunglah mereka yang menggunakan kekuasaan sebagai alat untuk melayani pencapaian kesejahteraan bersama. Fokuslah memilih mereka yang berintegritas, setia kepada konstitusi, Pancasila dan UUD 45, serta punya komitmen kuat untuk tetap tegaknya NKRI.

b. Hindarilah keterjebakan pada visi dan misi serta janji-janji kampanye para calon yang nampak manis dan menjanjikan. Jangan tergoda pada pencitraan media, karena kampanye media cenderung memoles sisi baik dari calon yang berkontestasi. Sebaliknya, pelajarilah rekam jejak, sikap, dan kebijakan mereka terkait isu-isu penting kebangsaan, kemasyarakatan, dan lingkungan, yang menentukan kemajuan bangsa dalam lima tahun ke depan.

c. Tolaklah politik uang dan politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Politik uang dan politisasi identitas biasanya dilakukan oleh para calon yang tidak yakin akan kapasitas dirinya. Jika terpilih, akan mudah bagi mereka untuk menjadi orang-orang oportunis dengan mental korup dan tamak.

d. Jauhilah hoaks, ujaran dan pelintiran kebencian, provokasi, intimidasi, dan polarisasi atas dasar pilihan politik yang berbeda. Hindari konflik dan perpecahan di tengah masyarakat maupun persekutuan gereja. Warga gereja terpanggil untuk menghadirkan Shalom, Damai Sejahtera Allah bagi bangsa ini, bukan perpecahan.

e. Berpartisipasilah sebagai relawan untuk mengawasi dan menjamin berlangsungnya Pemilu secara jujur dan adil. Saudara-saudara bisa melakukannya melalui kerjasama dengan berbagai lembaga independen pengawas Pemilu, atau melakukannya secara mandiri melalui berbagai situs pengawasan Pemilu. Salah satu di antaranya adalah melalui website https://jagapemilu.com.

f. Ingatlah bahwa partisipasi saudara-saudara dalam Pemilu tidaklah semata-mata merupakan panggilan kebangsaan, tetapi juga panggilan iman dan pengutusan untuk menjadi garam dan terang dunia (Mat 5:13-16). Hal ini secara eksplisit menempatkan saudara-saudara dalam proses menggarami dan menerangi yang tak berkeputusan.

Di atas semuanya itu, kami mengingatkan saudara-saudara bahwa gereja-gereja di Indonesia dipanggil menjadi berkat bagi Bangsa Indonesia. Hal mana dinyatakan melalui partisipasi dalam Pemilu 2024 secara positif, kritis, kreatif, dan realistis, dengan tetap berpengharapan demi transformasi menuju masyarakat berkeadaban.

Demikianlah, kami sampaikan sikap MPH PGI terhadap pelaksanaan Pemilu 2024, dan Pesan Pastoral MPH PGI kepada saudara-saudara Umat Kristiani di Indonesia. Semoga membawa berkat dan kebaikan bagi bangsa ini! Amin.

 

“Jika orang benar bertambah, bersukacitalah rakyat, tetapi jika orang fasik memerintah berkeluh-kesalah rakyat” (Amsal 29:2)

 

Jakarta, 12 Januari 2024

 

Atas nama
Majelis Pekerja Harian
Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia

 

Pdt Gomar Gultom,
Ketua Umum

 

Pdt Jacklevyn Manuputty,
Sekretaris Umum

 

Pesan Pastoral PGI Untuk Pemilu 2024

Read More
By admin
Berita PGIUtama
January 14, 2024

Rayakan Syukur Memasuki Masa Emeritasi di Usia 65 Tahun Pdt. Gomar Gultom

JAKARTA,PGI.OR.ID-Setelah melayani selama 37 tahun sebagai pendeta Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Pdt. Gomar Gultom memasuki masa emeritasi. Sebagai wujud sukacita, keluarga besar Gultom-Simanjuntak bersama PGI melaksanakan acara Syukur Memasuki Masa Emeritasi di Usia 65 Tahun Pdt. Gomar Gultom, di Auditorium Grha Oikoumene, Jakarta, pada Sabtu (13/1/2024).

Sejumlah tokoh, pimpinan sinode gereja, pimpinan lembaga gereja aras nasional, perwakilan lembaga mitra dalam dan luar negeri, Ditjen Bimas Kristen, aktivis interfaith, jemaat HKBP Pulo Asem, kerabat serta kolega, tumpah ruah mengikuti acara yang diawali ibadah dengan pelayan firman Pdt. Prof. Binsar Pakpahan ini.

 

Pdt Gomar Gultom, kelahiran 8 Januari 1959 di Tarutung, Tapanuli Utara, adalah pendeta HKBP yang saat ini bertugas sebagai Ketua Umum PGI. Setelah menyelesaikan Pendidikan S1 Teologia di STT Jakarta pada Desember 1983, ia menjalani masa vikariat di Tongging, sebuah desa di pinggiran Danau Toba (1984-1986).

