JAKARTA,PGI.OR.ID-Baik Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) maupun Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memiliki kepedulian yang sama yaitu bagaimana mencegah dan melawan intoleransi serta korupsi, yang kerap terjadi di tengah bangsa ini.
Hal ini terungkap dalam pertemuan antara Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep dengan MPH-PGI di Grha Oikoumene, Jakarta, pada Selasa (3/10/2023).
Kaesang, yang didampingi Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, dan Sekjen PSI Raja Juli Antoni, sebelumnya mengungkapkan kedatangan pengurus PSI adalah dalam rangka memohon nasihat terkait pencegahan intoleransi dan korupsi.
“Fokus kami adalah bagaimana intoleransi yang masih terjadi di sejumlah daerah di Indonesia ini, bisa kita mencegahnya, juga persoalan korupsi. Dan kami bersyukur sejak 4 tahun berjalan, anggota kami selalu memegang teguh untuk melawan intoleransi dan mencegah korupsi. Saya berharap ini bisa terus dilakukan, tentunya dengan melibatkan seluruh lembaga,” ujar putra sulung Presiden Jokowi ini.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom mengakui bahwa DNA PSI dan PGI memiliki kesamaan, yaitu melawan gerakan intoleransi dan korupsi. Menurutnya, salah satu upaya yang dilakukan oleh PGI adalah mengkampanyekan agar gereja tidak menyodorkan proposal kepada caleg.
“Kami mengkampanyekan agar gereja tidak kasih proposal ke caleg maupun timsesnya supaya ongkos politik mereka tidak menjadi mahal. Melainkan mari mengumpulkan persembahan bagi caleg yang dianggap layak didukung supaya ringan beban mereka. Ini salah satu cara memberantas korupsi,” jelasnya.
Sebab itu, ujar Pdt. Gomar Gultom, PGI mendukung sepenuhnya seluruh upaya dalam rangka gerakan demokratisasi, gerakan politik di Indonesia yang berupaya memperjuangkan Indonesia yang toleran dan bebas korupsi.
“Dari platformnya yang sama, kita berharap di bawah kepemimpinan Mas Kaesang dunia perpolitikan kita berbenah diri untuk lebih setia kepada Pancasila, tetapi juga tetap dalam suasana anak-anak muda, gembira, santai dan santuy,” katanya.
Kaesang mengapresiasi kampanye yang telah dilakukan PGI. “Betul apa yang disampaikan Pak Pdt. Gomar supaya tidak meminta sumbangan dari para caleg maupun capres, karena nanti caleg dan capres tersebut biaya kampanyenya membengkak, nanti minta balik modal setelah jadi pejabat. Kalau kami dari PSI senang karena biaya kampanyenya kecil,” ujarnya sambil tersenyum.
Para pimpinan gereja yang turut hadir dalam pertemuan ini, menyampaikan harapan kepada PSI, seperti yang disampaikan Ketua Umum PGIW Banten Pdt. Benny Halim. “Intoleransi dan korupsi adalah persoalan klasik di negara ini. Maka kata kuncinya adalah bagaimana kader PSI berkomitmen untuk tidak terlibat dalam kedua persoalan itu. Ini sangat penting sehingga kehadiran PSI membawa aura solidaritas dan angin segar di tengah bangsa ini,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Umum PGIW DKI Pdt. Arliyanus Larosa. Dia berharap dibawah kepemimpinan Kaesang, PSI tetap fokus, dan semakin kuat dalam melawan intoleransi dan korupsi.
Diakhir pertemuan, Sekjen PSI yang sekaligus Wakil Menteri Agraria dan Rata Ruang (ATR/BPN) Raja Juli Antoni menyampaikan terimakasih atas semua masukan yang telah diberikan. Masukan-masukan tersebut menurutnya akan dirumuskan sebagai agenda politik PSI, sehingga kehadiran partai yang belum lama berdiri ini dapat menjadi garam dan terang.
Pewarta: Markus Saragih