MINAHASA,PGI.OR.ID-Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) dan Konsultasi Tahunan BIPRA SAG Sulutteng di adakan di Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Gereja KGPM Sentrum Kawangkoan. Kegiatan ini di buka olehW akil Gubernur Drs. Steven O. Kandouw pada Selasa pagi (5/4/2022) dan disaksikan oleh forkompimda Sulut dan kabupaten yang hadir dalam kegiatan itu.
Kegiatan diawali dengan ucapan selamat datang yang disampaikan Drs.Tenny Assa sebagai Sekretaris Umum (Sekum) Panitia Pelaksana Kegiatan Konsultasi Tahunan BIPRSA SAG Sultteng tahun 2022 dan dilanjutkan dengan ibadah yang di pimpin oleh Sekretaris Umum Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Jacky Manuputti, MA
Adapun kegiatan Sidang MPL dan Konsulatasi BIPRA SAG Sulutteng tahun 2022 ini mengangkat Tema” Aku adalah Awal dan yang akhir yang diambil dari kitab Wahyu 22:12-13, dengan sub Tema “Mewujudkan Keesaan Menyatakan Soladiritas Serta Merawat Harmoni Kehidupan Sebagai Panggilan Gereja Untuk Bangsa dan Alam Ciptaan Ini”.
Bupati Minahasa Pnt. Dr. Ir. Royke Octavian Roring. M.Si selaku Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan dalam laporanya menyampaikan, kegiatan MPL dan Konsultasi BIPRA diikuti oleh 13 Sinode Gereja Gereja Am Sulutteng yang dipusatkan di Gedung Gereja KGPM Sentrum Kawangkoan, sedangkan untuk Konsultasi BIPRA dilaksanakan disejumlah gereja yang ada di bendar Kawangkoan. Harapan kami semoga apa yang di bahas dalam sidang ini dapat membuahkan hasil demi kemajuan pelayanan bagi jemaat.
”Ada 13 Gereja sebagai anggota Sinode Am yang mendaftar dan siap mengikuti kegiatan ini. Kami berharap Sidang MPL dan Konsultasi BIPRA yang digelar selama dua hari ini dapat berlangsung dengan lancar dan sukses,” ujar Royke Roring
Pdt. Sophia Weret. S.Thsebagi Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Sulutteng, mengapresiasi Bupati Minahasa Pnt. Dr. Ir. Royke Octavian Roring, M.Si sebagai ketua panitia yang sudah mengelar kegiatan tersebut dengan sukses dan berjalan dengan baik.
”Diharapkan semua peserta yang hadir dapat berpikir dan memutuskan segala sesuatu yang merupakan program inovatif. Sidang MPL ini mengalami beberapa kali penundaan dan baru digelar saat ini. Terima kasih kepada panitia pelaksana yang diketuai oleh Bapak Dr Ir Royke O Roring M.Si yang juga sebagai Ketua P/KB Sinode Am Sulutteg yang penuh semangat dalam menyiapkan segala sesuatu sehingga kegiatan ini boleh berjalan dengan baik,” ujar Pdt. Werat dalam sambutannya
Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandow saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, kegiatan ini merupakan momentum untuk introspeksi dan evaluasi. Apalagi kegiatan ini digelar KGPM, yang adalah gereja Nasionalis. ”Saya mengajak kita semua memperluas aspek-aspek religi. Sebab dengan begitu, maka jemaat kita akan kaya atas pengetahuan tentang aspek religi,” ujar Kandouw.
Lanjut Kandow, Sulut telah berhasil mengatasi pandemi Covid 19, ini menunjukkan kerja-kerja pemerintah dalam mengatasi persoalan dan sudah berhasil. Namun di satu sisi lain kita masih menghadapi penyakit-penyakit masyarakat seperti narkoba. ”Gereja harus menjadi garda terdepan dalam mengatasi penyakit masyarakat. Gereja saya analogikan sebagai rantai dan jangkar untuk menjaga keutuhan gereja ,” tegasnya.
Secara terpisah Sekretaris Umum PGI . Pdt. Jacky Manuputti. MA saat di wawancarai media ini, menyampaikan bahwa ; dalam kefiatan ini adalah merancang dan membahas setiap pergumulan pergumulan yang ada dalam pelayanan gereja. Kondisi ini juga biasa muncul dalam momentum pesta demokrasi, baik pilkada bahkan pilpres. Namun kondisi kondisi tersebut berbeda lebel. Apa kondisi tersebut yang di maksud, yakni terjadinya potensi potensi yang mengarah kepada intolerisme dan gesekan gerakan radikalisme. “Nah di sini peran gereja yang di dalamnya adalah umat Tuhan, harus benar benar dapat bersikap arif dan bijaksana dalam menyikapi setiap persoalan yang ada. Gereja sebagai cermin dalam bersikap mengatasi setiap permasalahan,” ujarnya.
Maka disini peran gereja harus menjadi garda terdepan dalam mengatasi setiap permasalahan tampa harus terpancing dengan situasi dan kondisi, dan gereja harus dapat menemukan suatu solusi dalam upaya perdamaian di tengah komunitas komunitas yang berbeda, namun menjadikan perbedaan itu selaras dalam perdamaian bertujuan terciptanya suatu suasana yang kondusif di tengah masyarakat, tampa mengeser tujuan utama dalam mengusung cita cita kebangsaan.
Gereja bukan hanya dapat menunjukan identitas keagamaan, tetapi gereja dapat mencermunkan identitas kebangsaan, karena nilai nilai kebangsaan itu adalah suatu pengikat dari semua kebaikan bagi bagsa kita.
Untuk itu Sekum Jacky juga berharap agar gereja mampu tampil di tengah dinamika yang ada di bangsa kita, dalam membangun tali persaudaraan, dari perbedaan itulah akan menjadi pelengkap. Tutur sekum PGI. Jika ini tercipta, sudah tentu kita telah memperkecil setiap aksi aksi atau gerekan gerakan dari kelompok kelompok kecil radikalisme itu. Inilah hikmat dalam mengelolah identitas panggilan. Hikmat sangat penting, Kita tahu bersama sebagai umat kristen, ketika Raja Salomo di perhadapkan dengan masalah kedua ibu yang mengklaim seorang bayi sebagai anak. Tidak mungkin satu orang anak memiliki dua ibu kandung. Tetapi salomo di beri hikmat oleh Tuhan, siapa ibu sesungguhnya dari bayi tersebut, Tuhan menyertai Salomo menemukan ibu sesungguhnya dari bayi itu.
Disinilah kita dapat petik dan mengambil contoh dalam bersikap. agar kita tidak jadi salah, baik di mata Tuhan dan kita tidak menduakan atau membuat batu sandungan bagi yang lain. Tutut sekum PGI Ini
”Selamat bersidang MPL dan Konsultasi BIPRA Sinode Am. Tuhan kiranya menolong dan memberkati kita semua,” tutur Kandouw, selanjutnya membuka secara resmi kegiatan ini dengan pemukulan tetengkoren bersama.
Sumber: suarasulutnew.co.id