PAPUA SELATAN, PGI.OR.ID-Gereja harus proaktif dalam memberikan ruang bagi anak-anak, untuk tumbuh dan berkembang secara spiritual. Hal ini sangat penting untuk memastikan masa depan gereja yang kuat dan berkelanjutan.
“Sebab gereja sebagai lembaga rohani memiliki peran penting, dalam membentuk karakter dan iman anak-anak,” ujar Kepala Biro Perempuan dan Anak Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Sonnya M. Uniplaita, saat peringatan Hari Anak Nasional (HAN), Jemaat GPI Papua Betel, Tanah Merah, Papua Selatan, pada Minggu (23/7/2023).
Pdt. Sonnya menambambahkan, salah satu cara yang efektif adalah dengan menciptakan gereja yang ramah anak. Gereja ramah anak adalah gereja yang menyediakan lingkungan aman, nyaman, dan menarik bagi anak-anak. Di sini, mereka dapat belajar tentang iman melalui kegiatan-kegiatan yang disesuaikan dengan usia mereka.
Dalam gereja ramah anak, kata dia, ada ruang bagi anak-anak untuk berpartisipasi aktif dalam ibadah. Mereka diberi kesempatan untuk berdoa, bernyanyi, dan mendengarkan Firman Tuhan sesuai dengan tingkat pemahaman mereka, bahkan diberikan kesempatan dalam pelayanan ibadah minggu.
“Selain itu, ada juga program khusus seperti sekolah minggu atau kelompok kecil yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan spiritual mereka,” terangnya.
Melalui pendekatan ini, lanjut Pdt. Sonnya, gereja tidak hanya menjadi tempat di mana orang tua dapat meningkatkan iman anak-anak mereka, tetapi juga tempat di mana anak-anak dapat merasakan kasih sayang Tuhan secara langsung.
“Masa depan gereja sangat tergantung pada generasi muda ini. Oleh karena itu, penting bagi gereja untuk memberikan perhatian dan perhatian khusus kepada mereka,” tandasnya.
Dalam rangka Hari Anak Nasional, Pdt. Sonnya katakan, perlu disadari bahwa salah satu bidang yang masih memerlukan perhatian adalah perlindungan anak. Tema “Anak Terlindungi Indonesia Maju” (Anak Terlindungi untuk Indonesia Sejahtera) menekankan pentingnya menjaga hak dan kesejahteraan anak untuk memastikan kesuksesan masa depan mereka.
Menurut Pdt. Sonnya, data kekerasan terhadap anak yang masih tinggi, menempatkan gereja sebagai elemen yang berperan krusial memainkan peran penting dalam mempromosikan perlindungan dan kesejahteraan anak dalam komunitasnya.
“Gereja seperti itu harus menyediakan lingkungan yang aman dan mengasuh di mana anak-anak dapat tumbuh secara fisik, mental, emosional, dan spiritual,” imbaunya.
Oleh karena itu, Pdt. Sonnya menuturkan, memastikan perlindungan dan kesejahteraan anak Indonesia sangat penting untuk kemajuan negara. Gereja Ramah Anak dapat memainkan peran penting dalam mencapai tujuan ini dengan menyediakan lingkungan yang aman di mana anak dapat tumbuh secara holistik.
Dengan mengutamakan kebijakan perlindungan anak dan menawarkan program sesuai usia yang mempromosikan pendidikan dan kesejahteraan, kata dia, Gereja Ramah Anak berkontribusi untuk membangun masa depan yang sejahtera bagi generasi muda Indonesia.
“Sinode-sinode gereja anggota PGI, telah membuka diri dan memberikan ruang yang luas bagi anak tumbuh dan berkembang. Walaupun disadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan namun tidak menyurutkan langkah gereja untuk terus berupaya mendatangkan kebaikan bagi anak,” ungkapnya.
Beberapa jemaat dalam rangka menyambut hari anak, kata dia, memberikan ruang bagi anak berpartisipasi dalam ibadah Hari Minggu seperti yang dilakukan oleh Komisi Pelayanan Anak dan Remaja Jemaat GPI Betel Boven Digoel, dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan beberapa tugas pelayanan yang sedianya dilakukan oleh Penatua dan Diaken.
“Tentunya ini menjadi pengalaman baru dan menarik bagi anak-anak, karena selama ini mereka hanya sebagai ‘penonton’ dalam ibadah tetapi sekarang mereka yang turut terlibat langsung. Antusiasme anak sangat terlihat dari dari keseriusan mereka melakukan tugas pelayanan tersebut, tidak lupa dengan atribut baju daerah yang menunjukkna keberagaman namun satu dalam kasih Kristus,” pungkasnya.
Pewarta: Tiara Salampessy