BOGOR,PGI.OR.ID-Konsultasi Nasional (KONAS) Persekutuan Oikoumene Umat Kristen (POUK) yang merupakan wadah komunikasi dan berbagi di antara POUK se-Indonesia dalam mengerjakan panggilan pelayanan, yang digelar di Pondok Remaja Cipayung PGI, Bogor, Rabu (18/10/2023).
“POUK sebagai wadah gerejani memiliki peran dan tanggung jawab hakiki secara eklesiologis, yakni mengembangkan kesatuan dalam keberagaman denominasi sebagai wadah oikumenis dan peran misioner yakni menyampaikan berita damai sejahtera kepada dunia,” ujar Sekretaris Umum (Sekum) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Jacky Manuputty, pada pembukaan Konas POUK 2023 ini.
KONAS POUK juga memfasilitasi sosialisasi konsesus bersama gereja-gereja anggota PGI, keberadaan POUK dengan sejumlah fungsi gerejawinya, serta hubungan kelembagaan POUK dengan PGIW sebagai Pembina bersama gereja-gereja anggota PGI. “Dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas pelayanan POUK baik secara internal maupun eksternal,” ujarnya.
Oleh karena itu, menurut Pdt. Jacky, KONAS POUK perlu menindaklanjuti sosialisasi Ketetapan Bersama Gereja-gereja Anggota PGI tentang Pedoman Kerja POUK. Khususnya mengenai keberadaan dan fungsi-fungsi gerejawi POUK sehingga dapat terwujud sinergi dalam mengerjakan misi Allah di tengah-tengah bangsa Indonesia.
“Kita bersyukur KONAS POUK 2023 ini berlangsung secara tatap muka dengan tema: SPRITUALITAS KEUGAHARIAAN, Menata masyarakat majemuk yang adil, damai dan makmur dengan kasih Persaudaraan. Dan Sub Temanya adalah Dengan spiritualitas keugaharian, POUK hadir untuk membangkitkan gairah oikoumenis dan misioner guna membangun masyarakat Indonesia yang adil, damai dan sejahtera,” terangnya.
Pdt. Jacky menyambut seluruh peserta KONAS POUK 2023 serta utusan MPH PGI Wilayah, yang hadir di Pondok Remaja PGI. Dia berharap, dalam KONAS POUK selama tiga hari tersebut semua peserta tetap bersemangat untuk berkontribusi aktif dalam semua percakapan guna mewujudkan Keesaan Gereja, Mengerjakan misi Allah di tengah bangsa dan dunia.
“MPH PGI mengucapkan terimakasih kepada seluruh panitia pelaksana dalam naungan PGIW Jawa Barat yang menjadi tuan dan nyonya rumah dalam KONAS POUK 2023 ini. Terima kasih kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras dalam mempersiapkan acara ini dengan sangat baik. Kiranya Kasih Tuhan melimpah bagi Bapak dan Ibu panitia yang telah berkontribusi mempersiapkan KONAS POUK 2023 ini,” ucapnya.
Di hadapan sekitar 200 orang peserta dari berbagai daerah, Pdt. Jacky menyampaikan,“POUK di Indonesia lahir sebagai respons terhadap kebutuhan warga gereja-gereja anggota PGI dan umat kristen yang pada mulanya dibentuk persekutuan oikoumene di sekitar tahun 1958 sampai dengan 1962 dan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini terjadi karena berdiri dan berkembangnya pemukiman baru antara lain perumahan (real estate), komplek TNI / POLRI, Lembaga Pendidikan dan Perusahaan di seluruh wilayah Indonesia. Kepindahan domisili mereka ke tempat tersebut dan karena jauhnya gereja asal dari tempat mereka tinggal, melahirkan kebutuhan pelayanan gerejawi yang perlu dijawab oleh Gereja-Gereja di Indonesia.”
Dia menyebutkan, untuk menjawab kebutuhan tersebut, Gereja-Gereja Anggota PGI melalui Sidang Majelis Pekerja Lengkap PGI tahun 1982 menetapkan perlunya pembentukan POUK. Pembentukan POUK, bertujuan untuk meningkatkan dan menatalayani persekutuan yang ada di tempat tersebut, dan sekaligus mendorong gereja-gereja anggota PGI agar dalam mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa (GKYE) di Indonesia. Tidak membentuk jemaat baru di tempat pemukiman yang baru dibangun, namun secara bersama-sama mendukung pembentukan POUK, yang terbuka bagi seluruh warga Gereja anggota PGI, maupun bukan anggota PGI.
“Kehadiran POUK sangat strategis dalam gerakan oikoumene di Indonesia dan penting untuk menyelenggarakan Konsultasi Nasional (KONAS) POUK secara berkala,” pungkasnya.
Pewarta: Tiara Salampessy