JAKARTA.PGI.OR.ID-Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menggelar pelepasan Organ Yayasan LAI masa bakti 2018-2023 dan menyambut kehadiran Organ Yayasan LAI masa bakti 2023-2024, di Gedung Pusat Alkitab Jakarta, pada Jumat (24/2/2023).
Acara dimulai sejak pukul 10 pagi dengan agenda pembekalan organ yayasan yang baru. Setelah makan siang, kemudian acara dilanjutkan dengan agenda utama Ibadah Pisah Sambut Organ Yayasan LAI. Tampak hadir tamu-tamu undangan dari unsur-unsur gereja tingkat nasional, mitra-mitra pelayanan LAI, anggota-anggota kelompok kerja, organ yayasan yang lama dan baru dan para karyawan LAI.
Situasi pisah sambut organ yayasan LAI periode ini sesungguhnya cukup unik. Biasanya masa bakti organ yayasan LAI, merujuk pada AD/ART LAI berlangsung 5 tahun. Namun, situasi pandemi yang cukup panjang memerlukan masa-masa peralihan dan penyesuaian menuju situasi normal baru. Maka, meskipun masa pelayanan organ yang lama berakhir, masa pelayanan organ yang baru tidak berlangsung 5 tahun, tapi menjalani masa transisi selama satu tahun dari 2023 hingga 2024.
Organ Yayasan periode 2018-2023 bekerja dan melayani LAI di masa yang tidak mudah karena serangan pandemi, ternyata Tuhan senantiasa masih menyertai pelayanan LAI dan bahkan terbuka peluang-peluang baru dalam pelayanan LAI, seperti pengembangan layanan digital dan yang terakhir tentunya selesainya pembaruan Alkitab Terjemahan Baru dan berhasil terbitnya Alkitab Terjemahan Baru Edisi 2.
Ibadah Pisah Sambut dipimpin oleh Pembinan LAI, Pdt. Dr. Bambang Wijaya yang menyampaikan firman Tuhan dari 2 Raja-raja 6:1-7 dengan menggunakan Alkitab versi TB2 yang baru terbit.
Dalam renungannya disampaikan bahwa sebuah pelayanan baik pribadi maupun organisasi harus memiliki dampak bagi umat atau masyarakat. LAI bukan hanya dituntut hadir dan ada di tengah umat, namun harus membawa dampak yang mengubah hidup umat.
Agar LAI mampu menjawab tantangan zaman dan mampu bergerak maju, Pdt. Bambang Wijaya menyebut ada 3 hal yang harus dilakukan. Pertama, adanya kesediaan untuk berubah. Kedua, adanya kesediaan untuk menghadapi kesukaran. Ketiga, adanya kesediaan untuk bertanggung jawab.
Mewakili Organ Yayasan LAI masa bakti 2013-2018, dalam sambutannya Pdt. Robinson Radjagukguk mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Gereja-gereja dan masyarakat, termasuk staf, para mitra, kelompok kerja, dan pemerintah dalam menjalankan tugas pelayanan bersama LAI selama lima tahun sejak 2018.
Menurutnya, semua program yang dijalankan LAI tidak akan berhasil tanpa kerja sama antara staf, mitra, dan pemerintah. Ditegaskan pula pelayanan LAI masih jauh dari paripurna. Karena masih banyak gereja-gereja dan umat Tuhan di berbagai pelosok Nusantara yang menantikan hadirnya firman Tuhan di tengah mereka, dalam bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami. Menjadi tugas organ yayasan yang baru untuk melanjutkan api pelayanan menghadirkan Kabar Baik hingga ke pelosok negeri. Hingga Tuhan datang kembali.
Pewarta: Perlando