PALANGKARAYA.PGI.OR.ID-Deputi I Kantor Staf Kepresidenen (KSP) RI Febry C. Tetelepta menegaskan, siapa pun yang terpilih menjadi Presiden RI pada Pemilu 2024 mendatang, harus melanjutkan program Ibu Kota Negara (IKN).
“Ibu Kota Negara pasti akan pindah,” ujar Febry saat menjawab peserta pada diskusi pleno, dengan topik “Kebijakan Pembangunan Nasional: Prospeknya dan Tantana Kedepan”, yang digelar pada hari kedua Konferensi Gereja dan Masyarakat (KGM) Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) 2023, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (9/11/2023).
Kepada pgi.or.id, usai sesi diskusi, Febry menuturkan, banyak dari peserta yang mempertanyakan apakah ini (IKN), akan ada porses kelanjutan pada periode kedepan. “Saya dengan tegas memberitahukan bahwa ini bukan pembanguna satu atau dua orang. Bukan hanya Pak Jokowi saja. Tapi ini pembangunan bangsa,” tegasnya.
Siapapun menjadi presiden, kata Febry, program tetap berlanjur. “Dan visi misi dari tiga calon presiden, tetap melanjutkan program Presiden Joko Widodo. Dan tentunya akan ada aksentuasi-aksentuasi dalam pembangunan kedepan,” terangya.
Itulah dasarnya bagi dirinya, lanjut Febry, untuk mengpresiasi KGM ini. “Terima kasih Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) yang telah menjadi tuan dan nyonya rumah. Saya harap PGI bisa semakin baik lagi di tahun politik, maupun di tahun pembangunan bangsa ke depan,” ucapnya.
Febry juga mengapresiasi KGM, yang adalah konferensi lima tahunan untuk melahirkan pikiran-pikiran substansial tentang gereja, dan akan menjadi dasar untuk proses sidang raya di Toraja tahun depan.
KGM PGI 2023 ini, dinaungi terang tema dan sub tema yang sama dengan Sidang Raya XVIII PGI di Toraja pada November 2024 mendatang, yaitu “Hiduplah sebagai terang yang membuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran” (Band. Efesus 5:8b-9) dengan sub tema “Bersama-sama Mewujudkan Masyarakat Majemuk yang Pancasilais dan Berdamai dengan Segenap Ciptaan Allah”.
Saat membuka KGM PGI 2023, di Hotel Aquarius, Palangkaraya, Rabu (8/11/2023), Ketua MHP PGI Olly Dondokambey mengatakan bahwa pemilihan tema dan sub tema ini adalah refleksi gereja-gereja di Indonesia atas tantangan yang akan dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. “Pemilihan tema dan subtema di sidang raya selalu berkaitan dengan refleksi atas tantangan-tantangan kehidupan bermasyarakat bangsa dan bernegara di Indonesia dan tantangan Global,” ujarnya.
Ia menambahkan, KGM ini adalah upaya bersama menyikapi proses bagaimana gereja menjadi terang yang akan membuatkan kebaikan di tengah konteks bangsa dan negara Indonesia.
Ia lantas mengajak peserta KGM untuk mewujudkan dalam aksi nyata, hasil-hasil dari KGM PGI 2023 ini. “Marilah kita menyumbang pikiran yang terbaik dalam 4 hari ini tetapi juga tindakan nyata sebagai gereja di Indonesia tercinta ini,” pungkasnya.
Pewarta: Tiara Salampessy