MANOKWARI,PGI.OR.ID-Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbang) Provinsi Papua Barat bekerjasama dengan Interfaith Rainforest Initiative (IRI) Indonesia Wilayah Papua Barat, melaksanakan Pembekalan Program Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis – Indonesia Chapter Papua Barat, di salah satu hotel di Manokwari, pada Rabu (23/6). Kegiatan ini diikuti tokoh lintas agama yang ada di provinsi tersebut.
Dalam sambutannya, Dewan Penasehat IRI Indonesia Pdt. Jimmy Sormin mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan sebagai respon terhadap persoalan hutan tropis yang konon dan berdasarkan riset semakin terdegradasi. Atas dasar itu kolaborasi bersama pemerintah, pelaku usaha, masyarakat adat, dan elemen lain terpanggil membangun, dan selanjutnya menyelamatkan hutan tropis demi masa depan.
“Puji Tuhan Papua Barat adalah salah satu tempat hutan terbesar di dunia setelah Amazon. IRI melihat apa yang dilakukan hari ini merupakan momen bersejarah bagi kebersamaan kita selaku masyarakat adat, agama, dan pemerintah untuk terus semakin berkomitmen dalam mendukung upaya perlindungan hutan tropis, sekaligus juga membangun kehidupan bersama,” jelas Pdt. Jimmy Sormin.
Sementara itu, Gubernur Papua Barat yang diwakili oleh Wakil Gubernur Papua Barat Mohammad Lakatoni menyebutkan, Papua Barat dengan luas keanekaragaman hayati terlengkap di bumi.
“Tahun 2015 sudah mendeklarasikan diri sebagai provinsi konservasi pertama untuk melindungi bumi dan isinya. Kebijakan Pemda melalui Perdasus tentang pembangunan berkelanjutan sebagai wujud pembangunan ekonomi,” jelasnya.
Lebih jauh dijelaskan, Perdasus memberi peluang dan tantangan karena minimal harus mempertahankan 75 persen tutupan hutan. Masyarakat adat menggantungkan kehidupan dari alam. Sebab itu, diharapkan melalui kegiatan ini bisa menghasilkan rekomendasi yang nantinya disampaikan ke Pemda agar nantinya dapat menjadi sebuah kebijakan.
Sedangkan Kepala Balitbang Papua Barat Prof. Charlie D Heatubun menyatakan, Papua Barat sebagai provinsi toleran di Indonesia dan memiliki indeks toleransi dalam 5 tahun terakhir selalu menempati urutan teratas. Selain itu, dalam hal pembangunan berkelanjutan Papua Barat adalah yang terdepan.
Menurutnya, untuk mewujudkan komitmen Pemda dan juga masyarakat, dibutuhkan kerjasama semua pihak. “Artinya pemerintah, akademisi, masyarakat sipil itu sudah ada, jadi kita perlu juga mengedepankan peran serta tokoh agama dan tokoh adat. Ini sesuatu yang cukup signifikan,” tandasnya.
Dia yakin apapun agama dan kepercayaan selalu mengedepankan upaya untuk melindungi, melestarikan ciptaan Tuhan dan bagaimana merawat bumi. Karena hal itu merupakan amanat agung yang memang sudah dititipkan kepada semua agama dan kepercayaan.
Untuk diketahui, selain di Indonesia, IRI juga terbangun dan bergerak di Brazil, Kolombia, Kongo, Meso Amerika, dan Peru, dalam gerakan bersama platform interfaith hutan tropis.
Pewarta: Markus Saragih