TAHUNA,PGI.OR.ID-Sejak hari kedua Sidang MPL-PGI 2022 di GMIST Imanuel Tahuna, sejumlah pedagang menjajakan barang dagangannya, baik berupa pakaian, makanan, maupun kerajinan tangan di stand yang telah disiapkan oleh panitia, dengan harapan mereka mendapat rejeki dari perhelatan ini.
Vona Kirimang adalah pedagang yang turut menjajakan dagangannya di salah satu stand sejak hari kedua. Untuk berdagang di GMIST Imanuel, dia harus menempuh perjalanan selama 3 jam dengan mobil dari desanya, Batuderang, salah satu kecamatan paling selatan di Tahuna. Beruntung ada keluarga yang tinggal tidak jauh dari lokasi persidangan, sehingga tidak harus bolak-balik.
Selain kaos, anggota Jemaat GMIST Batuderang ini, menjajakan makanan khas Sangihe seperti kue bageya, kue gulung, kacang gula kenari, serta kerajinan tangan berupa gantungan kunci, kalung, dompet, dan lainnya, dengan harga yang bervariasi.
“Barang-barang ini hasil kerjasama dengan beberapa kelompok usaha milik jemaat yang ada di gereja saya pak, dengan sistim bagi hasil. Kalau habis lalu kami hitung berapa keuntungannya baru di bagi-bagi dengan kelompok usaha tadi,” ceritanya.
Dia mengaku ada keuntungan yang lumayan didapat selama berdagang di acara persidangan. Sebab itu, Vona pun berencana akan membuka stand hingga persidangan berakhir. “Biasanya kan kalau hari terakhir banyak yang beli oleh-oleh atau kenang-kenangan dari Sangir,” ujarnya sambil tersenyum.
Mengakhiri perbincangan, satu hal menarik disampaikannya. Masih banyak kendala yang dihadapi para kelompok usaha yang dijalankan oleh jemaat-jemaat di daerah terpencil seperti di Sangihe Talaud. Sebab itu, dia berharap gereja dapat memberi dukungan dan dorongan agar upaya pengembangan usaha yang mereka lakukan dapat lebih baik lagi.
Pewarta: Markus Saragih