JAKARTA,PGI.OR.ID-Bantuan bagi korban bencana di Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali diberangkatkan oleh MPH-PGI dari Grha Oikoumene, Jakarta, Kamis (22/4), pukul 17.00 WIB, dengan menggunakan satu unik truk menuju kantor Sinode Gereja Kristen Sumba (GKS) di Jalan. R. Suprapto 23, Waingapu, Sumba Timur, NTT.
Bantuan tersebut diantaranya genset (2 unit), Alkitab, buku, peralatan makan, mandi, ember, peralatan perjamuan kudus, pakaian layak pakai untuk bayi, anak, hingga orang dewasa, pakaian dalam (baru), pembalut, dan perlengkapan sekolah.
Seperti pengiriman sebelumnya, semua bantuan setelah dipacking dalam dus maupun karung masing-masing diberi nomer serta keterangan jenis dan jumlahnya. Hal ini dilakukan agar bantuan yang dikirim dapat diterima dengan utuh setelah tiba di tempat tujuan.
Menurut Pdt. Shuresj dari Unit PRB-PGI, masih dibuka kesempatan bagi jemaat, lembaga, maupun gereja yang ingin mengirimkan bantuan melalui PGI. Namun diingatkan untuk tidak lagi berupa pakaian, tetapi peralatan makan, mandi, kebersihan, Alkitab, dan buku-buku bacaan.
“Kalau bahan makanan beras bisa, tapi kalau susu kemasan, bubuk maupun cair jangan karena pertama tidak semua orang cocok dengan satu produk susu, makanya ketika mengirimkan susu harus diperiksa oleh dinas kesehatan setempat, jadi prosedurnya agak repot. Kemudian pertanyaannya lagi air yang akan digunakan. Karena kita tahu kondisinya banjir jadi ketersediaan air bersih susah. Juga dari segi kesehatan perlu dipertanggungjawabkan. Ikan kaleng tidak masalah asal yang jelas merknya, mie instan harus dilihat kadar kadaluarsanya. Kalau kopi, gula, teh boleh,” jelasnya.
Terkait pengiriman bantuan berikutnya apakah tetap menggunakan truk atau pesawat hercules, masih dilakukan koordinasi dengan pihak TNI AU. Kabarnya, diperkirakan akhir April ini pesawat Hercules dijadwalkan melakukan penerbangan untuk membawa bantuan ke NTT.
“Semoga ini bisa terwujud karena pengiriman bisa gratis, dan tugas kita sekarang menginformasikan tonase dari barang bantuan yang akan dikirim kepada TNI AU,” tandas Pdt. Shuresj.
Pewarta: Markus Saragih