JAKARTA,PGI.OR.ID-Dalam rangka studi banding, sebanyak 10 orang guru Sekolah Minggu dari Tim Pendidikan GPM Klasis Pulau Ambon Timur, menemui MPH-PGI di Grha Oikoumene, Jakarta, pada Senin (23/5/2022).
Pemenuhan hak anak, dan program Gereja Ramah Anak menjadi isu yang diperbincangkan dalam pertemuan ini. “Dikaitkan dengan konflik yang terjadi di Kariu, Ambon, di mana anak-anak juga menjadi korban, dan terdiskriminasi, ini menjadi tantangan bagi gereja dalam rangka pemenuhan hak anak, sementara mereka hanya bergantung dari bantuan gereja,” ujar K.O. Makulua, salah seorang anggota tim.
Pada kesempatan itu, Wasekum PGI, Pdt. Krise Anki Gosal mengungkapkan, sejak 2015 PGI melalui Biro Perempuan dan Anak, telah menjalankan Program Gereja Ramah Anak, sebagai fasilitator. Beberapa sinode gereja pun telah berhasil mengimplementasikan program yang merupakan mandat Sidang Raya hasil masukan dari Konas Perempuan dan Anak ini, diantaranya GMIM dan GKST.
Lebih jauh dijelaskan, Indonesia memang sangat lemah dalam pendampingan anak, terlebih yang menjadi korban konflik maupun bencana alam, sehingga anak pun tidak pernah mendapatkan haknya. Sebab itu, dibutuhkan tenaga yang memiliki ketrampilan khusus dalam menyikapi kondisi ini.
“Dalam upaya tersebut, PGI pernah melakukan kegiatan training of trainers menyikapi bencana alam gempa bumi dan liquifaksi di Sulawesi Tengah. PGI mendatangkan para trainer untuk melatih teman-teman di Sulut, mereka yang ke lapangan tapi bekerjasama dengan gereja lokal,” ujarnya.
Wasekum PGI mengajak GPM Klasis Pulau Ambon Timur, melalui Sinode GPM, untuk bekerjasama dengan Biro Perempuan dan Anakulau PGI melaksanakan kegiatan training of trainers, serta pelatihan paralegal, dalam rangka perlindungan hak anak, dan pendekatan bagi korban.
Hal senada juga disampaikan Plt Biro Perempuan dan Anak PGI, Ridayani Damanik. Menurutnya, anak rentan menjadi korban. Sebab itu, fungsi gereja sebagai rumah aman bagi anak-anak yang terdampak konflik maupun bencana alam, sangat dibutuhkan. Selain itu, dukungan psikososial pun harus dimainkan gereja.
Dipenghujung pertemuan, Pdt. D. Herbawal, menyampaikan terimakasih untuk masukan, dan informasi yang telah disampaikan oleh PGI. “Hasil kunjungan ini kami akan percakapkan lanjut dengan pimpinan klasis, untuk manata pelayanan gereja melalui perencanaan strategi, termasuk penanganan konflik, bencana, termasuk trauma anak,” ujar Staf GPM Klasis Pulau Ambon Timur ini.
Turut hadir dalam pertemuan itu, Ketum PGI Pdt. Gomar Gultom, Wabendar PGI Arie Moningka, SE Bidang KP PGI Pdt, Henrek Lokra, Kabiro PRB Pdt. Shurej, Debby Manalu, dan Juandi Gultom.
Pewarta: Markus Saragih