JAKARTA,PGI.OR.ID-Perguruan Tinggi diharapkan memiliki pemimpin dengan kepemimpinan struktural dan kepemimpinan keilmuan memiliki komitmen mengimplementasikan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dengan siklus proses penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar (PPEPP).
Demikian ditegaskan Guru Besar UKI bidang Ilmu Manajemen Pendidikan, Prof. Dr. Hotmaulina Sihotang, S.Si., M.Pd, dalam orasi ilmiah berjudul Peran Kepemimpinan Mewujudkan Perguruan Tinggi Unggul Berbasiskan Sistem Penjaminan Mutu Internal, saat upacara pengukuhan sebagai Guru Besar, di Auditorium Grha William Soeryadjaya, UKI Cawang, Jakarta, pada Rabu (6/7/2022).
Sebagai Kepala Lembaga Penjaminan Mutu UKI, Prof. Dr. Hotmaulina Sihotang, S.Si., M.Pd selama dua tahun terakhir ini bersama tim mengurus proses Reakreditasi Perguruan Tinggi UKI. “Saya mensiasati waktu untuk mengurus kenaikan jabatan fungsional dari Lektor kepala (400) menjadi GB (918,5). Saya berharap akreditasi UKI Unggul dan pencapaian sebagai Guru Besar Program Administrasi Pendidikan ini, menjadi hal terbaik yang saya berikan kepada dunia pendidikan, khususnya Universitas Kristen Indonesia,” tuturnya.
Lebih jauh dijelaskan, kepemimpinan struktural dan keilmuan berbasiskan SPMI akan menghasilkan Perguruan Tinggi Unggul yang mampu berkontribusi dalam meningkatkan daya saing bangsa. Perguruan Tinggi Unggul menerapkan tatakelola sesuai prinsip good university governance, yaitu aspek kredibilitas, transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, keadilan, manajemen risiko dan mengumumkan ringkasan laporan tahunan kepada masyarakat.
Menurutnya, Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) adalah suatu proses sistemik yang wajib dilakukan oleh perguruan tinggi untuk menjamin Tri Dharma Perguruan Tinggi baik akademik dan non akademik. SPMI merupakan kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan. Pemenuhan syarat perlu terakreditasi unggul dipenuhi memerlukan kepemimpinan struktural dan kepemimpinan ilmuan yang memiliki komitmen menumbuhkembangkan budaya mutu dengan mengimplementasikan SPMI.
“Perguruan Tinggi Unggul membutuhkan pemimpin yang memiliki kompetensi sebagai leader dan managerial. Saya menyarankan pemimpin perguruan tinggi sebaiknya memiliki kompetensi (sikap, pengetahuan, dan skill) yang relevan, mampu mengikuti berbagai perubahan regulasi, perubahan manajemen, perubahan teknologi, mau terus belajar dan memiliki passion sebagai pemimpin. Bagi para pemimpin di perguruan tinggi, saya menyarankan kepemimpinan struktural perguruan tinggi seyogianya memiliki komitmen terus menerus dalam berpikir, bersikap, berperilaku, dan menjadi role model dalam mengelola perguruan tinggi,” saran Prof. Hotmaulina Sihotang.
Ditambahkan, kepemimpinan struktural seyogianya memiliki komitmen terus menerus dalam berpikir, bersikap, berperilaku, dan menjadi role model dalam mengelola perguruan tinggi serta mendukung kepemimpinan keilmuan dengan memberikan ruang meningkatkan jabatan fungsional mencapai guru besar bagi semua dosen. Kepemimpinan ilmuan memiliki passion pada pengembangan ilmunya, aktif melakukan kegiatan Tridharma.
Rektor UKI, Dr. Dhaniswara K. Harjono, S.H., M.H., MBA, menjelaskan bahwa fungsi Perguruan Tinggi untuk menghasilkan Guru Besar yang berkiprah untuk kesejahteraan masyarakat di bidang Tri Dharma PerguruanTinggi. Guru Besar bukan hanya untuk UKI tapi juga untuk Indonesia.
“Pada tanggal 28 Juni 2022, kami mendapat berita sukacita dengan berhasilnya UKI meraih akreditasi Unggul. Dengan predikat ini, kami ingin berbuat yang lebih baik lagi sehingga memberikan manfaat masyarakat, bangsa dan negara. Kami berharap Guru Besar dapat menjadi teladan bagi seluruh civitas academica UKI dan menorehkan prestasi bagi kita semua. Saya ucapkan sukses dan selamat kepada Prof. Dr. Hotmaulina Sihotang, S.Si., M.Pd” ujar Rektor UKI, Dr. Dhaniswara.
Pewarta: Markus Saragih