Setelah ditahbiskan menjadi pendeta HKBP pada 27 Juli 1986, bagian terbesar dalam masa pelayanannya adalah ketika diserahi tugas melakukan proses pembinaan para pelayan HKBP yaitu sebagai Kepala Biro Pembinaan HKBP. Dalam masa-masa pelayanan ini dia berjuang keras mengajak para pelayan HKBP untuk lebih serius dalam memperlengkapi warga jemaat untuk menjalankan peran sosial gereja dalam konteks kehidupan sehari-hari masyarakatnya, sebagai wujud mewartakan Injil din tengah masyarakat.

Tak hanya di lingkup pelayanan gerejawi, dia juga dikenal sebagai sosok yang peduli dengan keadaan bangsa. Pada 1996 misalnya, dia pernah menjabat sebagai Direktur Lembaga Pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) “Jetro”. Jabatan ini dipegangnya selama 3 tahun. Selain itu, pernah pula menjabat sebagai Direktur Program Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan Kristen di Indonesia-JKLPK (1999-2000). Selanjutnya, Sinode HKBP kembali mempercayainya sebagai Kepala Biro Pembinaan HKBP. Biro ini dipimpinnya dari tahun 2000 hingga 2005.

 

 

Sejak 2005 oleh gerejanya ditugaskan di PGI sebagai Sekretaris Bidang Diakonia. Sejak itu banyak terlibat dalam advokasi HAM di tingkat nasional dan internasional, khususnya yang terkait dengan hak-hak kelompok minoritas, masyarakat marjinal dan pluralisme. Sejak 2009 dipercaya menjadi Sekretaris Umum PGI dan pada 2014, kembali dipercaya untuk periode kedua hingga 2019. Pada 2019, dipercaya oleh gereja-gereja di Indonesia menjadi Ketua Umum PGI periode 2019-2024.

Pdt. Gomar Gultom juga aktif dalam usaha mempersatukan gereja-gereja di Indonesia dari berbagai denominasi, termasuk Katolik, dan ikut memelopori berdirinya Forum Umat Kristiani Indonesia (FUKRI). Terhadap kecenderungan dikotomi gereja atas ekumenikal, evangelikal, pentakotal dan katolik, dia berkali-kali mengungkapkan, gereja yang benar haruslah ekumenikal, evangelikal, pentakostal dan am pada saat yang sama.

Selain itu, suami dari Dr Loli Simanjuntak, SpPD, MARS ini, banyak terlibat dalam kegiatan interfaith dalam upaya mempertahankan kerukunan yang otentik di tengah kecenderungan berkembangnya intoleransi yang mengancam keragaman Indonesia. Pernah dipercaya sebagai Wakil Ketua Indonesia Conference on Religious and Peace (ICRP) dan kini menjadi Ketua Pembina Yayasan tersebut.

Dia pun ikut memelopori berdirinya Inter Religious Council in Indonesia (IRC Indonesia) dan pernah menjadi presidiumnya. Selain itu juga menjadi anggota Dewan Kehormatan Pusat Peradi dan anggota Komisi Dewan Gereja-gereja se Dunia untuk Misi dan Pekabaran Injil (CWME-WCC). Dia juga berjasa di masyarakat, bahkan menutup PT. TPL demi isu-isu sosial dan ekologi.

Pada 2022, ayah dari Agustina Marisi Nauli Gultom, biasa disapa Ichi, menerima award dari BPIP sebagai Ikon Prestasi Pancasila 2022, dan teranyar penghargaan Anugerah Revolusi Mental 2023 dari Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK), untu kategori Usulan Mitra Kemenko PMK.

“Terima kasih untuk semua kejutan yang saya terima hari ini. Terimakasih juga untuk semua persiapan yang dilakukan oleh teman-teman staf di PGI. Terimakasih kepada seluruh undangan yang hadir, juga kepada pengisi acara. Sesungguhnya saya berhutang kepada kita semua, kepada gereja, saya berhutang kepada bangsa seperti Paulus katakan. Sempat galau juga jelang emeritus, tapi dengan topangan teman-teman saya bersemangat lagi,” ujar Pdt. Gomar Gultom dalam refleksi singkatnya.

Pada kesempatan itu, Ephorus HKBP Pdt. Dr. Robinson Butarbutar dalam sambutannya mengucapkan selamat memasuki masa emeritasi sekaligus berulangtahun ke 65. “Kebetulan saya adalah Ephorus HKBP dan beliau adalah pendeta HKBP yang bertugas di PGI, tak salah kalau saya mewakili seluruh pendeta HKBP maupun warganya, dengan sukacita mengucapkan selamat merayakan ultah dan memasuki masa emiritasi kepada Pdt. Gomar Gultom,” ujar Pdt. Robinson.

Menurutnya, ibarat tumbuhan, Pdt. Gomar Gultom dapat bertumbuh bukan di tanah yang subur, tapi justru di tanah yang kering. Namun Tuhan memakainya, dan diapun bergantung kepada Tuhan, sehingga apa yang dikerjakannya selama 37 tahun bertumbuh dan berbuah sangat lebat.

