JAKARTA, PGI.OR.ID – Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunawan Sadikin menyambut gembira proses yang ditempuh RS.PGI Cikini sehingga mampu mengampu rumah sakit kecil di daerah. Hal itu disampaikan Menteri Budi saat bertemu secara virtual dengan MPH-PGI, Pengurus Yayasan Kesehatan (Yakes) PGI Cikini dan Tim Negosiasi BOT RS PGI Cikini, di Jakarta pada Sabtu (28/8).
“Saya harap RS. PGI Cikini menjadi rujukan terbaik secara internasional. Rumah sakit di bawah Kemenkes harus memikirkan apa spesialisasinya, demikian juga dengan rumah sakit swasta lainnya. Rumah sakit juga harus dikembangkan menjadi research hospital, khususnya clinical research dalam kerjasama dengan fakultas kedokteran. Rumah sakit besar yang di kota harus menjadi pengampu rumah sakit kecil, khususnya di daerah agar keadilan di bidang pelayanan kesehatan. Misalnya RSCM mengampu daerah yang stuntingnya tinggi, seperti di NTT. Saya berharap nanti, RS.PGI Cikini juga ikut mengampu rumah sakit – rumah sakit yang ada di daerah terpencil,” kata Menteri Budi dalam pertemuan virtual tersebut.
Pada kesempatan ini, Menkes menyambut transformasi yang dilakukan oleh PGI atas RS PGI Cikini, termasuk dengan mengundang investor, sejauh tidak ada peraturan yanag dilanggar. “Dan kalau ada hambatan, termasuk peraturan, kami bersedia membantu, silahkan saja disampaikan hambatannya di mana. Saya berharap transformasi RS PGI Cikini ini akan menopang tugas transformasi total kesehatan yang sedang saya emban,”ujarnya Menteri Budi.
Respons Menkes disampaikan setelah mendengarkan perkembangan perubahan RS. PGI Cikini dalam upayanya mereformasi diri, yaitu dengan mengundang investor dalam skema Build Operate Transfer (BOT). Upaya ini dilakukan untuk menuju pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Gereja-gereja terlibat program vaksinasi
Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom juga menjelaskan bahwa gereja-gereja di Indonesia terlibat aktif dalam meresponi pandemi covid-19. “Gereja-gereja juga ikut menyelenggarakan program vaksinasi dengan mengorganisir tenaga kesehatan dan relawan gereja, dalam kerjasam dengan otoritas kesehatan setempat. Sedikitnya 300.000 orang sudah dilayani oleh gereja-gereja,” kata Pdt. Gomar.
Untuk hal tersebut Menteri Budi mengapresiasinya dengan keterlibatan gereja-gereja mendukung program vaksinasi kepada umatnya.
“Kepada saya, Presiden menyemaikan tiga tugas, yaitu mensukseskan vaksinasi, mengatasi pandemi dan reformasi total pelayanan kesehatan Indonesia (primary health, secondary health (RS), health resiliancy, reformasi pembiayaan, reformasi tenaga kesehatan, reformasi teknologi dan informasi kesehatan). Dan terkait dengan program vaksinasi, sangat membutuhkan bantuan gereja, khususnya di daerah terpencil. Akses untuk daerah timur, yang tidak seberuntung Jakarta. Saya berharap Kementerian Kesehatan dan gereja harus mengatasi bersama-sama. Nanti bisa didaftarkan daerah mana yang membutuhkan perhatian khusus. Papua tentu membutuhkan penanganan tersendiri, di mana gereja lebih mudah masuk,” terang Menteri Budi.
Selain itu, tambah Budi Sadikin, dalam kotbah-kotbah di gereja perlu juga mengedukasi masyarakat perihal covid dan vaksinasi ini. Karena media formal seolah kehilangan arah, dan banyak yang sangat negatif, dipelintir ke kiri dan ke kanan, akibatnya informasi tidak jalan sebagaimana mestinya. “Di sinilah dibutuhkan pencerahan dari para pengkotbah,” ujarnya.