JOMBANG,PGI.OR.ID-Sebanyak 50 kaum muda menjadi peserta Peace Train Indonesia (PTI) ke-14 Jombang. Mereka dengan sengaja melakukan perjalanan ke Jombang dengan harapan bisa menjumpai semangat dari keteladanan Gus Dur.
PTI ke-14 dihelat mulai hari Kamis-Minggu (28-31/7/2022). Dari Jakarta menuju Jombang, Jawa Timur. Ahmad Nurcholish, Direktur Program ICRP sekaligus penggagas kegiatan PCI mengungkapkan, Jombang menjadi kota tujuan karena di Jombang kita bisa mengenang dan meneladai Gus Dur sebagai negarawan sejati Indonesia.
“Kita ingin belajar di sana bagaimana merawat keragaman dan perdamaian sekaligus mengetahui segala tantangan dan hambatan terkait dengan upaya mewujudkan toleransi dan perdamaian di kota tersebut,” tandas lelaki yang biasa disapa Cak Nur ini.
50 peserta tersebut berasal dari berbagai kota di Indonesia yaitu Padang, Semarang, Yogyakarta, Madura, Cilacap, Jakarta, Tangerang, Solo, Surabaya, Papua, Pontianak, dengan ragam latar agama Islam, Katolik, Kristen, Orthodox, Bahai, Sikh dan Buddha.
Pelepasan rombongan PTI ke-14 dilaksanakan pada Kamis (28/7/2022), pukul 15.30 WIB sore di ruang VIP Stasiun Senen, Jakarta Pusat, dengan mematuhi protokal kesehatan yang ketat, dan dihadiri antara lain Sekretaris Umum ICRP Romo Johanes Hariyanto, Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Raja Juli Anton, Program Manager YBAW (Yayasan Bani Abdurrahman Wahid) Suraji, Direktur ICRP Pdt. Frangky Tampubolon, dan alumni kegiatan PTI.
Helatan PTI ke-14 ini ICRP bekerjasama dengan Gereja Kristen Indonesia (GKI), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Gusdurian, Analisis Papua Strategis, JIAD (Jaringan Isam Anti-Diskriminasi) Jawa timur, Wisata Kreatif Jakarta, Belanusa, Demokasi.id, dan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK).
Tampak terlibat dalam PTI di Jombang ini aktivis-aktivis Pelita Padang yang sedang bergumul dengan aturan-aturan diskriminatif bernuansa agama, termasuk Undang-Undang Sumatera Barat yang baru diterbitkan. Mereka mengaku ingin lebih menghkhidmati prinsip-prinsip non-diskriminasi yang ditinggikan Gus Dur.
“Kami bertiga berangkat dari Padang untuk mengikuti kegiatan yang melibatkan orang-orang muda lintas iman agar kami semakin terlecut oleh perjuangan Gus Dur melawan diskriminasi,” jelas pendiri Pemuda Lintas Agama (Pelita) Padang, Angelique Maria Cuaca. Ketiganya dengan latar agama dan keyakinan yang berbeda-beda: muslim Ahmadiyah, Kristen, dan Katolik.
“Semua peserta dipastikan akan mematuhi protokol Kesehatan dan telah mendapatkan vaksin 1-3, mengingat pandemi Covid-19 masih hadir di sekitar kita. Kami juga yakin PTI bisa menjadi ruang belajar bersama dan jalinan persahabatan di antara orang muda lintas iman dan budaya.” imbuh Isa Oktaviani, koordinator PTI-14 kali ini.
PTI adalah program traveling lintas iman/agama dengan menggunakan moda kereta api, menuju ke satu kota yang telah ditentukan. Di kota tujuan peserta akan mengunjungi komunitas agama-agama, komunitas penggerak perdamaian, rumah-rumah ibadah, dan tokoh-tokoh yang dianggap sebagai aktor penting toleransi dan perdamaian antaragama. Mereka juga akan berproses untuk saling belajar, berbagi cerita, berdialog, bekerjasama, mengelola perbedaan, berkampanye, dan menuliskan pengalaman perjumpaan dalam semangat kebersamaan dan persaudaraan.
Program ini digagas oleh 4 orang anak bangsa, yakni Pdt. Frangky Tampubolon, Anick HT yang selama ini dikenal sebagai aktivis Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB), Ahmad Nurcholish, dan Destya Nawris penganut agama Bahai yang aktif dalam gerekan lintas iman, pendidikan anak, dan kesetaraan gender.
Sumber: Sejuk.org