Sedangkan mewakili MPH-PGI, Sekum PGI Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty, mengapresiasi banyaknya tamu yang hadir. Menurutnya, hal ini menunjukkan cinta kasih kepada Pdt. Gomar Gultom, yang memang memiliki jelajah kebangsaan, oikoumenis, dan interfaith yang begitu jauh.

“Jelajah yang luas ini telah membentuk karakter Pak Gomar. Kami telah belajar banyak dari seorang pelayan oikoumenis, organisatoris yang handal, aktivis luar biasa, sangat cair, to the point, kritis dan punya integritas yang kuat. Semoga tetap menjadi sumur yang tidak pernah kering,” ungkap Pdt. Jacky.

Dia pun menyampaikan terimakasih kepada Ibu Loly, Ichi, juga orangtua, yang telah menjadi bagian mensupport Pak Gomar. Juga apresiasi kepada semua pihak, diantaranya Sinode HKBP yang telah memberi putra terbaiknya untuk melayani dalam gerakan oikoumene.

Sementara itu, mewakili sahabat interfaith, Nia Syarifudin dari ANBTI menegaskan, Pdt. Gomar Gultom adalah sosok yang telah bertransformasi ilmu sebagai sesama aktivis, dan sama-sama bertahan dalam posisi kuat dalam memperjuangkan NKRI.

“Seperti falsafah Masyarakat Sunda, kami sudah saling silih, dan saling asuh. Sehingga tidak usah risau meski telah memasuki masa emeritasi Pak Gomar pasti selalu ikut berjuang dalam gerakan demokrasi, untuk menata tatanan masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik ditengah keragaman budaya ini,” tandasnya.

Dalam acara ini, dilakukan pula pemutaran video perjalanan pelayanan Pdt. Gomar Gultom, serta kesan-pesan dari perwakilan keluarga, MPH-PGI, dan sahabat. Sementara penampilan grup musik Maxima, Archivelago voices, Paduan Suara Jemaat HKBP Pulo Asem, serta Padua Suara Staf PGI menambahkan maraknya acara.

 

Pewarta: Markus Saragih

 

 

 

 

Read More
By admin
Berita PGIUtama
January 11, 2024

Wajah Baru Kapel Yakes PGI Cikini

JAKARTA,PGI.OR.ID-Yakes PGI Cikini terus berbenah untuk memberikan layanan terbaik. Salah satunya ditandai dengan peresmian selesainya renovasi Kapel Yakes PGI Cikini  oleh Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, pada Rabu (10/1/2024).

Ketua Yakes PGI Cikini Agustin Teras Narang, dalam sambutannya menjelaskan bahwa renovasi kapel ini adalah merupakan salah satu langkah dalam berbenah yang akan disusul dengan  renovasi rumah Raden Saleh.

Sementara itu, mengawali sambutannya dengan menjelaskan kata hospital yang berasal dari bahasa latin hospes yang berarti tamu, Pdt Gomar Gultom mendorong perlunya hospitality dalam pelayanan, yaitu keramahtamaan, kesediaan berbagi, kesediaan membuka hati, kesediaan berbagi sukacita pada orang lain.

“Dibutuhkan sebuah proses untuk mempersiapkan para perawat, para dokter, para pekerja rumah sakit, untuk menjadi pelayanan yang melahirkan hospes dan tidak menjadi hostis (musuh). Awalnya Kapel ini dibangun dalam rangka itu, dalam rangka ruang bagi para perawat, para dokter dan para pekerja rumah sakit, dipersiapkan ada ruang buat mereka di tengah kelelahan, di tengah ketidakpuasan dari pasien, ruang ini menjadi semacam oase bagi para pekerja rumah sakit ini,” tandasnya.

Pada bagian lain sambutannya, Pdt Gomar Gultom dengan mengutip kalimat latin yang tertera di salah satu lukisan kaca di bagian atas kapel mengatakan bahwa “Kalau kita terlibat dalam proses mengurangi penderitaan orang lain,  sebetulnya kita sedang terlibat dalam karya Ilahi”.

Menutup sambutannya, Ketua Umum PGI mengatakan “Semoga dengan renovasi kapel ini, pelayanan kita juga terenovasi. Sehingga pelayanan kita tidak berjalan sekedar mengikuti tradisi, sekedar business as usual tetapi benar-benar mengikuti Yesus yang mengawali pelayanan kesehatan yakni menyembuhkan”.

Proses renovasi kapel berlangsung sekitar 6 bulan. Renovasi ini adalah renovasi pertama yang dilakukan setelah 118 tahun sejak kapel selesai dibangun. Dalam renovasi Kapel  yang masuk cagar budaya ini, memerlukan perencanan yang matang dan kehati-hatian untuk tetap mempertahankan bentuk awal  bangunannya.

Hadir dalam peresmian tersebut, perwakilan Dirjen Bimas Kristen,  Beberapa Sinode Gereja, Jajaran Pengurus Yakes PGI Cikini, dan para tamu undangan.

