KUPANG, PGI.OR.Id – Cuaca ekstrim yang diramalkan BMKG terjadi pada Sabtu (3/4) tepatnya pukul 08.00 WITA. Sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT), seperti Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Flores Timur, Ende, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, Sabu Raijua, Alor, TTS, dan TTU terdampak akibat cuaca ekstrem itu.
Bencana terjadi pada 5 April 2021. Hujan yang turun selama beberapa hari disertai angin kencang yang disebut Siklon Seroja menyebabkan banjir, tanah longsor, gelombang besar, dan banyak pohon tumbang. Ribuan orang, dari anak-anak sampai orang tua, terpaksa mengungsi untuk menghindari risiko musibah tersebut. Banyak orang mengalami luka ringan hingga berat, hilang, bahkan meninggal dunia.
Kerusakan akibat bencana itu, di antaranya Rumah/gedung berjumlah lebih 12.000 rumah, 1 dusun menghilang di Amarasi, 1 gedung sekolah TK, 1 gedung SMP dan 6 gedung gereja.
Bencana ini juga merengut korban jiwa yang tercatat 78 orang meninggal, 8 orang hilang (termasuk 1 anak berusia 7 tahun), 27 orang luka, dan lebih dari 969 jiwa yang mengungsi termasuk bayi, difabel, ibu hamil serta lansia.
Ternak seperti Sapi, Babi dan hewan lainnya belum terdata secara lengkap namun banyak yng hilang. Kerusakan pertanian, seperti sawah, ladang dan lainnya juga cukup besar jumlahnya belum lagi kerusakan fasilitas umum, seperti jalan dan jembatan putus, pasar terendam air, jaringan listrik, dan internet serta pipa air rusak.
Gerakan solidaritas
Gerakan solidaritas untuk penanganan bencana alam di NTT berlangsung di semua level, yaitu lokal, nasional, dan global. Mengingat anggotanya yang tersebar di hampir seluruh wilayah NTT, Sinode Gereja Masehi Injili Timor (GMIT) juga berupaya dalam penanggulangan bencana ini. Setidaknya terdampak bagi jemaat-jemaat di 52 klasis GMIT. dan data tersebut tersus bertambah.
Setelah Siklon Seroja mereda, terjadi kelangkaan beberapa bahan kebutuhan seperti seng, paku seng, bahan bakar minyak (BBM), dan sembako. Akibatnya, harga bahan-bahan tersebut meningkat harganya. Seng di Pulau Sabu naik 100% dari Rp. 50.000 menjadi Rp. 100.000 per lembar. Di Kota Kupang harga paku naik dari Rp. 25.000 menjadi Rp. 35.000 hingga Rp. 50.000/kg dan harga telur dari Rp. 48.000 menjadi Rp. 60.000/rak. Selain itu Di Kota Kupang stok genset habis. Pada satu-dua hari setelah siklon, hanya beberapa ATM yang berfungsi sehingga banyak sekali orang yang antre sepanjang hari tanpa menjaga jarak sesuai protokol Covid-19.
Aksi Bantuan GMIT
Sinode GMIT berkoordinasi dengan Pemerintah Propinsi dan Kabupaten di NTT untuk mengevakuasi anggota jemaat yang tertimbun longsor dan menetapkan status darurat.
Sejumlah jemaat GMIT juga membuka gedung gereja dan fasilitas gereja lainnya untuk menerima ribuan pengungsi, baik warga jemaat maupun umat beragama. Sinode GMIT juga membentuk Tim Tanggap Bencana Majelis Sinode GMIT terhadap Siklon Seroja yang mulai bertugas 7 April 2021 dan menggalang dukungan dari berbagai sumber.
Jemaat-jemaat dan klasis-klasis mulai bergerak, hingga kini telah membentuk sedikitnya 40 posko bantuan guna mengumpulkan serta mendistribusikan kebutuhan mendesak kepada yang terdampak dan lima anggota Majelis Sinode Harian (MSH) segera mengunjungi teritori-teritori GMIT untuk menguatkan jemaat.
Kebutuhan mendesak
Sejumlah posko pengungsian membutuhkan bantuan berupa sembako, susu, air mineral, pakaian, material bangunan, genset, terpal, tikar, WC darurat, minyak tanah, obat-obatan, popok bayi, pembalut, sabun, pasta gigi, masker, hand sanitizer.
Pewarta : Phil Artha