JAKARTA,PGI.OR.ID-Berbicara tentang peran agama dalam pembangunan berkelanjutan, delapan tokoh organisasi keagamaan yang mewakili PP Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Pesekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) menegaskan pentingnya mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) ke dalam pelayanan umat.
Dalam workshop “Keberagaman Beragama untuk Pembangunan Berkelanjutan” pada Rabu (16/6), yang diusung Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas dan didukung kerjasama Indonesia-Jerman yang dijalankan The Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH, para tokoh agama bersama bertukar pandangan dan pengalaman dalam upaya mendukung pembangunan nasional.
Sembilan tahun menjelang 2030 yang menjadi batas waktu pencapaian TPB/SDGs pemerintah Indonesia telah berhasil meningkatkan capaiannya dan menempati peringkat 101 pada 2021 naik dari posisi tahun sebelumnya. Selama 2013 hingga 2019, Indonesia telah berhasil menurunkan persentasi kejadian stunding sebanyak 10% dari sebelumnya 37,2% di 2013 menjadi 27,6% pada 2019. Sementara itu penurunan kejadian tuberculosis sebanyak 41,6% dari sebelumnya 312 per 100.000 penduduk pada 2019 dan menjadi hanya 182 penduduk di 2020 juga menjadi salah satu capaian penting yang mendorong kenaikan posisi Indonesia dalam pencapaian TPB/SDGs.
Namun demikian, TPB/SDGs yang mencakup 17 (tujuh belas) tujuan utama dan 169 target untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan yang inklusif bagi manusia dan lingkungan kini dan masa mendatang sangatlah luas dan memerlukan kolaborasi multi pihak agar tercapai. Organisasi keagamaan sebagai salah satu ujung tombak dan pelopor pembangunan memegang peranan penting untuk mencapai TPB/SDGs. Setidaknya 30.900 sekolah tingkat dasar hingga menengah atas yang ada di seluru pelosok Indonesia merupakan kontribusi organisasi keagamaan untuk mewujudkan pendidikan berkualitas. Begitupun kontribusi dalam pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial ke umat yang juga sejalan dengan konsep TPB/SDGs.
Mewakili Kementerian PPN/Bappenas, Dr. Vivi Yulaswati, MSc, selaku Ketua Sekretariat SDGs Indonesia menyampaikan apresiasi pemerintah Indonesia terhadap kontribusi organisasi keagamaan dalam pembangunan nasional. Lebih lanjut beliau menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk organisasi keagamaan untuk bersama-sama mencapai TPB/SDGs. Seperti telah berlangsung selama ini bahwa Bappenas selalu melibatkan pihak non pemerintah baik akademisi, swasta, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi keagamaan dalam konsultasi kebijakan khususnya yang terkait dengan TPB/SDGs. Hal ini sejalan dengan prinsip kerjasama multi pihak yang menjadi poin tujuan 17 dari TPB/SDGs itu sendiri.
Pandangan miring bahwa nilai agama tidak relevan dengan perkembangan dunia dan pembangunan tidaklah tepat. Pada dasarnya nilai-nilai agama bukan hanya selaras dengan tujuan pembangunan, namun justru menjadi dasar pembangunan seutuhnya. Hal-hal seperti keadilan, menolong sesama, mengangkat derajat orang miskin, kesetaraan, dan peletarian lingkungan telah lama menjadi inti dari ajaran-ajaran agama. Karenanya tokoh-tokoh agama memainkan peran penting untuk menyiarkan nilai-nilai universal dan kerukunan kepada umat untuk bersama-sama mencapai tantangan TPB/SDGs.
Turut hadir dalam workshop tersebut Philipp Johannsen selaku Lead Advisor Governance and Inclusive Growth dari GIZ yang menjadi pelaksana kerjasama Indonesia-Jerman.
Dalam sambutannya beliau menyampaikan komitmen Jerman selaku mitra pembangunan Indonesia untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mencapai TPB/SDGs. Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia menunjukan contoh yang baik dalam praktek kebebasan beragama dan terlihat betapa kontribusi agama dalam pembangunan di Indonesia sangat penting.
Pada workshop tersebut, perwakilan lintas organisasi keagamaan juga mendapat pelatihan bagaiamana memahami TPB/SDGs ke dalam perencanaan kegiatan atau program pelayanan umat masing-masing organisasi. Diharapkan ke depannya, organisasi keagamaan dapat mensinergikan kegiatan dan program mereka ke dalam kerangka TPB/SDGs. Untuk itu sebagai tindak lanjut dari workshop ini, Bappenas didukung GIZ akan bersama-sama memfasilitasi organisasi keagamaan dalam upaya kontribusi mereka mencapai TPB/SDGs.