JAKARTA,PGI.OR.ID-Aktivis Perempuan Papua dan Papua Barat menemui MPH-PGI di Grha Oikoumene, Jakarta, pada Senin (18/10/2021), untuk menyampaikan aspirasi dan berbagai permasalahan di Tanah Papua.
Pada kesempatan itu, Ketua Tim Aktivis Perempuan Papua dan Papua Barat Sofia Maipauw, menyampaikan keprihatinan atas apa yang terjadi di Bumi Cenderawasih ini. Menurutnya, banyak Orang Asli Papua (OAP) yang tidak memperoleh hak dan kesejahteraan yang selama ini dijanjikan pemerintah, terutama kelompok perempuan dan anak. Dia berharap ada mekanisme agar keterwakilan perempuan dapat ditingkatkan di Tanah Papua, sehingga dapat menyelesaikan persoalan-persoalan perempuan dan anak di daerah ini.
Permasalahan lain diungkapkan Anike Sabumi, diantaranya terkait kemiskinan, kurangnya pendidikan, kekerasan, kematian ibu dan anak yang tinggi, serta terjadinya pelanggaran terhadap masyarakat adat. “Belum lagi tidak adanya tenaga dokter spesialis, di masa pandemi mama di pasar sekarang tidak terima BLT, mininnya ketersediaan rumah layak huni, rekrutmen tenaga kerja tidak berpihak kepada OAP, dan pengungkapan pelanggaran HAM belum dilaksanakan pemerintah,” tambahnya.
Sebab itu, Anike berharap ada win win solution melalui dialog konstruktif antara Papua-Jakarta, sehingga terjadi proses pemulihan dan pengembalian hak dasar OAP. “Sebagai perempuan yang melahirkan, kami menyampaikan hak kami. Dan berharap PGI dapat membantu menyampaikan dan mendorong pemerintah. PGI bisa menyampaikannya baik nasional maupun internasional,” ujarnya.
Sekretaris Umum PGI Pdt. Jacky Manuputty menyampaikan terimakasih atas update situasi Papua yang telah disampaikan oleh Aktivis Perempuan Papua dan Papua Barat. Menurutnya, PGI sangat intens mendiskusikan permasalahan yang terjadi di Papua. “Tinggal yang perlu sekarang adalah aksi, bagaimana mendisain daya dorong agar dapat direspon. Kami sudah menyampaikan semua kepada presiden, termasuk bersama Ketua GKI Tanah Papua menyerahkan hasil KGM. Sikap PGI terhadap Papua juga sudah diserahkan ke pemerintah. Tapi memang ujungnya tidak tuntas. PGI selalu mengajak gereja untuk mendorong dialog,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Wasekum PGI Pdt. Krise Anki Gosal. Dia pun mengajak untuk tetap bergandeng tangan dalam rangka menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di Tanah Papua.
Pewarta: Markus Saragih