KUPANG, PGI.OR.ID – Mama Ani (52) membersihkan ruang depan dan ruang tengahnya. Ia tinggal di Dusun Tetebudale, Desa Pukdale, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang di mana sedikitnya 161 kepala keluarga mengungsi dan 31 rumah hilang saat diterjang longsor dan hujan deras pada Minggu (4/4) lalu.
”Sudah dua tiga hari ini setelah bencana dua minggu lalu itu, kita bersih-bersih rumah Oma di sini. Supaya Oma Sofia (86) ibu kami bisa kembali pulang di rumah ini,” katanya.
Mama Ani bercerita ketika banjir bandang terjadi. “Waktu itu masih hari Sabtu (3/4) sebelum Paskah. Sudah hujan waktu itu tapi air belum masuk. Tapi oma sudah kami ungsikan dan barang-barang sudah kami naikan ke atap,” tambahnya sambil menunjuk barang-barang yang masih berada di atas plafon rumahnya.
Rumah Oma Sofi di bagian kamar belakang jebol diterjang air deras. “Semoga kami dapat bantuan untuk merenovasi rumah ini,”harapnya.
Sementara tetangga sebelah kanannya Opa Jus (77) juga tengah membersihkan tempat tidur yang terbuat dari kayu. Kondisi rumahnya sama, penuh dengan lumpur. “Sama seperti warga dusun ini, kita membersihkan rumah dari lumpur akibat banjir besar ini. Air dan lumpur hingga 2 meter lebih dan sa mengungsi dengan keluarga ke Gereja Mispa Tetebudale,” ujarnya.
Menurut Opa, banyak warga kehilangan ternaknya akibat banjir besar hari Minggu (4/4) lalu. “Ada puluhan sapi warga yang hanyut terbawa. Jadi hari Selasa (6/4) bangkai Sapi banyak sekali. Ini banjir yang besar dan habis semua,”ujarnya.
Pasca banjir bandang 2 minggu lalu, warga terus membersihkan rumahnya masing-masing. Warga yang kehilangan rumah masih ditampung di gereja GMIT Mispa Tetebudale sambil menunggu tempat relokasi yang aman.
Pewarta : Phil Artha