Sekum PGI: Dunia Kesusastraan Indonesia Sangat Kehilangan Bung Remy
JAKARTA,PGI.OR.ID-Seniman, sastrawan, novelis, wartawan, dan sekaligus aktor Remy Sylado (77) telah berpulang ke Sang Khalik pada Senin (12/12/2022). Dalam beberapa bulan terakhir, kondisi kesehatan Remy Sylado memang menurun. Pria kelahiran 12 Juli 1945 ini, harus diobservasi kondisi kesehatannya selama dua hari di rumah sakit.
Semasa hidupnya, pria bernama asli Yapi Panda Abdiel Tambayong ini, pernah aktif pula memberikan pelatihan di Yakoma PGI akhir tahun 80-90an. “Remy Sylado adalah salah satu budayawan Kristen dengan kapasitas yang sangat mumpuni. Bung Remy kuasai beberapa bahasa dan rajin menulis. Saya bersyukur pernah dibina olehnya, saat Remy melatih di Yakoma-PGI pada akhir 80-an sampai awal 90-an,” ungkap Sekum PGI Pdt. Jacklevyn F. Manuputty.
Menurutnya, Remy Sylado dengan beberapa seniman Kristen lainnya kerap menyambangi kantor Yakoma-PGI saat itu, di Jl. Cempaka Putih Timur XI No.26, Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, untuk berdiskusi. “Remy selalu melatih dengan keras dan mengajak kami berdialog secara mendalam. Kerasnya ia melatih pernah saya rasakan saat kita disuruh masuk sungai di Cipinang sebagai bagian dari latihan,” kisahnya.
Bagi Sekum PGI, horizon pengetahuan Remy Sylado sangat luas, dan dia selalu mengartikulasikannya dengan jelas. “Dunia kesusastraan Indonesia sangat kehilangan atas meninggalnya Bung Remy. Bagi saya Remy bukan sekedar sastrawan tetapi juga budayawan, dan cendekiawan,” tandasnya.
Sosok Remy Sylado memang tidak hanya berkarya sebagai sastrawan. Dia pun dikenal sebagai aktor. Beberapa film yang dibintanginya adalah Tinggal Sesaat Lagi (1986), Taksi (1989), Bulan di Atas Kuburan (2015), Senjakala di Manado (2016), dan lainnya. Selain menjadi aktor, dia juga berkarya sebagai seorang penulis skenario. Beberapa film yang skenario ditulis olehnya yakni Duo Kribo (1977), Ombaknya Laut Mabuknya Cinta (1978), dan Ca-bau-kan (2001).
Beberapa novel juga ditulis olehnya, seperti Gali Lobang Gila Lobang (1977), Kita Hidup Hanya Sekali (1977), Kembang Jepun (2002), Namaku Mata Hari (2010), dan masih banyak lagi. Salah satu novel karya Remy yang populer adalah Ca Bau Kan: Hanya Sebuah Dosa, yang dirilis pada 1999. Novel tersebut bahkan diadaptasi menjadi sebuah film yang berjudul Ca-bau-kan. Selamat jalan dalam damai sorgawi, Bung Remy.
Pewarta: Markus Saragih