Pengembangan dan Kebijakan Kurikulum Pendidikan di Indonesia
JAKARTA,PGI.OR.ID-Rabu, 12 Januari 2022, Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengadakan Diskusi Kelompok Terpumpun (atau FGD). Pertemuan berlangsung di Hotel Mulia dan dimulai pukul 13.30 WIB, diawali dengan makan siang dan tes swab antigen. Hadir mewakili PGI adalah Pdt. Jimmy Sormin, Sekretaris Eksekutif Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan PGI, dan Pdt. Cherly Naray, Plt. Sekretaris Eksekutif Bidang Keesaan dan Pembaharuan Gereja (KPG).
Tentu ini bukan kali pertama Kemendikbud Ristek mendiskusikan soal rencana perubahan kurikulum. Sudah terlaksana beberapa kali FGD untuk menerima masukan-masukan dari banyak lembaga, termasuk PGI.
Kondisi krisis belajar di sekolah, terutama dengan situasi pandemi telah melahirkan “kurikulum prototipe,” sebagai upaya sistemik untuk mengatasi krisis belajar, rendahnya kompetensi dasar dan ketimpangan yang tinggi (seolah ada beberapa sistem belajar yang berbeda: sekolah elit/unggulan, sekolah bagus, dan sisanya).
Riset menunjukkan bahwa pandemi menimbulkan kehilangan pembelajaran literasi dan numerasi. Baik situasi pandemi maupun berdasarkan evaluasi terhadap kurikulum-kurikulum sebelumnya, dilihat sangat perlunya penyederhanaan kurikulum. Penyederhanaan akan membuat siswa lebih fokus pada pembelajaran. Apalagi di masa pandemi ada “kejar tayang” kurikulum dalam kelas PJJ.
Untuk itu, maka akan ada sosialisasi masif dan penyesuaian bertahap hingga 2024. (Humas).