KALTIM,PGI.OR.ID-Semiloka Eco Church digelar Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB), di jemaat GPIB Kanaan, Kenangan Kalimantan Timur, pada Senin (15/05/2023).
Acara dibuka dengan tarian adat Dayak yang disampaikan oleh anak-anak Persekutuan Teruna GPIB Kanaan Kenanga, Kaltim menghantar para tamu dan undangan memasuki ruang gereja tempat diadakannya Semiloka Eco Church. Tampak hadir pejabat daerah setempat dan Majelis Sinode GPIB.
Dari Majelis Sinode yang hadir dalam kesempatan tersebut adalah Ketua I Pendeta Marthen Laiwakabessy S.Th, Ketua II Pendeta Manuel E. Raintung, S.Si, M.M dan Sekretaris I Pendeta Roberto J.M. Wagey, M.Th.
Pdt. Manuel Raintung dalam sambutannya meminta peran serta warga jemaat untuk menjaga dan merawat lingkungan hidup yang saat ini sudah masuk dalam masa-masa krisis. “GPIB ikut memberikan sumbangan pemikiran bagaimana gereja merawat bumi, untuk melestarikan kehidupan alam ciptaan Tuhan. Kasih Tuhan itu nyata bukan hanya kepada umat yang beriman, tetapi kasih Tuhan itu juga harus nyata dalam kehidupan bersama lingkungan hidup dimana kita ada,” kata Manuel.
Menurutnya, ditengah-tengah ancaman atauakrisis lingkungan yang sudah mulai terasa yang dirasakan dirasakan belakangan adalah meningkatnya suhu udara yang cukup panas. “Ini akibat dari perubahan iklim yang cukup signifikan, di India 60 derajat. di Indonesia kalau sudah 35 derajat sudah panas. Suhu ini sudah tidak bersahabat lagi. Itulah tantangan kita, GPIB sebagai gereja tidak boleh tutup mata atau tutup hati terhadap ancaman dari krisis lingkungan ini,” tandas Manuel.
Dikatakan, Dept. Germasa dan Lingkungan Hidup dalam merawat lingkungan hidup menuju sebuah kesaksian dimana gereja harus dapat menyatakan kepeduliannya. “Inilah kesempatan itu. Jikalau hasil semiloka ini baik dan tepat serta harus diberdayakan maka GPIB akan mencanangkan GPIB sebagai sahabat alam atau gereja ramah lingkungan,” ujarnya.
Mengapa ditempat ini? Menurut Manauel, tempat ini mendapat sorotan dari berbagai pihak karena itu GPIB juga sepakat untuk bertemu disini sebagai wujud nyata ikut serta dalam pembangunan nasional membangun Ibukota Nusantara yang smart city, green city dan mengikutinya sebagai green church.
Ketua Panitia Semiloka ECO Church GPIB Dr. Stella Pattipeilohy dalam sambutannya berharap jemaat-jemaat GPIB dimanapun bisa Bersama-sama terlibat dalam pengatasi krisis lingkungan. “Semiloka ini mengajak seluruh jemaat GPIB memiliki kesadaran yanag baik tentang krisis lingkungan dan berusaha membangun pola hidup tanpa sampah,” tutur Stella.
Selain itu, kegiatan ini juga mengajak pada praktik hidup yang sederhana, tidak lagi menggunakan botol minuman plastik dan melakukan penanaman pohon. Tujuan jangka panjang dari kegiatan ini yaitu bersifat eksternal bagaiamana GPIB ingin merealisasiskan salah satu isi dari dokumen keesaan PGI.
Pdt. Henry Teddy Tamaela S.Si Teol mewakili BP Mupel Kaltim 1 mengatakan, penyelenggaraan semiloka Eco Church di Kenanga ini adalah moment yang tepat.
Menurutnya, pembangunan IKN banyak mendapatkan sorotan. Jadi, kata Henry, ini moment yang tepat GPIB hadir memberikan dukungan bagi pembangunan IKN melalui kepedulian lingkungan hidup. “IKN menjadi sorotan, karena kedepan orang akan melihat IKN yang ada di Provinsi Kalimantan Timur. Ini momen yang baik bagi kita sebagai GPIB yang ada di Kaltim1 dan Kaltim 2 untuk bisa bersama-sama memulai menjadi teladan menopang IKN sebagai smart city, dan green city.
Sumber: arcusgpib.com