JAKARTA,PGI.OR.ID-Ketum PGI Pdt. Gomar Gultom, M.Th, Ketum Yakes PGI Cikini Brigjen TNI (Pur) dr. Alexander K. Ginting S.,Sp.P, CEO Primaya Hospital Group Leona A. Karnali, CFA, FRM, Komut Primaya Hospital Prof. Dr. Yos E. Susanto, Komut PT. Oikohugis Fortuna Cikini Chris Kanter, Dir. Tata Kelola Pelkes Kemenkes RI dr. Sunarto, M.Kes, dan Dir. Primaya Hospital PGI Cikini dr Monica Desylia. S, secara serentak melakukan peletakan batu pertama, tanda dimulainya pembangunan gedung baru Primaya Hospital PGI Cikini, Jakarta, pada Selasa (25/7/2023).
Acara peletakan batu pertama pembangunan gedung baru Primaya Hospital PGI Cikini dimulai dengan ibadah di Hall RS PGI Cikini, yang diikuti para pendeta, dan perwakilan sinode gereja anggota PGI. Selanjutnya, prosesi peletakan batu pertama dilakukan di lapangan parkir, disaksikan tidak hanya oleh MPH-PGI, tetapi juga Direktur di Kementrian Kesehatan, perwakilan BPJS Kesehatan, perwakilan Kapolres, Camat Menteng, dan para undangan lainnya. Mengawalinya juga dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh Pdt. Manuel Raintung, serta Sanjaya, Kepala Security Primaya Hospital PGI Cikini.
Rencananya, gedung baru tersebut akan dibangun di atas tanah seluas 10.000 m2, dengan bangunan setinggi 7 lantai, 282 tempat tidur, 5 kamar operasi, ruang poli, serta fasilitas pendukung lainnya seperti gedung parkir seluas 4000 m2.
Usai ibadah, Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom dalam sambutannya mensoroti peran gereja dalam dunia pendidikan dan kesehatan yang telah mensejarah, dimana gereja hadir di Indonesia jauh sebelum kemerdekaan selalu beriringan dengan munculnya balai pendidikan dan pusat pendidikan.
Menurutnya, hal ini meneladani pelayanan Yesus 2000 tahun lalu ketika hadir ke dunia ini. Yesus memasuki desa, menelusuri lorong-lorong sempit, mengajar orang banyak dan menyembuhkan orang sakit. Dan itu diteruskan oleh gereja hingga kini. Selama puluhan tahun itu dilakukan dengan baik, dan gereja-gereja di berbagai daerah sering menjadi rujukan untuk kesehatan.
Sayangnya, lanjut Pdt. Gomar Gultom, dalam perjalanan waktu dan oleh berbagai sebab rumah sakit dalam lingkungan gereja tidak mengikuti perkembangan pesat dalam dunia kesehatan, dan perumahsakitan, serta cukup lama terlena dibalik kata pelayanan, yang seolah-olah pelayanan itu tidak harus profesonal, cukup sekadar dengan hati. Akibatnya, ketika dunia kesehatan dan perumasakitan berkembang pesat, rumah sakit gereja shok dengan perkembangan yang ada karena tidak bisa mengikutinya.
“Kami bersyukur di tengah keterpurukan sedemikian ada rumah sakit Primaya yang bersedia berjalan bersama dengan PGI dan Yakes PGI, untuk merevitalisasi rumah sakit PGI Cikini.
Dengan revitalisasi ini, tentunya dengan skema kemitraan, untuk mengikuti derap pelayanan yang lebih profesional, sebagaimana disyaratkan dalam UU Kesehatan yang baru,” katanya. Dia pun berharap dengan pembangunan gedung yang baru akan menjadi titik awal dalam merevitaliasi rumah sakit ini.
Sebelumnya, CEO Primaya Hospital Group Leona A. Karnali, CFA, FRM dalam sambutannya mengaku, semangat juang dan adanya keinginan untuk bertransformasi menjadi modal utama bagi Primaya Hospital PGI Cikini. Hasilnya, berbagai peningkatan pun terjadi.
“Rawat inap, operasi, rawat jalan, dan lainnya mengalami peningkatan. Peningkatan ini membuktikan semakin dicintai, dan ini juga mendorong adanya keingunan untuk membangun gedung baru,” jelasnya.
Leona Karnali menambahkan, pertumbuhan ini juga berkat kerjasama yang baik antara Yayasan PGI Cikini dengan Primaya, dan bangunan baru nantinya menjadi bukti dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. “Mari kita doakan untuk kelancaran, dan perlindungan dalam proses pembangunan. Besar harapan saya rumah sakit ini menjadi kebanggaan dan berkat bagi banyak orang,” katanya.
Ke depan, tandasnya, Primaya Hospital PGI Cikini akan terus mengembangkan diri, tidak hanya dalam hal medis tetapi juga nonmedis. Perkembangan yang telah ada saat ini dari nonmedis yaitu implementasi sistim digitalisasi di lingkungan rumah sakit sehingga dapat memberikan kemudahan akses bagi para pasien untuk mendapatkan pelayanan. “Yang ingin berobat ke Primaya Hospital PGI Cikini tidak perlu lagi hanya menelpon dan mengantri, tapi bisa membuat perjanjian langsung melalui chat bot dan website, serta dapat langsung ke poliklinik,” tandas Leona.
Sedangkan Ketum Yakes PGI Cikini Brigjen TNI (Pur) dr. Alexander K. Ginting S.,Sp.P melihat peletakkan batu pertama ini merupakan salah satu tonggak sejarah dalam perjalanan Primaya Hospital PGI Cikini, dan rencana pembangunan tidak boleh lepas dari visi-misi awal berdirinya rumah sakit ini, yaitu memihak kepada kepentingan masyarakat.
Dia pun mengingatkan agar semua pihak tidak terlena oleh kemegahan bangunan dan teknologi yang ada di dalam gedung yang baru nanti, tetapi prinsip melayani, dan memihak kepada masyarakat harus menjadi prioritas. Sebab itu, motto Sedare Dolorom Opus Divinum Est (Meringankan Penderitaan Adalah Karya Ilahi), harus tetap mewarnai rumah sakit ini.
“Demikian pula dengan motto Primaya, harus bisa berkolaborasi. Mari kita dukung agar melalui peletakan batu pertama ini dapat menjadikan menjadi Primaya Hospital PGI Cikini menjadi rumah sakit kebanggaan bagi gereja, masyarakat dan bangsa,” pungkasnya.
Pewarta: Markus Saragih