JERMAN,PGI.OR.ID-Banyak isu global yang dibahas secara mendalam pada Sidang Raya ke-11 World Council of Churches (WCC) di Karlsruhe, Jerman. Tidak terkecuali masalah krisis ekologi yang semakin akut. Beberapa sidang raya sebelumnya telah menegaskan peran gereja untuk menghentikan krisis ini, serta membangun keadilan ekologis. Kenyataannya sampai saat ini, krisis ini masih tetap menjadi PR besar bersama.
Dalam beberapa sesi pleno sidang raya, isu ini tak jarang diangkat oleh beberapa peserta dari beberapa negara. Baik pada saat merespons laporan Sekretaris Jendral WCC, maupun saat pembahasan pesan sidang raya dan isu-isu publik. Tidak hanya itu, sembari sidang berlangsung, beberapa aktivis lingkungan hidup juga melakukan kampanye untuk seruan perubahan dan keadilan terhadap alam yang telah disakiti ini.
Kampanye ini diikuti sebagian besarnya oleh aktivis dan kaum muda gereja. Panitia memberikan panggung dan kesempatan kepada komunitas maupun individu untuk menyampaikan pesan-pesan perubahan dan ajakan untuk menyelamatkan bumi dari masalah perubahan iklim yang kian memburuk. Di antara mereka, ada yang membawa isu lokalnya. Misalnya, pengrusakan hutan tropis, penambangan emas dan minyak yang merusak ekosistem di sekitarnya, eksploitasi kekayaan laut, industri-industri raksasa yang merusak air, darat dan udara.
PGI sendiri, sekalipun tidak sempat berorasi di hadapan para pelaku kampanye, juga menyampaikan pesan-pesan penyelamatan linkungan di Indonesia. Dengan mengangkat pesan tentang penyelamatan hutan tropis, danau Poso, kepulauan Sangihe, dan lingkungan hidup secara umum, PGI menunjukkan keberpihakan dan perjuangannya untuk masalah aktual ekologis yang sementara berlangsung di ibu pertiwi. Sebagian dari peserta kampanye dari negara lain juga sempat menanyakan krisis atau masalah ekologis apa yang sedang terjadi di Indonesia. Mereka turut memberi dukungan agar gereja-gereja tidak surut semangat dan keberaniannya dalam menyatakan keadilan dan kebenaran bagi alam yang Tuhan titipkan ini.
Lokakarya-lokakarya tentang lingkungan hidup juga mewarnai atmosfer di kompleks pelaksanaan sidang raya. Di “Networking Zone” yang telah disediakan oleh penyelenggara Sidang Raya, tidak jarang terjadi percakapan atau berbagi pengalaman dalam merespons masalah ekologis ini, sekaligus tentang potensi kerja sama atau kolaborasi ke depan, yang dapat dilakukan untuk gerekan secara global.
Semoga dengan demikian gereja-gereja akan semakin mewujudnyatakan kehadirannya di tengah dunia ini demi menyelamatkan dan menyejahterakan seluruh ciptaan Tuhan.
Pewarta: Jimmy Sormin