 

Pewarta: NAS

Read More
By admin
Berita PGIUtama
January 5, 2024

Perkuat Sinergitas, PGI dan BRGM Tandatangani Perjanjian Kerja Sama

JAKARTA,PGI.OR.ID-Dalam rangka memperkuat sinergitas pemeliharaan lingkungan, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) bersama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), menandatangani Perjanjaian Kerja Sama, di ruang rapat lantai 2 Grha Oikoumene, Jakarta, pada Jumat (5/1/2024).

Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Sekretaris Umum PGI Pdt. Jacklevyn Fritz Manupputy dan Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM Suwignya Utama.

Selain sosialisasi, nantinya kerja sama tersebut mencakup edukasi kepada masyarakat (warga gereja), serta peningkatan partisipasi masyarakat untuk mendukung restorasi gambut, dan mendukung percepatan rehabilitasi mangrove.

Pada kesempatan itu, Pdt. Jacky Manuputty menuturkan bahwa ekologi menjadi isu sentral yang menjadi perhatian gereja-gereja anggota PGI. Karena itu, kerja sama ini menjadi begitu penting dan akan ditindaklanjuti. “kita punya titik yang sama, ada 3 krisis yang kini menjadi perhatian gereja dan salahsatunya ekologi. Sebab itu, kami harus bersentuhan dengan lingkungan, sehingga kerja sama ini menjadi signifikan,” jelasnya.

Dia pun berharap melalui penandatanganan kerja sama ini jejaring menjadi semakin optimal. Dan PGI akan merelisasikannya lewat program-program bersama guna menjaga, dan melestarikan lingkungan.

Hal senada juga disampaikan Suwignya. Menurutnya, bekerja sama dengan lembaga-lembaga keagamaan merupakan bagian dari strategi BRGM dalam memassifkan edukasi dan sosialisasi terkait pentingnya memelihara lingkungan kepada masyarakat luas.

Ditambahkan pula, pendekatan moral keagamaan dalan memelihara lingkungan menjadi hal penting yang harus terus dilakukan. “BRGM berharap, PGI bisa mulai menyusun materi-materi khotbah terkait pemeliharaan lingkungan yang nantinya akan digunakan oleh para pendeta pada gereja-gereja dibawah PGI,“ ujarnya.

Dia melihat, selama ini kerusakan lingkungan, termasuk lahan gambut dan mangrove, lebih diakibatkan perilaku manusia yang kurang memahami betapa alam yang diberikan oleh Tuhan haruslah dijaga. Sebab itu, peran lembaga kegamaan, seperti PGI, menjadi sangat penting.

 

Pewarta: Markus Saragih

 

 

Read More
By admin
Berita PGIUtama
January 5, 2024

Ibadah Syukur Awal Tahun PGI. Gereja Terpanggil untuk Membangun Optimisme bagi Kemajuan Bangsa

JAKARTA,PGI.OR.ID-PGI melangkah meninggalkan tahun 2023 dengan penuh Syukur. Pada perhentian ini kita lega dan mengakui, sekalipun perjalanan pelayanan cukup berat sebagai gereja dan bangsa, namun tiba dengan selamat di saat ini dan tempat ini. Allah Tritunggal sudah menolong kita sampai sejauh ini, karenanya pada perhentian ini, sebagai gereja kita patut menyebut Eben Haezer, sampai disini Tuhan menolong kita.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Umum PGI Pdt. Jackelvyn Fritz Manuputty dalam sambutannya di Ibadah Syukur Awal Tahun PGI, di Auditorium Grha Oikoumene, Jakarta, pada Jumat (5/1/2024).

“Pengakuan ini penting bagi kita untuk menapaki tahun pelayanan 2024 di dalam keyakinan bahwa Sang Immanuel akan tetap menuntun kita untuk menghadirkan damai Sejahtera Allah melalui pelayanan kita dalam lingkup Gerakan Oikoumene, maupun dalam hidup berbangsa dan bernegara,” tandasnya.

Lebih jauh dijelaskan, mengawali tahun 2024, PGI dan semua gereja anggotanya diperhadapkan pada dinamika politik kebangsaan yang menuntut keterlibatan, dan partisipasi kebangsaan kita sepenuhnya. Pilpres, Pileg, dan Pilkada akan berlangsung sepanjang tahun 2024. PGI memandang bahwa semua even ini adalah sarana konstitusional yang beretika, yakni jujur dan adil, untuk melahirkan pemerintahan yang sah dan legitimate sesuai dengan kehendak rakyat.

“Kami bersyukur bahwa menjelang Pilpres dan Pemilu kali ini, tidak terlihat banyak gejolak di antara kubu-kubu yang berkontestasi. Ruang media sosial kita tidak dibanjiri oleh caci maki, hoaks, dan pelintiran kebencian, sebagaimana terjadi dalam pemilu dan pilpres sebelumnya,” ujarnya.

Menurut Sekum PGI, sekalipun demikian gereja-gereja diminta tidak berdiam diri untuk selalu menawarkan harapan alternative di tengah situasi dimana kecemasan, ketakutan, dan kekecewaan berkembang. Gereja terpanggil untuk merestorasi harapan dari masyarakat, saat berkembangnya imoralitas akibat perebutan kuasa yang mengingkari martabat kemanusiaan dan kebangsaan.

