SIGI,PGI.OR.ID-Pasca Bencana Alam yang terjadi di Sulawesi Tengah Wilayah Padagimo (Palu, Donggala, Sigi, Parigi Moutong) Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) melalui Unit PRB-PGI terus memberi dukungan bagi Jemaat GKST dan GPID yang berada di Wilayah Donggala dan Sigi yang sangat terdampak akibat peristiwa bencana alam tersebut. Tidak sedikit rumah warga dan rumah ibadah yang menjadi korban dari bencana alam yang sangat dasyat ini.
Unit PRB-PGI yang di dukung oleh Presbyterian Church of Ireland kini telah mendukung enam Jemaat GKST dan GPID di Wilayah Kabupaten Sigi dalam pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Jemaat. Enam Jemaat tersebut adalah GKST Jemaat Bethel Watubula, GPID Jemaat Filadelfia Lakuta, GKST Jemaat Imanuel Siroa, GKST Jemaat Karmel Puroo, GPID Jemaat Pniel Puroo, dan GPID Jemaat Tiberias Kangkuro.
Keenam Jemaat ini telah mendapatkan dukungan baik dalam bidang pertanian, peternakan, usaha pembuatan keripik pisang, usaha pembuatan sapu ijuk/sapu lidi, pendamping psikososial bagi anak-anak dan remaja, tof untuk guru-guru sekolah minggu remaja, nutrisi tambahan untuk anak-anak, remaja, ibu hamil dan lansia serta pelatihan pengurangan resiko bencana berbasis Gereja.
Unit PRB-PGI melaksanakan Kegiatan Penyusunan Rencana Strategis Komisi PRB Sinode GPID di Kantor Sinode, Kamis (10/12). Dalam kegiatan ini, Sekretaris Umum PGI Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty hadir dan menjadi salah satu narasumber dengan Materi Peran Gereja dalam Penanggulangan Bencana. Hadir pula Leo Ratuwalangon dari Yayasan Bumi Tangguh sebagai narasumber dan sharing pembelajaran dari beberapa teman-teman yang tergabung dalam Jakomkris (YEU, Pelkesi dan Rebana).
Keesokkan harinya Pdt. Jacky Manuputty, panggilan akrabnya, melakukan monitoring program yang telah terlaksana di Wilayah Sigi bersama Tim Unit PRB-PGI di dampingi Majelis Sinode GPID. Monitoring program di mulai dari Jemaat GPID dan GKST yang ada di Desa Puroo Kecamatan Lindu. Di Jemaat ini, kedatangan Sekum PGI bersama rombongan disambut dengat antusias dan penuh sukacita, dalam balutan kearifan lokal masyarakat Lindu.
Pdt. Jacky dan Ketua Umum Sinode GPID dipakaikan “Siga” (Penutup Kepala) sebagai simbol rasa sukacita dan berkat serta pengakuan dan penerimaan sebagai warga sekaligus orang tua bagi masyarakat Lindu. Kegiatan ini juga di hadiri oleh beberapa perangkat desa antara lain Sekertaris Camat Lindu, Kepala Desa Puroo, Tua-tua adat dan sebagian jemaat.
Pewarta: Sherly