JAKARTA,PGI.OR.ID-Kongres ke VI Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) yang berlangsung di Hotel Gran Melia, Jakarta, pada Sabtu-Minggu (10-11/4) telah memilih Dr. Badikenita Br. Sitepu, SE-Audy WMR Wuisang, S.Th. M.Th M.Si sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal DPP PIKI Periode 2020-2025.
Selain memilih pengurus, kongres juga merekomendasikan, pertama, mempertajam visi organisasi sebagai organisasi intelektual bertaraf internasional diikuti dengan kontektualisasi serta relevan terhadap perkembangan yang ada atau yang sedang berlangsung (kontekstual). Kedua, menghimpun dan mendayagunakan potensi kaum inteligensia Kristen sebagai alat mencapai keadilan sosial dengan menjadikan Pancasila sebagai sumber Inspirasi pergerakan organisasi.
Ketiga, membentuk lembaga penelitian untuk memperkuat internal organisasi serta memberikan sumbangsih pemikiran kepada pemerintah. Keempat, membangun kemitraan strategis dengan lembaga pemerintah dan swasta dalam rangka mensejahterakan masyarakat dan membela kepentingan masyarakat. Kelima, mendirikan lembaga pendidikan dan kajian Kristen, sebagai media peningkatan kemampuan inteligensia umat Kristiani Indonesia yang memiliki Integritas dan berkarakter.
Keenam, mendukung pemerintah dalam memperpanjang Otsus di Papua dengan bersama sama melakukan pengawasan agar pembangunan secara berkeadilan dirasakan oleh seluruh masyarakat Papua. Ketujuh, mendukung upaya cepat tanggap pemerintah pusat dan daerah dalam menangani bencana alam yang melanda wilayah di Indonesia.
Kedelapan, mendukung upaya pemerintah dalam menangani gerakan separatisme dan terorisme yang muncul dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesembilan, mendukung upaya pemerintah dalam melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan.
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutannya saat membuka Kongres ke VI PIKI menyampaikan antara lain, secara sosiologis ada dua kelompok Intelektual, kelompok pertama adalah intelektual yang kiprah dan pemikirannya berpijak pada cita-cita keagamaan, dan kedua, Intelektual yang netral agama; mereka sama-sama memiliki peran dan kontribusi besar dalam perjuangan dan pembangunan bangsa dan negara Indonesia untuk segala bidang.
“Pembangunan bangsa ini dari generasi ke generasi seharusnya membangun budaya yang menghargai peran intelektual, dalam kondisi apapun intelektual konsisten bekerja untuk bangsa, tidak menjadi intelektual tukang yang kerja berdasarkan pesanan, apalagi mengkhianati bangsa dan negara,” demikian sambutan yang disampaikan secara online.
Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan PIKI periode 2015-2020 Hashim Djojohadikusumo, berpesan “sekiranya masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini yakni masalah kesenjangan yang menjadi potensi merusak memecah persatuan dan kesatuan Indonesia semoga tema PIKI dalam Kongres VI yakni: Tegakkanlah Keadilan, dapat tercapai”. Sedangkan Ketua Dewan Penasehat PIKI, Cornelius Ronowidjojo menegaskan, visi dan misi PIKI harus disesuaikan, dan bawalah visi misi PIKI ke partai politik bukan membawa visi misi partai politik ke PIKI.
Ketua Dewan Pakar PIKI, Pos Hutabarat, dan Sekretaris Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty turut memberikan sambutan dan pesan agar PIKI memperkuat jalinan kebangsaan dan demokrasi Indonesia.
Kongres yang mengusung tema “Tegakkanlah Keadilan” (Amos 5:15b) ini, terpaksa mengalami penundaan dari seharusnya dijadwalkan tahun 2020 karena Pandemi COVID-19. Kongres ke VI menjadi berbeda karena dilakukan secara hybrid (online dan on site) tetapi tetap memenuhi ketentuan AD/ART PIKI, panitia menerapkan protokol COVID-19 dengan pelaksanaan swab antigen yang dikerjasamakan dengan RS PGI Cikini.
Pewarta: Markus Saragih