Jelang dua tahun pandemic terjadi seorang Pendeta di wilayah Jakarta Timur membeli masakan ayam rica dari seorang jemaatnya.”Ini sudah berlangsung hampir dua tahun. Dan saya mendorong warga yang lain untuk ikut saling berbagi dengan membeli produk-produk yang dijual oleh jemaat,” kata pdt itu.
Geliat warga gereja dalam mengakrabi pandemi yang hampir dua tahun memang beragam. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kesulitan yang timbul, secara khusus ekonomi. Pengendalian covid 19 secara umum tak hanya soal Kesehatan, seperti pemberlakuan protokol kesehatan yang harus terus menerus. Bidang lainnya juga tak kalah untuk didukunga dan dilakukan.
Ibu Martha (41) yang menjadi anggota jemaat di salah satu gereja di Jakarta Timur bersyukur, usaha yang ia lakukan di masa pandemi tetap bertahan dan bahan menjadi utama bagi keluarganya.
“Sejak suami saya di PHK karena pandemic 8 bulan lalu, usaha membuat kue inilah yang menjadi penopang utama. Kami diberi modal sedikit dari gereja lalu kami membuat kue dan memasarkannya ke warga lainnya,” ujarnya.
Ibu Martha yang mendapat pelatihan memasarkan produk dari seminar latihan memasarkan produk lewat teknologi digital. “Seminar itu sangat membantu. Saya punya Wa dan Facebook. Cuma itu alat saya berjualan. Puji Tuhan, produk saya banyak dikenal setelah tersebar lewat Wa dan FB,” tambahnya.
Literasi Digital
Peningkatan kemampuan atau skill memang amat diperlukan. Gereja melihat hal ini menjadi kebutuhan dasar bagi warganya untuk tetap bertahan di masa pandemi. Pelatihan yang dilakukan seperti beagaimana menguasai atau memasarkan dengan media sosial cukup ampuh mengatasi persoalan ekonomi warga jemaat.
Warga jemaat dilatih bagaimana menggunakan WA yang lebih dari biasanya juga media sosial Facebook. “Dilatih membuat foto yang bagus dari produk yang kita buat. Misalkan kita buat kue. Lalu bagaimana caranya agar foto dari kue itu menarik? Dari sudut mana dimabil. Lalu setelah itu membuat kalimat-kalimat yang juga menarik, sehingga orang yang membaca dan melihat foto itu semakin tertarik,” demikian kata Pdt tersebut.
Peran gereja dalam meliterasi warganya khususnya kecakapan digital atau digital skill memang menjadi kebutuhan yang perlu dipenuhi oleh gereja. Gereja perlu terus menerus melihat terobosan-terobosan yang dibutuhkan jemaatnya, khususnya tetap bertahan di masa pandemi. Di sinilah peran gereja itu harus terus menerus didorong. Selain penguatan iman, peran ini menjad peran sentral bagi gereja di masyarakat.
Penanganan pandemi Covid-19 bukan sekadar mengatasi penyebaran virusnya, juga pentingnya membangun pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk tetap sehat dan juga tetap bertahan secara ekonomi dan juga proses literasi digital bagi warga jemaatnya.
Meski proses itu berjalna mulus karena sering terjadi pembangkangan terhadap menjaga kesehatan dan warga yang hanya menengadahkan tangnnya menerima bantuan tanpa berbuat apa-apa. Di sinilah tugas gereja untuk memberikan pencerahan. Gereja sebagai influencer rohani, yaitu membantu mengomunikasikan dan mendiseminasikan secara efektif kepada masyarakat terkait kebijakan-kebijakan pemerintah menyangkut penanganan Covid-19, baik soalprotokol Kesehatan soal ekonomi dan lainnya.