JAYAPURA,PGI.OR.ID-Biro Papua PGI bekerjasama dengan EcoNusa dan PGIW Tanah Papua melaksanakan Lokalatih bagi Guru Sekolah Minggu terkait topik Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam Papua.
Lokalatih yang dilaksanakan selama empat hari (17-20/9/2023) ini, berlangsung di Balai Diklat Kementerian Sosial RI di Abepura Jayapura, dan diikuti oleh 30 orang peserta dari Komisi Anak / Guru Sekolah Minggu utusan GKI-TP, GPI, GKII, HKBP, GKO, dan GKKK.
Kepala Biro Papua PGI, Pdt. Ronald Tapilatu mengatakan, lokalatih bertujuan untuk membangun, dan mendorong inisiatif para Guru Sekolah Minggu sebagai penggerak serta motivator utama menumbuhkan kesadaran anak-anak dan remaja Kristen untuk mencintai lingkungan alam, termasuk hutan sebagai bagian dari kehidupannya menghargai karya ciptaan Allah.
Kegiatan ini juga diarahkan pada peningkatan kapasitas Guru Sekolah Minggu dalam memahami upaya perlindungan hutan dan pelestarian alam di Papua sebagai hal mendasar, penting dan mendesak dalam pembentukan karakter anak-anak dan remaja Gereja.
“Maka transformasi pengetahuan mendasar mengenai hal tersebut perlu terus-menerus menjadi suatu perhatian dan kepedulian yang mesti tertuang di dalam bahan ajar para Guru Sekolah Minggu,” tandasnya.
Pembukaan lokalatih yang berlangsung pada Minggu (17/9) pukul 18.00 WIT, dihadiri oleh Wakil Sekretaris Umum PGI, Pdt. Krise Anki Gosal, Ketua PGIW Tanah Papua, Pdt. Hizkia Rollo, Wakil ketua PGIW Tanah Papua, Pdt. Petrus Bonya Done, Opung TH. Pasaribu, Anggota Penasehat PGIW Tanah Papua, serta Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua, Jan Ormuseray, SH.
Dalam paparan materinya di hari pertama, Kadis Kehutanan dan Lingkungan Hidup berbagi pengalaman dan memberikan banyak masukan terkait perhatiannya terhadap perlindungan hutan dan alam di Papua, yang semakin lama semakin tergerus karena eksploitasi dan perambahan hutan tanpa kendali untuk kepentingan pribadi dan investasi. Karena itu, pihaknya terus menerus memberikan penyuluhan untuk tidak menebang hutan melainkan menanam pohon untuk kehidupan jauh lebih penting dan bisa menjamin masa depan generasi Papua.
Di hari Kedua, Wasekum PGI Pdt. Krise Gosal menekankan bahwa selama kurun waktu yang panjang Gereja-gereja telah menggumuli masalah lingkungan hidup sehingga pada Sidang Raya PGI yang ke-17 tahun 2023 di Waingapu Sumba, Gereja-gereja mengaku bahwa masalah Ekologi telah berada pada tingkat “krisis” dan perlu keseriusan gereja untuk bertobat dari dosa-dosa ekologisnya dan kembali kepada panggilannya merawat bumi yang adalah Sacramentum Allah.
Lebih jauh dijelaskan, berhenti dari tindak kekerasan dan perkosaan atas bumi dan lingkungan hidup. Untuk itu, kata Wasekum, salah satu langkah strategi adalah menanamkan nilai-nilai cinta alam, cinta hutan sejak anak berada di masa Sekolah Minggu yang adalah masa “Golden Age”, masa paling cocok untuk menyerap nilai-nilai hidup. Apalagi mengingat dalam 10 tahun terakhir hutan Papua rusak 700 ribu hektar.
Selain Kadis Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua dan Wasekum PGI, turut serta memberikan materi sebagai narasumber antara lain Barnabas Suebu (Tokoh dan Pemerhati Lingkungan Hidup di Papua), Dr. Banu Subagyo (Jakomkris), Dr. Freddy Pattiselano (UNIPA), Sekretaris Eksekutif Bidang Keesaan dan Pembaruan Gereja PGI Pdt. Lenta Enni Simbolon, Kepala Biro Pengurangan Resiko Bencana PGI Pdt. Shuresj Tomaluweng, dan Kepala Biro Papua PGI Pdt. Ronald Tapilatu.
Pewarta: Markus Saragih