JAKARTA,PGI.OR.ID-“Sudah makan?” tanya seorang relawan Gereja Melawan Covid-19 (GMC-19) kepada pedagang kopi keliling yang melintasi jalan Salemba Raya. “Belum,” jawabnya singkat dengan wajah cukup lesu. Segera relawan tersebut membagikan nasi bungkus yang ada di tangannya, sambil bertanya “masih ada temannya lagi?” Dengan antusias si pedagang menjawab “ada berapa orang di sana, bang!” sembari menunjuk jalan Diponegoro. Ia berbalik badan dengan sepedanya menuju lokasi dimaksud.
Benar saja, setelah itu berduyun-duyun pedagang kopi bersepeda lainnya datang ke tempat berbagi makanan dari GMC-19, tepat di depan Gedung Grha Oikoumene. Dengan cepat mereka berlalu, dan beberapa di antaranya menuju pojokan di depan kantor Pengurus Pusat GMKI. Bersila di atas trotoar, lahap mereka menyantap nasi bungkus yang diterimanya. Wajah lesu tadi berubah lumayan cerah berhiaskan senyuman. Waktu menunjukkan pukul tiga sore lewat beberapa menit. Bisa saja mereka tadi telah melewatkan waktu makan siang dengan perut kosong.
Dampak pandemi Covid-19 ini memang sungguh menghantam kehidupan masyarakat, khususnya yang berekonomi lemah. Terlebih pada saat pemberlakuan PPKM, kantor-kantor ditutup, dan banyak aktivitas non-esensial dilaksanakan dari rumah. Sehingga, seperti para pedagang kopi tadi kehilangan banyak konsumennya. Kebutuhan hidup sehari-hari harus dipenuhi, namun situasi semakin tidak bersahabat dengan para pengais rezeki di jalanan ini. Untuk makan 1 kali sehari pun mereka masih harus bergumul. Ada ribuan bahkan jutaan orang yang masih mengalami hal serupa.
Memberi Mereka Makan (3M) adalah gerakan diakonia yang didorong oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) sejak masa awal pandemi Covid-19. Hingga saat ini gerakan 3M masih sangat mendesak untuk dilakukan oleh gereja-gereja di Indonesia terhadap warga masyarakat yang tidak mampu. Tentu dengan situasi ancaman penularan virus yang semakin meningkat akhir-akhir ini, gerakan 3M harus dilakukan secara hati-hati dan lebih kreatif.
Sekalipun hampir semua orang mengalami dampak krisis ekonomi dan kesehatan akibat pagebluk ini, sebagai pengikut Kristus hal memberi tetap menjadi sebuah panggilan dan langkah iman. Kita memberi karena Tuhan lebih dahulu memberi. Memberi sebagai salah satu jalan untuk mengalami perjumpaan ilahi atau pengalaman spiritual, sekaligus wujud nyata pelayanan dan kesaksian. Memberi bukan semata karena berkelebihan, tetapi justru ditantang ketika dalam keterbatasan. Memberi tentu dari apa yang ada pada kita. Dengan memberi, kita sekaligus menolong diri sendiri memiliki semangat hidup yang optimis untuk bangkit dari situasi kelabu ini.
Mari lanjutkan gerakan 3M secara massif serta bentuk pelayanan lainnya yang semakin memuliakan nama Tuhan. Semoga badai besar ini segera berlalu!