Dalam kaitan ini, dia melihat amatlah penting bagi gereja-gereja sebagai lembaga moral dan keumatan untuk menekankan signifikansi etika dan moral dalam pelaksanaan Pemilihan Umum, selain kepastian penegakan hukum yang mengatur seluruh proses Pemilu, dan memenuhi rasa keadilan masyarakat. Ketika etika dan moral ditegakkan, warga negara dapat memiliki keyakinan pada integritas sistem pemilihan dan percaya bahwa suara mereka akan dihitung dengan akurat.

“Untuk memenuhi panggilannya di dunia politik kebangsaan, gereja harus berdiri tegak di antara dua ekstrim. Ekstrim pertama adalah sikap acuh tak acuh karena menganggap politik itu kotor, dan karenanya menarik diri dari tanggung-jawab politik. Ekstrim kedua adalah sikap kompromis yang turut melegalkan kebobrokan politik. Pengutusan untuk menjadi garam dan terang dunia (Mat 5:13-16), secara eksplisit menempatkan gereja Tuhan dan umat-Nya dalam proses menggarami dan menerangi yang tak berkeputusan,” katanya.

Pdt. Jacky menegaskan, tahun 2024 akan menjadi panggung bagi bangsa Indonesia untuk mendefinisikan jalannya sejarah bangsa ini melalui pembangunan peradaban politik yang beradab dan bermartabat. Bersama semua elemen bangsa, PGI terpanggil untuk membangun optimisme bagi kemajuan bangsa ini, mendoakan bangsa ini, dan berpartisipasi dalam semua upaya baik untuk menghadirkan keutuhan dan kesejahteraan bagi masyarakat dan lingkungan hidupnya.

Sementara itu, Menkopolhukam RI Prof. Mahfud MD dalam sambutannya mengingatkan, bahwa memperkuat moderasi beragama menjadi keniscayaan untuk membangun negara yang kuat. Rasa saling menghargai dan menghormati sesama umat beragama akan memperkokoh pilar pembangunan bangsa.

“Saat ini bangsa kita akan menghadapi tahun politik yang cukup berat, dengan segala dinamikanya. Berkaca pada pengalaman-pengalaman Pemilu yang lalu, maka adalah penting untuk terus memperkuat keberagaman kita dengan spirit persatuan yang didengungkan, termasuk oleh para rohaniawan,” ujarnya.

Mahfud pun melihat, bangsa ini dibangun atas dasar semangat persatuan. Karenanya, rasa saling menghargai sebagai sesama anak bangsa harus menjadi modal penting dalam menghadapi tahun politik ini.

Ibadah Awal Tahun PGI, tidak hanya dihadiri oleh MPH-PGI, staf dan karyawan, perwakilan lembaga mitra, aktivis lintas iman, Ketua Pengurus Yakes PGI Cikini yang juga ketua panitia acara Dr. Agustine Teras Narang, tetapi juga pejabat pemerintah diantaranya Wamen KLHK Drs. Alue Dohong, Dirjen P2P Kemenkes RI Dr.dr. Maxi R. Rondonuwu, Deputi 2 KSP Abetnego Tarigan, Deputi 1 KSP Febry C. Tetelepta, Kemenparekraf Bernadette Dian, Ketua Komnas HAM Dr. Atnike N. Sigiro, dan Komisioner Komnas HAM Saurlin P. Siagian.

 

Pewarta: Markus Saragih

 

Read More
By admin
Berita PGIUtama
November 15, 2023

PGI-PUSAD Paramadina Membangun Agen Perdamaian dan Keadilan di Sulawesi Tengah

POSO,PGI.OR.ID-Gelombang terakhir pelatihan mediasi profesional untuk isu kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) tahun 2023, yang digawangi oleh bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (KKC-PGI) bekerja sama dengan PUSAD Paramadina, terlaksana di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Pelatihan juga berkolaborasi dengan Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), dan Institut Mosintuwu.

Pelatihan yang berlangsung lima hari penuh (14-18/11/2023), dibuka dan diawali di ruang pertemuan Sinode GKST. Sebanyak 30 aktor antariman dan aktivis sosial di Sulteng mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusias. Mereka adalah peserta yang terpilih dari sekian banyak pendaftar.

Dalam sambutannya, Ketua Umum Sinode GKST Pdt. Djadaramo Tasiabe, menekankan bahwa keberagaman dan hidup bersama sebagai warga bangsa sudah menjadi kenyataan negara kita.

“Indonesia adalah negara yang paling toleran, bayangkan salam-salam keagamaan dan jabatan dari para tamu disebutkan pada sambutan-sambutan, tidak seperti di negara-negara lain. Perbedaan yang ada di antara kita ojo dibanding-bandingke… yang menjembatani perbedaan itu adalah cinta, karenanya kita perlu memiliki cinta sebagai sesama manusia.” 

