KUPANG, PGI.OR.ID – Sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) diterjang La Nina pada Minggu (4/4) dini hari. Sejumlah daerah yang diterjang itu antara lain, banjir di Sabu Barat, Malaka, Oesao, air pasang di Sulamu, di pantai Kolbano, di Namodale rote, angin kencang di Pante Baru Rote dan juga pesisir Namidake serta longsor di Desa Nele Ladike, di Kabupaten Flores NTT.
Info dari Pdt.Paoina Ngefak Bara Pa, sejumlah wilayah pelayanan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) terdampak bencana banjir, air pasang, angin kencang dan longsor sehingga merusakan rumah warga dan gereja, ternak yang mati sejumlah pohon tumbang. Bencana La Nina terjadi pada Minggu (4/4) sekitar pukul 02.00 WITA dini hari.
Badai La Nina merupakan fenomena alam yang terjadi akibat penurunan suhu lingkungan di lautan pasifik dan hembusa angin utara menuju khatulistiwa yang menciptakan awan-awan hujan. Awan-awan tersebut menciptakan hujan, angin, petir dan dengan tingkat intensitas sedang hingga tinggi. Menurut BMKG, fenomena ini akan berlangsung hingga bulan Mei 2021.
Berkoordinasi dengan bidang PRB-PGI dan Unit Tanggap Bencana Alam dan Kemanusiaan GMIT, Pdt Paoina Ngefak Bara Pa, menyamaikan kondisi bencana yang terjadi di sejumlah wilayah NTT, yaitu hujan disertai angin kencang, gelombang pasang, longsor di sejumlah daerah, antara lain di Sabu, Malaka, dan Pantai Sulamu. Akibat bencana itu dilaporkan 3 orang meninggal dunia dan akses transportasi terputus serta listrik padam.
Evakuasi korban
Menurut Pdt. Paoina, tim yang terbentuk sementara ini melakukan koordinasi dengan komisi penanggulangan bencana klasis dan jemaat untuk evakuasi korban terdampak, mendirikan posko layanan dan pemenuhan kebutuhan pangan bagi para korban.
“Tiap klasis dan jemaat memiliki komisi bencana, ketika bencana terjadi tim bencana pemerintah dan dinsos sudah turun ke lokasi untuk layanan posko dan makanan. Kami jadi bagian dari tim bencana daerah baik di provinsi, kabupaten, kota akan berkoordinasi bagi warga yang belum dilayani dan bila tidak memenuhi syarat untuk menerima bantuan, maka gerejalah yang akan beri bantuan,” kata Pdt.Paoina.
Untuk menampung warga yang terdampak, pastori jemaat yang adalah rumah kediaman Pendeta dijadikan posko pengungsian, seperti di Waiwerang, Klasis GMIT Flores.
Kondisi NTT hingga berita ini diturunkan, hujan deras mengguyur sejumlah daerah dan banjir di beberapa tempat. Warga tetap diminta waspada dan diminta mengungsi di tempat-tempat yang aman.
Pewarta: Pdt. Paoina/Suresj/phil