JAKARTA,PGI.OR.ID-Sidang MPL-PGI 2022 di Tahuna, Kepulauan Sangihe memang telah berakhir sejak 31 Januari 2022 yang lalu, namun ada bagian kecil yang kehadirannya sangat penting dalam persidangan tersebut. Peserta dan semua yang hadir pasti akrab dengan para pemuda-pemudi dengan rompi cokelat yang dapat ditemukan di setiap sudut area persidangan. Ya, merekalah Pandu Sidang MPL-PGI yang siap menjadi penunjuk arah bagi semua yang hadir dan membutuhkan bantuan.
Pandu Sidang sendiri merupakan program kaderisasi yang berada di bawah program Biro Pemuda dan Remaja PGI. Berangkat dari definisi pandu sebagai petunjuk jalan dan perintis jalan, maka pandu Sidang PGI adalah mereka yang akan membantu proses perjalanan Sidang sekaligus mengedepankan kreativitas serta berproses penuh daya. Secara nasional dan internasional persidangan gerejawi melakukan kaderisasi melalui sistem pandu. Pada tingkat nasional di Indonesia, dikenal Pandu Pertemuan Raya Pemuda Gereja (PRPG), Pertemuan Raya Perempuan Gereja (PRPrG), Sidang Majelis Pekerja Lengkap (Sidang MPL), dan Sidang Raya (SR).
Setelah sempat tertunda pelaksanaannya setahun karena pandemi, tahun ini dalam sidang yang dilakukan secara hybrid, 6 utusan pemuda dari sinode luar GMIST turut berpartisipasi dalam kegiatan ini, bergabung dengan 16 pandu lokal yang ditetapkan oleh sinode GMIST selaku tuan rumah.
Diawali dengan pembekalan selama 2 hari di Tahuna, para calon pandu sidang diberi kesempatan untuk mengenal lebih dalam tentang PGI, Biro Pemuda dan Remaja serta Sinode GMIST selaku tuan rumah. Turut hadir dan membuka acara pembekalan, sekretaris umum Sinode GMIST Pdt. Clementi E. Oleng, M.Th. Sementara itu PGI diwakili oleh Plt. Biro Pemuda dan Remaja Yessica Kansil, dan perkenalan dengan Sinode GMIST dibawakan oleh Pdt. Rovie Mardesa, M.Th.
Di hari kedua, para calon pandu diajak berkeliling kota Tahuna, termasuk meninjau beberapa lokasi yang akan digunakan dalam persidangan, serta mengunjungi Kantor Sinode GMIST. Dan sore harinya, seluruh peserta mengikuti ibadah pengutusan yang dipimpin oleh Pdt. Alex Tantu, Ketua Organisasi Sinode GMIST. Dalam renungannya, Pdt. Alex menyampaikan satu kalimat penguatan bagi semua Pandu Sidang yang akan mulai bertugas: “Setiap orang yang dipanggil atas kehendak Tuhan, penyertaan Tuhan berlaku baginya.” Dalam ibadah pengutusan juga dilakukan pemakaian rompi tanda Pandu Sidang telah siap bertugas dalam sidang.
Salah seorang pandu sidang, Eric Tatinting mengatakan bangga bisa berpartisipasi sebagai pandu sidang karena dapat menemukan keluarga dan pengalaman baru. Ia pun berharap masih diberi kesempatan untuk terlibat dalam acara serupa di waktu mendatang. Sementara Pandu Sidang lainnya, Filicia Lady mengaku senang karena dapat saling mengenal dengan sesama pandu yang berasal dari berbagai tempat dan merasakan keakraban dan bonding yang kuat antar sesama pandu.
Dalam sambutannya di Ibadah Penutupan Sidang MPL-PGI 2022, Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom mengapresiasi kehadiran dan keterlibatan para Pandu Sidang sebagai kader-kader oikoumene yang siap untuk diutus ke medan lainnya selepas bertugas di Sidang MPL-PGI 2022. Pdt. Gomar juga berterima kasih kepada Sinode pengutus yang telah mempersiapkan dan mengirim utusan mereka untuk terlibat sebagai Pandu Sidang ke Tahuna.
Pandu Sidang menjadi salah satu upaya kaderisasi gereja tingkat nasional karena pemuda gereja penting untuk memperdalam pengetahuan dan kreativitas dalam gerakan oikoumene. Mengingat pandemi yang masih berlangsung, maka jumlah Pandu Sidang pada Sidang MPL PGI 2022 tahun ini memang tidak sebanyak biasanya. Namun tentunya, mereka yang terpilih tetap bersemangat, ceria, menjadi kader siap utus dan berkepribadian oikumenis.
Pewarta: Yessica Kansil