WAROPEN,PGI.OR.ID-Dalam rangka persiapan pelaksanaan Sidang Sinode XVIII, Sinode Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI TP) bekerja sama dengan Biro Pemuda Remaja (BPR), dan Biro Papua Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), mengadakan pelatihan dan pembekalan pandu sidang sinode yang telah berlangsung sejak 4-7 Juni 2022, di GKI Alfa Omega Paradoi, Klasis Waropen, Papua.
Tim BPR yang terdiri dari Rosiana Purnomo, Yessica Kansil, dan Richard Riruma serta kepala biro Papua PGI Pdt. Ronald Tapilatu hadir sebagai narasumber, dan fasilitator kegiatan.
Kegiatan dibuka dengan ibadah yang dipimpin oleh Sekretaris Komisi Pembinaan Jemaat GKI Klasis Waropen, Pdt. Adrian Tuasuun, S.Th. Dalam khotbahnya ditegaskan, tugas pandu sidang memang tidak mudah karena berbeda dari seorang tour guide atau pemandu wisata. Seorang pemandu sidang perlu bertanggung jawab dan menguasai banyak hal. Dia pun berharap agar para pandu dapat lebih bersemangat dalam hidup yang dipercayakan Tuhan lewat setiap tanggung jawab di dalamnya.
Sementara itu, Ketua BPAM Sinode GKI TP Pdt. Andrikus Mofu, M.Th, dalam sambutannya mengatakan, “Pengalaman menjadi Pandu Sidang merupakan sesuatu hal yang dapat menjadi pengingat yang baik di tahun-tahun mendatang akan komitmen dan kesediaan para peserta untuk menerima tugas, dan tanggung jawab dalam membantu persidangan Sinode GKI TP pada tahun ini.”
Sebanyak 128 pandu sidang yang berasal dari berbagai klasis di sekitar Waropen seperti Klasis Nabire, kep. Yapen, dan Biak mengikuti kegiatan tersebut. Materi yang disampaikan meliputi, mengenal Gerakan Oikoumene di Indonesia dan PGI, mengenal Biro Pemuda Remaja PGI, tantangan dan hambatan sebagai kader oikoumene, serta mengenal tugas dan tanggung jawab pandu sidang.
Mereka (para pandu sidang, red), kemudian dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu pandu luar, pandu dalam, dan pandu sekretariat, untuk mendiskusikan tugas-tugas spesifik setiap kelompok. Para pandu, yang tidak hanya berasal dari GKI TP, tetapi juga dari gereja-gereja sahabat GKI TP, menunjukkan antusiasme dan semangat berproses yang tinggi selama empat hari pelaksanaan pelatihan.
Di hari terakhir, para peserta menyampaikan testimoni setelah mengikuti acara pelatihan, salah satunya Marcel dari Klasis Nabire. Dia menyampaikan rasa syukur karena dapat terlibat dalam kegiatan ini. “Ada banyak hal yang saya pelajari selama pelatihan yang dapat dibagikan di persekutuan pemuda di Klasis saya,” ujarnya.
Para peserta berterima kasih kepada GKI TP atas kesempatan yang diberikan sehingga mereka dapat menjadi bagian dari Sidang Sinode sebagai pandu. Hal tersebut akan menjadi pengalaman yang sangat berharga. Di samping mendapatkan materi tentang Gerakan Oikoumene dan Pandu Sidang yang menambah wawasan pengetahuan mereka sehingga mereka lebih memahami tugas panggilan mereka sebagai kader muda Oikoumene, mereka juga mendapatkan teman baru yang akan bersama-sama melayani pada persidangan mendatang.
Para pandu akan berkumpul kembali di Waropen beberapa saat sebelum pelaksanaan sidang untuk menerima berkat pengutusan. Kegiatan pelatihan diakhiri dengan doa penutup yang dipimpin oleh Pnt. Klasina Ramandei (Wakil Ketua Jemaat GKI Alfa Omega Paradoi). Salam penutup dan perpisahan disampaikan oleh Wakil Sekretaris Klasis Waropen Grj. Leonard Paay yang diikuti dengan penyerahan sertifikat secara simbolis kepada salah seorang peserta pelatihan.
Sidang Sidang Sinode ke XVIII GKI TP di Waropen pada 18-24 Juli 2022 mendatang tentu akan menjadi momentum istimewa yang harus disambut dengan baik oleh seluruh jemaat. Sebelumnya di tahun 2017 saat Sidang Sinode ke XVII di Waisai Raja Ampat, sebanyak 70 klasis memperebutkan posisi sebagai tuan rumah sidang selanjutnya dan Klasis Waropen yang terpilih sebagai tuan rumah.
Saat ini panitia persidangan masih dalam tahap menyelesaikan beberapa tempat dan fasilitas yang akan digunakan dalam pelaksanaan sidang, dengan harapan bahwa semua yang diperlukan akan siap digunakan pada awal Juli mendatang.
Pewarta: Rosiana Indah Purnomo dan Yessica Patricia