JAKARTA,PGI.OR.ID-Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), kehilangan salah seorang stafnya, Kepala Biro Penelitian dan Pengembangan (Litbang) PGI Pdt. Em. Surya Samudera Giamsjah, yang telah berpulang pada Rabu (24/8/2022), di Rumah Sakit Colombia, Jakarta. Kepergiannya mendatangkan duka yang amat dalam bagi MPH-PGI, staf dan seluruh karyawan.
Pdt. Em. Surya Samudera Giamsjah lahir di Kota Malang, 5 Agustus 1976, meninggalkan istri Rosmei Warni Zega, dan anak Gifford Kara Samudera Giamsjah. Almarhum dikenal sebagai sosok yang penuh semangat, humanis, dan aktif tidak hanya dalam gerakan oikoumene tingkat nasional maupun internasional, tetapi juga lintas iman.
Boksu Surya, panggilan akrabnya, menempuh pendidikan teologia di STT Bandung. Pada 5 Agustus 2004 dia ditahbiskan sebagai pendeta di GKI Jemaat Sangkrah, Solo, Jawa Tengah. Seiring berjalannya waktu, dia pun berpindah untuk melayani di GKI Taman Majapahit, Semarang, pada 30 November 2009. Selanjutnya, pada 13 Juni 2022 di GKI Taman Majapahit melalui kebaktian emeritasi, sebutan pendeta emeritus secara resmi disematkan kepada Pdt. Surya Samudera Giamsjah.
Dalam kanal youtubenya, almarhum mengungkapkan, bahwa emiritasi bukanlah akhir. Melainkan sebuah pintu gerbang menuju sebuah pelayanan dengan tantangan yang baru. Sidang MPL-PGI 2022 di Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, MPH-PGI mengangkat sekaligus memperkenalkannya kepada seluruh peserta sebagai Kabiro Litbang PGI.
Pada Kamis (25/8/2022), MPH-PGI beserta staf dan karyawan melaksanakan ibadah penghiburan di Rumah Duka RS Carolus, Jakarta, tempat almarhum disemayamkan. Usai ibadah, Wasekum PGI Pdt. Krise Anky Gosal, menyampaikan rasa dukacita atas kepergian Pdt. Surya Samudera Giamsjah, sosok yang menurutnya telah lama terlibat dalam sejumlah program PGI, terlebih setelah mengikuti kegiatan SR DGD di Busan.
“Kami semua menyampaikan rasa dukacita, dan ikut sepenanggungan dengan keluarga yang ditinggalkan. Kehidupan seluruh keluarga tentu tidak akan sama lagi, namun yakinlah masa sulit ini akan terlewati karena berjalan bersama Tuhan,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, istri almarhum, Rosmei Warni Zega mengungkapkan bagaimana sukacita almarhum karena dapat melayani sebagai Kabiro Litbang PGI. “Ini kerinduannya, untuk bisa melayani di PGI. Tuhan telah mewujudkan apa yang dia inginkan, dan itu membawa kebahagiaan dalam hatinya,” katanya.
Dia pun menceritakan kesetiaannya untuk menjaga dan merawat almarhum, yang telah sekian lama bergumul dengan penyakitnya. Bahkan ketika sang Ibu tutup usia di Nias, Rosmei memilih untuk menemani Boksu Surya. “Saya ingat janji pernikahan kami, meski dalam sehat maupun sakit tetap setia,” ungkap Rosmei.
Ungkapan duka disampaikan oleh beberapa sahabat yang kenal dengan almarhum, diantaranya Ketua Umum LAI Pdt. Dr. Henriette Tabita Hutabarat-Lebang. Menurutnya, Pdt. Surya Samudera dikenal oleh teman-teman dalam gerakan oikoumene, baik di Asia dan global, sebagai seorang yang sangat bersahabat, dan penuh perhatian. Diapun mendoakan agar kekuatanNya menyertai istri serta anak kekasih di saat perpisahan yang berat ini.
Rencananya, jenazah almarhum Pdt. Em. Surya Samudera Giamsjah akan dikremasi pada Sabtu (27/8/2022). Selamat jalan Boksu Surya.
Pewarta: Markus Saragih