INDRAMAYU,PGI.OR.ID-Para anak muda peserta kegiatan Tanah Air itu Bhinneka (TAB) 2023 Goes to Indramayu yang digelar PGI bersama GKP di Tamiyang, Indramayu, Jawa Barat, sejak Selasa (20/6) hingga Jumat (23/6), mengaku sangat terkesan dengan kegiatan yang ada.
Seperti dituturkan Yeremia Toar Saing, peserta asal Manado, Sulawesi Utara. “Kegiatan analisis sosial kemarin sungguh luar biasa bagus dan seru. Senang bisa ngobrol dengan warga, terutama dengan para ibu dan bapak yang sudah lanjut usia. Yah, walaupun ada sedikit kesulitan, karena kadang mereka saat-saat ngobrol menggunakan bahasa setempat, jadi sedikit bingung aja, tapi ada yang jelasin jadi ngak apa-apa lah,” ungkap Yeremia, merespon kegiatan di hari pertama.
Menurutnya, warga Tamiyang sangat ramah dan baik. “Banyak pohon mangga di sini. Pemandangan alamnya bagus dan keluarga atau orang tua asuh saya itu jago masak loh kak, hehehe,” ujar Yeremia sembari tersenyum manis.
Di hari pertama (20/6), para peserta, yang adalah 30 pemuda-pemudi lintas iman dan lintas budaya dari berbagai daerah di tanah air ini, melakukan analisis sosial, kunjungan ke rumah-rumah warga, serta melakukan wawancara mengenai toleransi yang sudah ada di Tamiyang sejak dahulu kala.
Sebelumnya, Kepala Biro Pemuda dan Remaja PGI, Rosiana Purnomo menuturkan, pada prinsipnya analisis sosial dilakukan agar 30 peserta yang berusia antara 18 hingga 30 tahun ini, bisa mengenali konteks di mana mereka ada sekarang.
“Kalau dalam hal ini konteksnya mereka bisa mengetahui Tamiang masyarakatnya seperti apa, dan kehidupan di sini bagaimana, untuk nantinya menjadi bekal bagi mereka dalam interaksi selanjutnya dengan warga yang ada,” ujar Rosiana, di sela-sela kegiatan hari pertama.
Terlebih juga dengan orang tua asuhnya masing-masing. “Jadi selain itu juga, karena istilahnya kan kita ‘menumpang’, jadi setidaknya harus tahu dan mengenali bagaimana kehidupan masyarakat di sini. Seperti bagaimana dan nilai-nilai apa yang ada di masyarakat Tamiang,” tambahnya.
Setelah para peserta turun ke masyarakat setempat, Rosiana melihat mereka terkesan dan lebih rileks saat berinteraksi karena sedikit lebih mengerti daripada sebelumnya, terkait kehidupan, keadaan sosial ekonomi, dan pola interaksi masyarakat di sana.
Melalui kegiatan analisis sosial ini, dia berharap setidaknya saat peserta berinteraksi dengan keluarga asuh, akan lebih aware dengan keberadaan mereka. “Enggak cuman sekadar keluarga asuh yang menampung mereka. Tetapi lebih ada value yang mereka hargai, dan bisa diambil, yang nantinya mungkin bisa dibawa juga ke kehidupan sehari-hari peserta ketika kembali di tempat asalnya,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom menuturkan, bahwa agama apapun yang dianut peserta, karena iman yang mereka yakini, adalah justru untuk membangun kebersamaan. “Mereka setelah kegiatan Tanah Air itu Bhinneka 2023 Goes to Indramayu, diharapkan kelak menyumbang untuk kemanusiaan, menyumbang untuk keyakinan tanpa melihat agama maupun latar belakang lainnya,” tutup Pdt. Gomar.
Pewarta: Tiara Salampessy