Sementara itu, Wakil Direktur PUSAD Paramadina Husni Mubarok, menegaskan bahwa tokoh agama dan masyarakat adalah aktor kunci dalam mengawal isu KBB. “Tokoh agama dan masyarakat berakar dan secara mayoritas tinggal menetap di masyarakat. Ini yang tidak dimiliki oleh pemerintah maupun instansi lainnya yang kerap berpindah,” ujarnya.

Husni menambahkan, “PUSAD Paramadina bekerja sama dengan PGI dengan harapan bisa menggerakkan isu KBB agar semakin dipahami oleh masyarakat. Sekaligus pula, agar para tokoh agama memiliki keterampilan dalam menghadapi konflik-konflik keagamaan.” Ia juga mengatakan bahwa pelatihan-pelatihan ini turut mengembangkan program maupun kapasitas para pelatih. “Dengan membagi ilmu mediasi ini, kami juga merasa semakin bertambah ilmunya, belajar dari berbagai tempat,” imbuhnya.

Sebelum membuka kegiatan ini, Wakil Sekretaris Umum MPH PGI Pdt. Krise A. Gosal, dalam sambutannya menjelaskan, bahwa isu-isu keberagaman dan HAM adalah bagian dari program penting PGI. “Dalam Sidang Raya 2019 PGI, telah ditetapkan arah dari program kerja PGI selama 5 tahun, yang turut bersama-sama menggumuli tentang krisis kebangsaan, yang salah satunya adalah masalah HAM terkait KBB,” katanya.

Oleh karenanya, ujar Wasekum PGI, program yang dijalankan oleh bidang KKC ini dilaksanakan di banyak tempat selama beberapa tahun terakhir, sekaligus berkolaborasi dengan berbagai pihak.

Terkait program ini, Sekretaris Eksekutif Bidang KKC-PGI Pdt. Jimmy Sormin, menjelaskan bahwa pelatihan mediasi menekankan 30% pengetahuan dan 70% keterampilan bagi para peserta. Dengan penyelenggaraan pelatihan hingga akhir 2023, ditargetkan tersedianya 120 mediator di masyarakat, yang akan menjadi agen-agen perdamaian, dan pembawa keadilan. Diharapkan pula 2.400 orang terdampak dari aktivitas tindak lanjut dari para peserta di komunitas atau lingkungan masyarakatnya masing-masing.

PGI juga mendukung para peserta untuk melakukan beberapa proyek kecil di tengah masyarakat, melalui dana stimulan untuk setiap peserta. Rencananya pada pertengahan Desember 2023 mendatang, tim dari KKC PGI-PUSAD akan berjumpa kembali dengan para peserta, untuk kemudian dilakukan monitoring dan evaluasi, serta refleksi bersama.

 

 

 

Pewarta: Markus Saragih

Read More
By markus
Berita PGIUtama
November 14, 2023

Wujud Solidaritas, Ditjen Bimas Kristen Gelar Doa Bersama untuk Perdamaian di Timur Tengah

JAKARTA,PGI.OR.ID-Konflik di Timur Tengah, yang melibatkan antara Israel dengan Hamas, mendatangkan duka dan penderitaan mendalam. Ribuan orang termasuk anak-anak terluka, meninggal dunia, serta harus mengungsi. PBB pun menyebut sebagai bencana besar kemanusiaan.

Merespons situasi ini, Kementrian Agama RI melalui Ditjen Bimas Kristen menginisiasi kegiatan Doa Bersama untuk Solidaritas bagi Korban Kemanusian dan Perdamaian di Timur Tengah, di Lt 5 Grha Oikoumene, Jakarta, pada Selasa (14/11/2023).   

Kegiatan doa bersama melibatkan lembaga gereja aras nasional, pimpinan Institut Agama Kristen Nasional (IAKN), ASN di lingkungan Dirjen Bimas Kristen, pimpinan sinode gereja, serta jemaat.

Dirjen Bimas Kristen Dr. Jeane Marie Tulung, STh, MPd dalam sambutannya menegaskan, bahwa kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka menindaklanjuti  himbauan Menteri Agama untuk melakukan kegiatan dan aksi solidaritas dan doa bersama untuk Timur Tengah.

“Kita di sini  semua berkumpul untuk bersama-sama menyatakan rasa simpati dan empati untuk bersatu hati, untuk doa bersama dan solidaritas bagi mereka korban dari kekerasan dan perang di Timur Tengah,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Jeane, banyak saudara-saudara kita yang mengalami penderitaan dan kehilangan akibat tindakan kekerasan, ketidakadilan, dan peperangan. Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat bersama-sama merapatkan barisan, bersatu hati dalam doa bersama, sebagai wujud solidaritas dan kepedulian.

Ditambahkan, doa bersama ini bukanlah sekadar rangkaian kata, melainkan bentuk nyata dari kebersamaan dan kepedulian kita sebagai umat manusia. Melalui doa bersama tersebut, mengingatkan diri kita akan tanggung jawab sebagai makhluk sosial, bahwa ketika satu bagian dari umat manusia menderita, maka kita semua merasakannya.

