KUPANG, PGI.OR.ID – Kondisi daerah Amarasi Barat butuh perlu bantuan segera. Informasi yang diterima tim relawan Sinode GMIT menyampaikan sejak bencana longsor, banjir bandang dan angin topan pada Sabtu dan Minggu (4/4) kondisi daerah Amarasi Barat tak tersentuh.
Akibat siklon tersebut banjir terjadi di muara kali Oesain yang menggenangi rumah warga di jemaat GMIT Buatam, jemaat Oesain dan jemaat Nefo yang ditimpa longsor. Akibat longsor tersebut tanaman warga seperti jagung terancam gagal panen.
Sejumlah warga telah mengungsi di lokasi pengungsian di daerah Batuna Merbaun dan mereka membutuhkan beberapa bahan, antara lain; pangan, higien kits, toilet darurat, minyak tanah hingga seng untuk perbaikan rumah mereka.
Sabu Raijua Terisolir
Sementara informasi yang diterima redaksi juga menyebutkan daerah Sabu Raijua masih sulit ditembus. Informasi yang disampaikan Pdt. Heri Herewila, Sabu Barat akibat kondisi bencana mengalami kerusakan parah. Listrik padam saat bencana terjadi hingga kini belum menyala.
Kerusakan rumah warga diperkirakan berjumlah sekitar 12 ribu rumah rusak berat, puluhan gereja rusak berat, 2 korban meninggal dan 2 hilang. Kondisi daerah itu juga belum bisa ditembus sehingga terisolir. Kebutuhan yang amat diperlukan bagi warga di Sabu Barat adalah bahan makanan, sensor pohon, genset, terapi, bahan bangunan, terutama seng dan paku dan air bersih.
“Mohon dukungan doa bagi kami khususnya di wilayah-wilayah yang masih terisolir seperti di Sabu Barat,” kata Pdt. Merry Kolimon dalam pesan WA-nya.
Pewarta : Phil Artha