Bantuan bagi Korban Bencana di NTT Diberangkatkan dari Grha Oikoumene
JAKARTA,PGI.OR.ID-MPH-PGI memberangkatkan bantuan bagi korban bencana di NTT dari Grha Oikoumene, Jakarta, Senin (19/4), pukul 20.30 WIB. Bantuan berupa genset (20 unit), pakaian layak pakai untuk bayi, anak, hingga orang dewasa, Alkitab, buku-buku, pembalut, serta makanan ringan diangkut dengan satu buah truk.
Pengiriman bantuan yang pertama ini, diperkirakan akan menempuh perjalanan selama satu minggu, dengan rute Jakarta, Solo, Tanjung Perak (Surabaya), selanjutnya menaiki kapal ferry ke Makassar, dan langsung menuju kantor Sinode GMIT di Jalan S.K. Lerik, Kota Baru, Kupang. Sebelumnya pengiriman bantuan direncanakan dengan menggunakan pesawat Hercules, sayangnya jadwal penerbangan ternyata ada di bulan Mei.
Wasekum PGI Pdt. Krise Gosal menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan melalui PGI. “Mewakili MPH-PGI kami menyampaikan terima kasih kepada gereja, lembaga mitra maupun perorangan, yang telah menyumbang bahan-bahan yang telah kami umumkan sebelumnya yaitu genset, Alkitab, makanan kering, pakaian layak, pakaian dalam baru, perlengkapan mandi, selimut dan handuk. Terima kasih untuk kepeduliannya, dan kami berharap semoga ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita,” katanya.
Sementara itu, sebelum memberangkatkan bantuan, Sekum PGI Pdt. Jacky Manuputty menyampaikan terima kasih kepada relawan yang telah terlibat dalam proses sortir dan packing seluruh bantuan yang dikirim ke PGI.
“Ini adalah spirit kita, spirit kerelawanan, yang harus tetap hidup karena itu adalah DNA kita. Seperti yang kita nyatakan saat ini. Sehingga truk bantuan pertama bisa diberangkatkan. Kita doakan semoga perjalanan lancar, dan bantuan dapat diterima dengan baik,” tandas Pdt. Jacky.
Pengiriman bantuan berikutnya dijadwalkan akan berangkat dari Grha Oikoumene, Jakarta pada Selasa (20/4), dengan tujuan kantor Sinode Gereja Kristen Sumba (GKS) di Jalan. R. Suprapto 23, Waingapu, Sumba, NTT.
Wujud Kepedulian
Proses sortir dan packing masih terus berlanjut hingga hari ini, dan yang menarik adalah kehadiran relawan Lidia Dwi Setyawati, seorang Muslim yang meski sedang menjalan ibadah puasa, namun ikut membantu.
Menurutnya, ini dilakukan sebagai wujud kepedulian terhadap mereka yang terdampak bencana di wilayah NTT.
“Saya turut merasakan bagaimana penderitaan yang dialami akibat bencana itu, kita harus peduli dan mau menolong tanpa melihat latarbelakang. Meski lagi puasa, karena iklas membantu jadi tidak terasa capek untuk mensortir dan packing bantuan,” ujar warga Tanah Abang, Jakarta ini.
Lidia pun berharap bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak dapat meringankan beban penderitaan para korban.
Pewarta: Markus Saragih