Sementara itu, Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom dalam khotbahnya menyinggung bahwa semua orang rindu perdamaian. Tetapi masih saja terjadi perang dan kekerasan.

“Masih terjadi kekerasan peperangan di Ukraina vs Rusia, yang terbaru Israel vs Hamas, bahkan di intern kita masih terjadi korban kekerasan seperti di Papua. Seperti belum sembuh luka lama tapi luka baru sudah dicongkel,” ujarnya.

Lebih jauh dijelaskan, semua orang menginginkan damai, sayangnya ketika menggapai kedamaian tetapi mengorbankan damai orang lain. Padahal kedamaian yang sejati ada dalam kebersamaan.

“Kedamaian tidak semata dalam perang, tetapi bagaimana semua bisa menggapai kedamian, tanpa membedakan, baik pribadi maupun kelompok. Kita justru selalu mengunakannya untuk kepentingan sendiri. Ini yang paling mensulitkan kita dalam mewujudkan kedamaian,” tandas Pdt. Gomar Gultom.

Meski ditengah himpitan dan konflik, Ketum PGI mengingatkan kita untuk tidak putus asa, melainkan terus berdoa agar perdamaian dapat terwujud, dan harus percaya terhadap kuasa doa.

Dalam rangkaian ibadah, doa bersama disampaikan oleh pimpinan gereja aras nasional, antara lain Pdt. Antonius Natan mewakili Ketua Umum PGLI Pdt. Dr. Ronny Mandang yang berhalangan hadir, Ketua Umum Gereja Advent Pdt. Andrew, dan Ketua Umum PGPI Pdt. Dr. Jason Balompapueng. Masing-masing membawakan pokok-pokok doa.

 

Pewarta: Markus Saragih

Read More
By markus
Berita PGIUtama
November 10, 2023

Kemajuan Teknologi AI, Justru Keberadaan Perkumpulan Gereja Makin Relevan

PALANGKARAYA,PGI.OR.ID-Kemajuan teknologi informasi Artificial Intelegensia (AI) dengan segala macamnya, justru perhimpunan-perkumpulan gereja semakin relevan. Keliru jika menganggap kemajuan teknologi kecerdasan buatan maka makin tidak relevan perhimpunan-perkumpulan gereja.

“Justru makin berkembang itu semua, maka makin relevan nilai-nilai yang sebenarnya luhur itu, yaitu perkumpulan, perhimpunan. Ini tidak hanya di Kristen. Tapi sebenarnya semua perkumpulan di semua agama,” ujar Praktisi Teknologi Digital dan AI, Hokky Situngkir, saat berbicara pada Konferensi Gereja dan Masyarakat (KGM) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) 2023, yang berlangsung di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada Jumat (10/11/2023).

Ia katakan, dalam hal ini mungkin gereja harusnya semakin menemukan porsi pentingnya ke depan. “Ini justru karena orang kan berkumpul, apalagi sekarang. Jadi orang minimal berkumpul dalam rangka membina spiritualitas, pengetahuan kognitif terkait teologi dan segala macam etika. Kita enggak dapat ini di tempat-tempat lain,” terangnya.

Jadi justru tempat-tempat yang orang berpikir wah 10 tahun lagi orang tidak mau ke sini, wah enggak kebalik. Justru karena begitu gampang dia menipu kita. “AI itu begitu gampang menipu kita, dan kita hanya perlu untuk memverifikasi sesuatu informasi yang kita terima, misalnya ke teman atau kerabat yang kita kenal. Termasuk misalnya ke sesama jemaat, di tempat tinggal. Jadi justru relevansi persekutuan koinonia, akan makin menemukan relevansi yang paling kuat ke depan ini dengan AI,” tandasnya.

Senada dengan Hokky, pada kesempatan yang sama, Pdt. Prof. Binsar Pakpahan dari STFT Jakarta mengingatkan, bahwa sekarang kita adalah generasi yang menghadapi pesatnya pertumbuhan kecerdasan buatan. “Karenanya literasi media harus kita tingkatkan. Terutama buat teman-teman yang berada di daerah, yang akan banyak terdampak oleh pertumbuhannya,” ujarnya.

Ini salah satu yang perlu kita hadapi adalah persiapan untuk melengkapi kemampuan diri akan dampak terhadap berbagai profesi yang akan hilang dari pertemuan….tetapi juga akan muncul karena….

Binsar mengingatkan, bahwa AI adalah alat yang membantu. “Pada akhirnya kita semua yang akan menentukan, dan kita manusia tidak boleh melakukan hal sebaliknya. Jangan biarkan AI mengambil keputusan untuk kita. Kitalah yang harus memasukkan perintah, dan kitalah yang harus mengendalikan apa data yang kita cari, serta apa yang ingin kita lakukan kedepan,” tegasnya.

