JAKARTA,PGI.OR.ID-Persidangan Sinode XXI Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Tahun 2021 resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo secara daring dari Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (26/10/2021). Persidangan yang sempat tertunda selama satu tahun karena pandemi Covid-19 ini, diikuti oleh utusan 326 jemaat GPIB di 26 provinsi di Indonesia.
Persidangan mengusung tema “Membangun Sinergi dalam Hubungan Gereja dan Masyarakat untuk Mewujudkan Kasih Allah yang Meliputi Seluruh Ciptaan” (Matius 22:37-39, Ulangan 6:5, Imamat 19:18), dan akan berlangsung pada 26-31 Oktober 2021, dengan titik pusat kegiatan secara daring di Surabaya, Jawa Timur dan di titik-titik jemaat di 26 provinsi, diawali ibadah yang dipimpin Ketua Majelis Sinode GPIB Pendeta Paulus Kariso Rumambi.
Agenda persidangan selain mendengarkan penyampaian laporan pertanggung jawaban Majelis Sinode XX tahun 2015-2021, juga akan menetapkan perangkat-perangkat gerejawi, serta pemilihan Fungsionaris Majelis Sinode (FMS) dan Anggota Bapan Pemeriksa Perbendaharaan Gereja (BPPG) periode 2021-2025.
Presiden Jokowi dalam pidatonya secara khusus menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Majelis Sinode dan seluruh warga GPIB di seluruh Indonesia atas partisipasinya bersinergi, bahu membahu dengan berbagai elemen bangsa yang lain mendukung pemerintah dalam penanganan dampak Covid-19, baik di bidang kesehatan maupun di bidang ekonomi. “Keterlibatan GPIB dalam penanganan dampak pandemi melengkapi kontribusi GPIB untuk mewujudkan damai sejahtera bagi seluruh ciptaan Tuhan di bumi Indonesia,” katanya.
Lanjut Presiden Jokowi, cita-cita mulia GPIB untuk mewujudkan damai sejahtera memiliki makna yang sangat penting, karena bangsa Indonesia berdiri di atas kebhinekaan, berbeda dan beragam dari latar belakang agama, suku, dan budaya. “Keragaman ini harus dilihat sebagai fondasi yang menguatkan persatuan Indonesia sebagai modal sosial untuk kemajuan bangsa, bukan ancaman yang menjadikan kita terpecah belah,” ujarnya.
Menurutnya, dilandasi kesadaran tersebut GPIB ke depan harus terus berkontribusi secara aktif membangun sinergi lintas agama, lintas budaya, dan lintas generasi. Membangun dan menguatkan moderasi beragama untuk menjaga tetap tegaknya Pancasila dan NKRI. “Saya percaya dengan pengalaman panjang selama ini, GPIB mampu bekerja dengan baik, menyebarkan pesan-pesan damai, membangun kerukunan dan suasana harmonis yang dilandasi sikap saling menghormati, saling menghargai dengan penuh penghormatan serta bersatu, bergandeng tangan untuk mewujudkan damai sejahtera secara bersama-sama,” katanya.