JAKARTA,PGI.OR.ID-Guna mendukung gereja-gereja dalam pembinaannya terhadap para calon pasangan pengantin agar semakin terbangun keluarga-keluarga Kristen yang harmonis dan sejahtera, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) bekerjasama dengan Wahana Visi Indonesia (WVI) meluncurkan buku Katekisasi Pranikah. Membangun Keluarga Sejahtera dengan Kasih, di Grha Oikoumene, Jakarta, pada Senin (24/7/2023).
Peluncuran buku yang digarap oleh kedua lembaga ini, diawali dengan diskusi. Pada kesempatan itu, sebagai Pembahas, Sekretaris Umum PGI Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty, mengungkapkan, bahwa buku ini perlu dipertimbangkan untuk digunakan oleh gereja-gereja secara institusional dalam melengkapi materi katekisasi pra-nikah di gereja masing-masing. untuk kemudian dilembagakan sebagai program gereja.
Namun, lanjut Sekum PGI, yang menjadi penting adalah bagaimana memunculkan kegelisahan para calon pasangan yang akan menikah terkait situasi problematiK yang berkembang pasa berbagai aspek terkait dengan tantangan pembentukan keluarga dalam era kontemporer saat ini.
“Institusi gereja, para pelayan, dan jemaat, harus memiliki kegelisahan terkait data-data yang memperlihatkan berbagai potensi perapuhan keluarga dalam era sekarang. Dalam penelitian yang pernah saya lakukan di GPM bagaimana data menunjukkan tingginya tingkat perceraian di keluarga Kristen, paparan HIV/AIDS, narkoba, KDRT, serta tingkat kriminalitas yang tinggi. Kita harus membeberkan data-data untuk merangsang kegelisahan, sehingga gereja maupun calon pasangan yang akan menikah merasa pentingnya katekisasi pranikah. Jaman juga sudah berubah, dan model keluarga juga berubah, termasuk dalam masyarakat, gaya hidup, kebebasan anak, dan sebagainya. Kita sedang bergerak ke arah ini,” ujarnya.
Sementara itu, dari WVI, Dr. Anil Dawan, melihat, keluarga adalah bagian penting dalam masyarakat, dan gereja. Sebagai lingkaran terkecil, maka keluarga harus dikuatkan. Sebab itu, WVI pun melihat pentingnya buku tersebut dalam rangka menciptakan keluarga yang kuat. Keluarga harus memberi kontribusi besar kepada Index Pembangunan Manusia.
“Sebab itu anak harus diasuh dengan orangtua yang baik. Maka penting disiapkan sejak awal, dan katekisasi pranikah menjadi intervensi yang sangat strategis,” tandas pria yang juga penulis di buku jilid 2 ini.
Menyoroti topik Keluarga Peka Terhadap Sosial dan Budaya, yang ada dalam buku tersebut, menurut Anil, selain bicara agama, perlu pula menyoroti persepektif budaya. Pasalnya, budaya yang merupakan sesuatu yang telah disepakati secara turun-temurun, juga memberi dampak pada proses membangun keluarga. Sebab itu, perlunya mengangkat budaya yang positif, sementara yang negatif coba dikritisi.
Sedangkan pembahas lain Pdt. Jimmy Sormin, selaku penulis dan editor buku, mensoroti topik Manajemen dan Ekonomi Keluarga, melihat topik ini mengingatkan calon pasangan bukan semata karena cinta tapi harus realistis dan kritis sejauhmana melakukakan perencanaan dalam keluarga.
Selain itu, untuk topik Keluarga dan Kesehatan, menurutnya juga bagian penting dalam katekisasi pranikah, dengan maksud bukan dalam rangka diskriminasi terhadap mereka yang sakit, atau terpapar penyakit tertentu, melainkan justru untuk mempersiapkan calon pasangan agar mau menerima kenyatan atau kondisi si calonnya.
“Juga ada pendidikan seks. Buku ini mensarankan kepada semua pengguna untuk memeriksa kesehatan calon, dan secara dewasa membahasnya agar saling menerima dan menguatkan,” jelas Sekretaris Eksekutif bidang KKC PGI ini.
Terbitnya buku Katekisasi Pranikah. Membangun Keluarga Sejahtera dengan Kasih, mendapat respon positif dari para peserta. Selain masukan, banyak pula yang berharap dapat memiliki buku tersebut, termasuk dalam bentuk digital.
Sebelumnya, pada 2019 PGI bekerja sama dengan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI juga telah menyusun buku dengan tema yang sama, bagi gereja-gereja di Indonesia.
Pewarta: Markus Saragih