Dia mengajak para peserta KGM PGI agar tetap berhati-hati dan sensitif terhadap pertumbuhan AI, karena pada akhirnya para pemegang data, pemegang kekuasaan dan ekonomi, kemungkinan besar akan banyak sekali memanfaatkan hal ini. “Dan yang paling susah, masyarakat yang paling rendah ekonominya justru akan semakin kesulitan pada kondisi tersebut. Itu lah tugas kita sebagai gereja,” ucapnya.

Menurut Binsar, teknologi berkembang melewati kita, dan kita berpikir itu etis atau tidak. “Tetapi yang membedakan manusia dengan AI, yaitu manusia punya hati. Dengan hati seseorang bisa melakukan lompatan. Lompatan yang digunakan Fear and Trembling, sehingga berteologi dari hati ada tiga, yaitu harapan, pengampunan dan cinta,” pungkasnya.

 

Pewarta: Tiara Salampessy

Read More
By markus
Berita PGIUtama
November 10, 2023

Gereja Diminta Speak Up Menanggapi Persoalan Keadilan dan Pelanggaran HAM

PALANGKARAYA,PGI.OR.ID-Yunita Christin dari Bagian Pemantauan dan Penyelidikan Komisi Nasional HAM mengimbau agar permasalahan-permasalahan gereja disampaikan dengan fakta dan data yang cukup. Fakta dan data yang terima Komnas HAM dari Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) sedikit sekali.

“Ayo gereja speak up. Meminta teman-teman PGI untuk mengemas fakta dan data yang memadai, menangggapi persoalan keadilan maupun pelanggaran HAM” ujar Yunita, saat berbicara pada Konferensi Gereja dan Masyarakat (KGM) Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) 2023, yang berlangsung di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada Kamis (9/11/2023).

Dia mengimbau, ke depan gereja perlu konsisten speak up dalam segala persoalan HAM di Indonesia. “Speak up itu tidak hanya dalam hal pelaporan atau pengaduan ke Komnas HAM atau lembaga hukum, tetapi juga aksi-aksi nyata,” tandasnya.

Yunita mengakui, selama ini gereja telah bergerak dan mengambil sikap dalam persoalan keadilan dan tantangan HAM di Indonesia dengan berbagai cara. Salah satunya, berkoalisi dengan lembaga-lembaga lain pada isu-isu Papua, termasuk isu-isu perempuan.

Dia katakan, meski pengaduan secara individu ke Komnas HAM belum, tapi yang penting ialah PGI sudah bergerak bersama koalisi.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur ketika menyinggung soal isu Papua, dia katakan, tidak ada hari tanpa tangisan orang Papua. “Kami melakukan berbagai cara untuk membuka dan membongkar isunya. Jadi menurut saya, forum ini sudah satu frekuensi, satu pemahaman dan satu bacaan. Punya semangat dan niat yang kuat untuk memperbaiki pendekatan kita. Perlu jurus baru. Beradaptasi dengan isu pelanggaran HAM,” tuturnya.

Lebih lanjut, dia meminta gereja untuk membuat skala prioritas dan lebih mendorong ke depan persoalan demokrasi, hukum, Hak Asasi Manusia sebagai permasalahan utama yang dibahas. “PGI bertemu presiden ternyata itu tidak cukup. Kita harus memperkuat kesadaran masyarakat, kesadaran umat. Misalnya jemaat bisa diarahkan untuk terlibat dalam perubahan, seperti lewat media sosial. Mereka bahkan bisa diajak menjadi pendengung demokrasi dan persoalan kemanusiaan,” imbaunya.

Isnur juga menyarankan diubahnya pendidikan pada level kognitif. “Saya membayangkan sekolah minggu bukan hanya tentang keimanan tetapi juga perjuangan. Bisa tidak dibuat kurikulum kesadaran,” ujarnya. “Media mana yang menyuarakan Papua? Kita butuh warga masyarakat, umat yang memiliki kemampuan jurnalistik dan pemahaman yang baik soal hukum, dan bisa menjelaskan ke publik. Bagaimana agar bisa menyuarakan secara bersama. Bagaimana kita me-mention Pak Jokowi, Pak Mahfud. Kita perlu membuat buzzer keadilan,” pungkasnya.

 

Pewarta: Tiara Salampessye

Read More
By markus
  • 1
  • 2
  • 3
  • …
  • 50
Categories
  • Berita(19)
  • Berita Gereja(134)
  • Berita Oikoumene(7)
  • Berita PGI(455)
  • Dunia(52)
  • Indonesia(204)
  • Info(26)
  • Lembaga & Mitra PGI(1)
  • Opini(32)
  • Siaran Pers(21)
  • Uncategorized(1)
  • Utama(491)
Gallery
Kolaborasi untuk kader pemimpin bangsa
Pertemuan bersama Gubernur Lemhanas RI, pada Selasa (11/4/2023)
Foto bersama diakhir pertemuan

Pdt. Gomar Gultom bersama Andi Widjajanto bertukar cinderamata
Seremonial peresmian GKI Pengadilan Pos Jemaat Bogor
Buka puasa bersama di Lt. 3 Grha Oikoumene, Jakarta

Copyright © 2020 BigHearts by WebGeniusLab. All Rights Reserved