KINASIH,PGI.OR.ID-Mengusung tema Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir (Bdk. Wahyu 22 :12-13), PGIW DKI Jakarta melaksanakan Rapat Majelis Pekerja Lengkap (MPL) di Hotel Kinasih Caringin, Sukabumi, Jawa Barat, 15-18 November 2022.
Rapat diikuti sekitar 250 orang peserta yang merupakan perwakilan pimpinan gereja, fungsionaris, serta mitra PGI Wilayah DKI Jakarta, dalam rangka mempercakapkan pergumulan gereja dalam memperkuat kehidupan bergereja untuk berpartisipasi dalam memperkuat solidaritas kebangsaan menghadapi krisis dan dampak pandemi, serta mensukseskan Pemilu serentak.
Di hari pertama, Selasa (15/11/2022), diisi dengan ceramah yang disampaikan oleh Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom. Dijelaskan, dunia yang harmonis adalah dambaan kita semua. Namun kenyataannya, kita dibayangi budaya kekerasan, bahkan gereja menjadi pelaku kekerasan. Kita mewarisi konflik-konflik itu sekarang. Selain itu, runtuhnya keadaban publik akibat pengarus-utamaan jumlah penganut agama, dan berbagai bentuk perilaku seperti aksi kekerasan, hoax, korupsi, manipulasi, politik identitas, dan lainnya. Ada kecenderungan kita juga untuk melawan sektarianisme dengan sektarianisme.
Menurutnya, bumi yang kita diami, Sacramentum Allah, sedang bergejolak karena mencairnya es di Kutub Utara. Global warming, mutasi virus corona, dan sebagainya, kita yang menyebabkan, kita juga yang menderita. Ada eskalasi krisis ekologis. Untuk merespon kondisi ini, maka yang diperlukan adalah spiritualitas keugaharian, keberanian mengontrol diri dan berkata cukup. Bukan semata hidup sederhana, melainkan pola hidup yang memperjuangkan kecukupan untuk semuanya.
Lebih jauh dijelaskan, spiritualitas keugaharian memiliki 3 dimensi, yaitu keberanian mengatakan cukup, kesediaan berbagi kepada mereka yang belum memiliki kecukupan, tidak semata hidup sederhana. “Dengan spiritulitas inilah kita membangun keadaban publik,” tandas Pdt. Gomar Gultom.
Pada bagian lain, dia juga menyinggung agenda pastroral kita yaitu menjadikan Pancasila sebagai agama publik. Upaya membumikan Pancasila tidak hanya secara teoretis, tetapi perlu implementasi. Sayangnya, konsentrasi kita soal Pancasila di sila 1. Padahal 2 sila soal keadilan. Sebab konon katanya akar radikalisme adalah kemiskinan dan ketidakadilan. “Maka perlu kita merevitalisasi gerakan oikoumene, Oikos dan menein yang berarti gerakan menata dunia menjadi rumah yang nyaman untuk didiami oleh semua,” ujarnya.
Usai ceramah, juga digelar sesi diskusi, yang salah satunya mengenai peran dan kerja PGI.
Pewarta: Markus Saragih