JAKARTA,PGI.OR.ID-Menko Marves Luhut B. Panjaitan memimpin Video Conference Meeting bersama para pemuka agama dari PGI, MUI, NU, Muhammadyah, KWI, PHDI, Matakin, Walubi, Ephorus HKBP, serta beberapa perwakilan perguruan tinggi, terkait perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia, pada Jumat (20/8/2021). Turut hadir Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Pada kesempatan tersebut, Menko Marves bersama para menteri lain menginformasikan berbagai hal, seperti penanganan Covid di Indonesia yang menunjukkan ke arah lebih baik dibanding dengan negara-negara tetangga, walau angka kematian masih banyak yang perlu diverifikasi.
Selain itu, melihat efikasi dari ragam vaksin yang ada saat ini, nampaknya Herd Immunity tidak mungkin dicapai. Oleh karenanya yang sangat dibutuhkan saat ini adalah ngupayakan angka RO yang saat ini ada pada kisaran 1,2 – 1,5 menjadi <1,0 berbarengan dengan coverage vaksinasi yang tinggi serta dengan ketat melakukan 3M dan 3T.
Diinformasikan pula, realitas yang menunjukkan bahwa isolasi mandiri (isoman) cukup berisiko. Terbukti angka kematian cukup tinggi dari kasus isoman. Olehnya agar isoman dipindahkan menjadi isolasi terpusat. Selain penangan medis yang terkendali, isoter ini sepenuhnya dibiayai oleh negara. Serta upaya mengejar produksi vaksin dalam negeri terus diupayakan, yang diperkirakan akan mulai berproduksi pertengahan 2022.
Sementara Covid diperkirakan masih akan terus ada hingga beberapa tahun ke depan. Dan PPKM akan senantiasa ada dengan varian level yang berbeda-beda. Tidak tertutup kemungkinan di masa yang akan datang, akan ada institusi khusus yang menangani masalah PPKM ini.
Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, dalam pertemuan ini, menyampaikan rasa hormat dan apresiasi dari gereja-gereja atas kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah dalam penanganan pandemi ini. Menurutnya, keadaan memang tidak mudah, sehingga membutuhkan kerjasama semua pihak, termasuk antara gereja dan pemerintah.
Dia menegaskan, bahwa PGI dan gereja-gereja di Indonesia terus melakukan literasi covid, walau harus diakui masih ada juga sekelompok kecil yang masih menolak adanya covid ini, tetapi jumlahnya sangat kecil, khususnya di Papua. Selain edukasi/literasi tersebut, gereja juga aktif dalam melaksanakan program vaksinasi, tidak hanya di tingkat sinode, bahkan juga di level jemaat-jemaat lokal.
“Saat itu kami sedang mendorong gereja yang sebelumnya menyediakan fasilitas untuk pusat isoman, agar bertransformasi menjadi isoter, dalam kerjasama dengan otoritas kesehatan setempat,” jelasnya.
Disampaikan pula keprihatinan atas kecenderungan para elit politik yang menggunakan pandemi ini sebagai alat dalam menggapai kepentingan politiknya. “Dalam kaitan ini, saya memohon pemerintah juga perlu tegas dalam mengajak semua elit politik menghentikan segala provokasi yang mengombang-ambingkan rakyat hanya demi kepentingan 2024. Saatnya kini semua elemen bangsa bersatu padu menghadapi pandemi ini” katanya.
Ketum PGI meminta pemerintah menertibkan media mainstream yang cenderung memberi panggung kepada para provokator tersebut menggunakan pandemi sebagai ajang provokasi. “Meski dalam alam kebebasan pers, pemerintah perlu bertindak tegas dan mengajak kerjasama semua media mainstream, agar tidak simpang siur informasi kepada masyarakat tentang penanganan pandemi ini,” tegasnya.
Pdt. Gomar Gultom juga sangat mengharapkan peran para pemuka agama untuk terus mengkampanyekan protokol kesehatan, termasuk dalam kotbah, ceramah dan pembinaan umat lainnya.