JAKARTA,PGI.OR.ID-Toleransi harus mewujud dalam kehidupan keagamaan dan sosial bangsa, jangan terbatas pada simbolik perayaan semata.
Hal tersebut ditegaskan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri Halal Bihalal Digital Lintas Iman, di Jakarta. Kegiatan yang digagas Institute of Social Economic Digital (ISED) dan Nasaruddin Umar Office (NUO) ini, mengusung tema “Sambung Rasa Persaudaraan Antar Umat Beragama & Penghayat Kepercayaan”.
“Mari terus meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama. Tidak terbatas simbolik perayaan ataupun peringatan keagamaan, namun terus ditingkatkan dalam kehidupan keagamaan dan kehidupan sosial kita,” kata Menag, pada Selasa (18/5).
Menurutnya, sikap moderat dalam beragama atau moderasi beragama diyakini dapat memupuk sikap toleransi dan kerukunan umat beragama. Sebab itu, seluruh umat beragama diharapkan memiliki cara pandang, sikap dan praktik beragama dalam perspektif jalan tengah yang melindungi martabat kemanusiaan.
Menag menyambut baik Halal Bihalal Lintas Iman ini sebagai momentum untuk mempererat toleransi antar umat beragama di Indonesia. Terlebih, pada saat umat Muslim merayakan Idulfitri 1442 H lalu, umat Kristiani memperingati Kenaikan Yesus Kristus.
“Kedua perayaan dan peringatan pada hari yang sama ini termasuk momen langka. Menurut ahli astronomi dapat terjadi 200 tahunan. Selain menjadi hari besar bagi umat agama masing-masing, perayaan Lebaran dan Kenaikan Yesus Kristus tahun ini bisa menjadi momentum untuk mempererat toleransi antarumat beragama di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Founder ISED Sri Adiningsih mengungkapkan halal bihalal saat lebaran merupakan momentum khas yang hanya dimiliki bangsa Indonesia. “Halal bihalal ini adalah tradisi indah yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, meskipun hanya lewat virtual, ini bisa mengobati kerinduan kita untuk bersilaturahmi,” ujar Sri.
Hal senada juga diungkapkan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Lebaran Idulfitri bukan hanya milik umat Islam, tapi milik seluruh bangsa Indonesia. “Ini sebagai tradisi yang diwariskan oleh para orang tua kita. Dan ini merupakan suatu yang unik di Indonesia. istilah halalbihalal itu hanya ada di Indonesia,” ungkap Nasaruddin.
Halal Bihalal Digital Lintas Iman ini juga dihadiri sejumlah tokoh dan perwakilan lembaga keagamaan, seperti Sekretaris Eksekutif Bidang KKC PGI Pdt. Jimmy Sormin, Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto, Ketua PHDI Wisnu Bawa Tenaya, Anggota BPIP Romo Benny Susetyo, Direktur Sekolah Pancasila Yudi Latif, Tokoh Sangha Theravada Bikhu Gunaseno, serta Komunitas Penghayat Kepercayaan Dewi Kanti.
Pewarta: Markus Saragih