JAKARTA,PGI.OR.ID-Sejumlah tokoh lintas agama, diantaranya Sekum PP Muhammadiyah Prof. Abdul Mu’ti, Ketum PHDI Wisnu Bawa Tenaya, dan Rm. Hari Wibowo dari KWI, larut dalam kemeriahaan acara Interfaith Jazz Night, yang dilaksanakan oleh PGI dalam rangka HUT ke-78 Kemerdekaan RI, di Auditorium Lt 5 Grha Oikoumene, Jakarta, pada Rabu (16/8/2023).
Tidak hanya tokoh lintas agama, acara bertajuk Kesatuan dan Harmoni dalam Simfoni Jazz. Nusantara Bangkit dan Maju ini, juga dihadiri perwakilan dari ANBTI, Jaringan Gusdurian, LDII, WKN, Penghayat Sunda Wiwitan, Komnas Perempuan, GAMKI, dan GMKI.
Koordinator acara Interfairth Jazz Night, Pdt. Jimmy Sormin mengungkapkan, kegiatan tersebut diselenggarakan untuk mempererat persaudaraan lintas identitas dengan sukacita, sekaligus merayakan HUT ke-78 Kemerdekaan RI.
“Pada umumnya para pimpinan atau tokoh agama berinteraksi dengan formal atau terkesan “kaku” satu sama lainnya. Melalui event ini mereka dapat berinteraksi lebih lepas dan sukacita, diwarnai simfoni Jazz yang menyegarkan,” ujar Sekretaris Eksekutif Bidang KKC PGI ini.
Dia berharap, pascakegiatan akan ada kesempatan atau kegiatan lain yang memfasilitasi kebersamaan para tokoh melalui aktivitas seni, dan budaya yang mempersatukan sekaligus mengharmonikan keberagaman anak-anak bangsa.
Interfaith Jazz Night diawali penampilan Pdt. Jimmy Sormin bersama Pauline dengan lagu Juwita Malam. Dilanjut oleh Ketua Matakin Budi Tanuwibowo yang membawakan lagu Sepasang Mata Bola, karya Ismail Marzuki. Kemeriahan berlanjut usai rehat makan malam. MPH-PGI pun tidak mau ketinggalan untuk tampil membawakan lagu-lagu perjuangan. Selingan lomba makan kerupuk yang diikuti perwakilan lembaga semakin menambah semaraknya acara.
Tembang-tembang perjuangan diiringi dengan apik oleh Light of Unity Jazz Band yang digawangi Cendi Luntungan (drum), Juan Azriel (gitar), Fanny Kuncoro (keyboard 1), Rio Colondam (keyboard 2), Moko Manumpil (bass), Harley Korompis (trompet), Pauline Inggrid (vokal), dan Aldo Ririhena (vokal).
Acara yang berlangsung sekitar 3 jam ini, mendapat apresiasi dari Abdul Mu’ti. Menurutnya, ini adalah momen penting dimana kita merayakan kemerdekaan dengan cara yang gembira, namun tetap memiliki makna untuk membangun semangat patriotisme dan kebersamaan.
“Apapun bentuknya yang penting dia dapat membangun semangat patriotisme dan kebersamaan, yang sangat dibutuhkan oleh bangsa kita di tengah situasi sekarang,” tandas Sekjen PP Muhammadiyah ini.
Hal senada juga disampaikan Ketum PHDI Wisnu Bawa Tenaya. “Acara ini sangat luar biasa karena kita bisa berkomunikasi satu dengan yang lain, dalam keanekaragaman, kebhinnekaan, dan dalam suasana yang cair, di tengah perayaan HUT ke 78 kemerdekaan RI.
Dia melihat, kegiatan Ini juga bagian dari implementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. “Sebab itu saya berharap acara semacam ini bisa berkesinambungan dilakukan oleh setiap lembaga keagamaan, namun tidak hanya di aras pimpinan tetapi juga umat,” pungkasnya.
Tembang pamungkas Kemesraan, karya Franky Sahilatua yang dinyanyikan oleh para tokoh agama bersama-sama seluruh peserta, menjadi tanda berakhirnya Interfaith Jazz Night.
Pewarta: Markus Saragih