JAKARTA,PGI.OR.ID-Jelang perhelatan Sidang Raya XI Dewan Gereja Dunia (World Council of Churches/WCC) yang akan berlangsung di Karlsruhe, Jerman, pada 31 Agustus-8 September 2022, MPH-PGI melakukan pertemuan dengan delegasi Indonesia yang akan mengikuti sidang tersebut, pada Selasa (16/8/2022).
Pertemuan dalam rangka pembekalan ini, dilaksanakan melalui zoom, dan diikuti para delegasi Indonesia, yang merupakan perwakilan dari sinode gereja dan lembaga Kristen, dari sejumlah daerah, termasuk MPH-PGI serta beberapa sekretaris eksekutif dan kepala biro di lingkungan PGI. Duta Besar (Dubes) Jerman untuk Indonesia Ina Lepel turut bergabung sesaat pertemuan berlangsung.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom menegaskan, pentingnya persiapan ini dilakukan untuk dapat mengetahui secara menyeluruh terkait persidangan, sehingga dengan demikian delegasi bisa berpartisipasi aktif. “Memang kita dibayangi ketidakpastian karena berbagai masalah, diantaranya terkait paspor. Diharapkan kondisi ini tidak mengurangi persiapan kita. Maka persiapan sore ini tetap konsentrasi dalam isu-isu yang akan dikembangkan dalam Sidang Raya DGD nanti,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Anggota Central Committee WCC Pdt. Henriette T. Hutabarat Lebang, memberikan penjelasan secara komprehensif, tidak hanya teknis, tapi juga terkait agenda sidang, pra-sidang, materi-materi, bahkan peseta sidang, serta simulasi penggunaan indicator card dalam persidangan. “Saya berharap para delegasi sensitif satu sama lain, karena kegiatan ini diikuti dari sejumlah negara, dengan berbagai perbedaan budaya,” katanya.
Sementara Sekum PGI Pdt. Jacklevyn F. Manuputty mengulas terkait 23 isu yang akan diangkat dalam sidang. Diharapkan melalui paparannya dapat membekali delegasi untuk berbagi, dan menggumuli isu tersebut saat sidang, dikaitkan dengan kondisi yang dialami Indonesia.
Keduapuluhtiga isu diantaranya, Gereja Untuk Semua, Memperluas Dialog Tentang Gereja, Panggilan Ekumenis untuk Keadilan, Peradaban Holistik dan Pembangunan Perdamaian, Aksi Iklim dan Air Untuk Kehidupan, Perubahan Iklim dan Revolusi Industri 4.0, Menuju Perdamaian Yang Adil di Timur Tengah, serta Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan.
Eksekutif Program Interreligious Dialogue and Cooperation, WCC, di Geneva, Swiss, Pdt. Abraham S. Wilar, Ph.D, yang turut memberikan masukan dalam pertemuan, mengingatkan para delegasi untuk memperhatikan keberangkatan mereka ketika hendak menuju Karlsruhe dengan menggunakan kereta api, setelah tiba Bandara Internasional Frankfurt, Jerman.
Merespon pertemuan yang diinisasi oleh MPH-PGI ini, salah satu delegasi Indonesia Pdt. Elly D. Pitoy de Bell, memberikan apresiasi. “Kami telah diberikan gambaran bagaimana mengikuti kegiatan oikoumenis secara internasional ini. Kami bisa bicara secara umum dengan membawa data yang jelas. PGI dan sekrataris eksekutif sudah membantu memberi gambaran agar kami bisa berbagi diri dalam kelompok-kelompok diskusi. Semoga kami bisa secara baik membawa misi Gereja-Gereja di Indonesia,” ujar Sekretaris Umum Sinode GPIB ini, ketika dihubungi melalui handphone.
Hal senada juga disampaikan Ernisa, delegasi pemuda dari HKBP. “Kami sangat dibantu oleh inisiatif yang dibuat PGI lewat pertemuan ini, untuk pembekalan delegasi. Khusus delegasi youth sebenarnya sudah beberapa kali diberikan langsung dari WCC bagian youthnya, tapi pertemuan ini semakin menambah pemahaman kami,” tandasnya.
Sekilas SR ke XI DGD/WCC
Sidang Raya XI DGD/WCC akan berlangsung di Karlsruhe, Jerman, pada 31 Agustus-8 September 2022, dibawah tema Christ’s Love Moves the World to Reconciliation and Unity (Kasih Kristus Menggerakkan Dunia menuju Rekonsiliasi dan Persatuan). Komite Sentral WCC menerima undangan sekaligus tawaran dari Gereja Injili Jerman untuk menjadi tuan rumah Sidang Raya XI DGD/WCC ini. Sidang Raya DGD merupakan momen yang signifikan karena memiliki perwakilan dari berbagai belahan bumi pun merupakan pertemuan oikumenis antar gereja-gereja di dunia.
Sidang Raya berlangsung setiap delapan tahun, dan ini akan menjadi Sidang ke XI DGD/WCC. Persidangan ini merupakan badan pemerintahan tertinggi DGD, yang diharapkan akan memberikan arahan untuk delapan tahun ke depan, sekaligus merupakan momen untuk memilih komite pusat periode berikutnya. Seperti halnya sidang-sidang sebelumnya, Sidang Raya XI DGD/WCC diharapkan berkontribusi untuk memperdalam persatuan gereja-gereja dalam Kristus sekaligus memberikan kesaksian bersama kepada seluruh dunia. Sidang ini akan menjadi tonggak sejarah perjalanan iman bersama akan keadilan dan perdamaian sebagai persekutuan gereja.
Pewarta: Markus Saragih