JAKARTA,PGI.OR.ID-Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang diterapkan oleh pemerintah ditengah pandemi Covid-19 menimbulkan berbagai masalah yang harus dihadapi oleh siswa sekolah. Namun meski ditengah situasi itu, tetap dibutuhkan kesabaran dan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Pesan tersebut disampaikan Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom di Perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2021 yang dilaksanakan secara virtual melalui zoom dan youtube Yakoma PGI, pada Jumat (23/7). Perayaan yang berlangsung secara nasional ini, diinisasi oleh PGI bersama lembaga peduli anak, antara lain JKLPK, JPA, JPAB, KDM, Yapentra, dan Yayasan Mual Hapistaran.
“Memang banyak komplen yang tadi sudah disampaikan oleh adik-adik terkait PJJ ya. Kita dipaksa oleh keadaan, harus jaga jarak, dipaksa harus belajar di rumah, kadang membosankan, tidak memahami pelajaran, bermain dari rumah, bahkan ibadah juga dari rumah. Tidak ada pilihan memang, oleh karenanya yang paling dibutuhkan adalah kesabaran dari kita semua. Sebuah kesabaran tapi pada saat yang sama kita juga harus disiplin mematuhi protokol kesehatan,” katanya.
Kesulitan serupa, lanjut Ketum PGI, dirasakan oleh seluruh siswa di seluruh Indonesia. Belum lagi kesulitan ekonomi yang harus dialami orang tua untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sementara itu, kekerasan terhadap anak juga semakin meningkat di masa pandemi.
“Jika kondisi seperti ini, bagaimana masa depan kita sebagai bangsa? Ini sangat mengkhawatirkan. Dalam situasi ini saya mengajak kita semua, orang tua terutama dan para pendeta, untuk memperhatikan Mazmur 127: 4-5. Anak-anak bagaikan anak panah, dan pemanah itu adalah Tuhan. Sementara orang tua adalah busur yang harus direnggangkan. Para orang tua harus mempersiapkan anak panah yang Tuhan berikan, agar anak kita ditengah masa sulit akibat pandemi, tetap sebagai anak panah yang siap melesat jauh ke depan,” tegasnya.
Ditambahkan pula, ditengah masa sulit yang tidak pasti kapan akan berakhir, kita diajak untuk tunduk kepada Tuhan, dan pada waktunya Tuhan akan memberikan yang terbaik, termasuk bagi seluruh siswa sekolah. “Adik-adik semua jangan pernah putus asa dan menyerah, sekalipun sulit, bersama keluarga kita membangun Indonesia maju. Mari semua keluarga dan gereja saya undang untuk bersama-sama melindungi anak kita demi masa depan bangsa,” tandas Pdt. Gomar.
Perayaan HAN 2021 yang kembali dilaksanakan di tengah pandemi ini, selain diisi penampilan lagu oleh Martha (POP Academy), dan Albert Fakdawer (Aktor Terbaik dan AFI Junior), serta tarian oleh Anak Sekolah Minggu BNKP Gunung Sitoli, membuat semaraknya suasana. Selain itu, penayangan Suara Anak Indonesia, yang berisi kesan mereka di masa pandemi, dan Kesan Orang Tua terkait pergumulan mereka merawat sekaligus mendidik anak ditengah pandemi Covid-19. Semantara firman Tuhan disampaikan oleh Pdt. Asmoro.
Pada kesempatan tersebut, juga disampaikan sejumlah rekomendasi oleh Ridayani Damanik (BPA PGI) dan Benny Lummy (KDM) dari serial webinar yang telah dilaksanakan menuju puncak perayaan HAN 2021 ini. Beberapa rekomendasi tersebut diantaranya yaitu, negara perlu menyediakan atau memberi akses terkait fasilitas jaringan dan paket internet yang dapat dijangkau semua anak-anak, khususnya yang berasal dari keluarga pra-sejahtera dan di area remote.
Selain itu, Negara, Gereja dan Orangtua bertanggungjawab melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan, termasuk mencegah terjadinya pernikahan dini. Negara dan Gereja memberikan dukungan kepada orangtua/keluarga agar mampu mendampingi anak selama PJJ, antara lain dengan menyediakan psikolog/pekerja sosial untuk mendampingi orang tua yang beban kerjanya bertambah.
Dipenghujung acara, anak-anak di Rumah Pintar Ompu Anggiat Mual Hapistaran, Elsafan, GKPB Bali (GNH Abian Base), GKI Tanah Papua Jemaat Via Dolorosa Bintuni, KDM, bersama Ketum PGI, melakukan tiup lilin dan pemotongan kue di tempat masing-masing.
Pewarta: Markus Saragih